2.8 Surfaktan
Surfaktan itu ditandai dengan adanya gugus polar dan gugus non-polar pada suatu molekul. Gugus polar atau bagian hidrofilik dapat bermuatan positif atau negatif, yang
dapat meningkatkan surfaktan kationik atupun anioniknya. Gugus non-polar atau bagian hidrofobik pada umumnya merupakan rantai hidrokarbon yang fleksibel
walaupun ada terdapat sejumlah senyawa yang termasuk molekul biologis, dengan gugus hidrofobik aromatis Attwood, 1983. Bagian hidrofilik dari molekul
digambarkan secara skematis sebagai bagian kepala berbentuk bulat, sedangkan bagian hidrofobik sebagai bagian badan berbentuk rantai zig-zag.
Gambar 2.2 Gambar suatu molekul surfaktan
Tang, 2011.
Salah satu contoh surfaktan adalah molekul Natrium dodesyl sulfat NaDS berikut :
CH
3
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- CH
2
- SO
4 -
- Na
+
Hidrofobik hidrofilik
Attwood, 1983. Dalam pelarut polar, misalnya air, molekul-molekul ini akan menunjukkan perbedaan
sifat saat berinteraksi dengan air. Bagian polar akan berinteraksi dengan air, sementara bagian yang polar menghindar berinteraksi dengan air dan berada di atas permukaan.
Sifat amphiphilik molekul inilah yang membuat terjadinya pengumpulan self- association. Kemudian pengumpulan self-association ini membentuk suatu agregat
yang disebut dengan misel. Bagian hidrofobik akan beragregat membentuk inti dari misel ini Domínguez, 1997. Gambar pembentukan misel dapat dilustrasikan seperti
gambar 2.3 dibawah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.3 Pembentukan Miesel http:www.biolinscientific.com Keterangan :
- A menunjukkan gambar surfaktan merupakan molekul yang amphiphilik - B menunjukkan sifat saat berinterkasi dengan air
- C menunjukkan terjadinya agregat yang merupakan misel Sebagai contoh, berikut akan digambarkan pembentukan misel pada senyawa Natrium
dodesyl sulfat NaDS di dalam air gambar 2.4
Gambar 2.4 Model pembentukan misel berbentuk bola pada senyawa Natrium dodesyl sulfat NaDS Domínguez, 1997.
Klasifikasifikasi utama dari surfaktan adalah sebagai berikut : 1. Anionik
Anion dari senyawa merupakan jenis surfaktan, misalnya : Kalium laurat
CH
3
CH
2 10
COO
-
K Natrium dodecyl lauril sulfat
CH
+ 3
CH
2 11
SO
4 -
Na Asam heksadesylsulfonik
CH
+ 3
CH
2 15
SO
3 -
H 2. Kationik
+
Kation dari senyawa itu merupakan spesis surfaktan, misalnya :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Heksadecylcetyltrimethilammonium CH
3
CH
2 15
N
+
CH
3 3
Br bromida
-
Dodecylamine hydroklorida CH
3
CH
2 11
N
+
H
3
Cl 3. Ampholytik
–
Surfaktan jenis ini dapat bersifat anionik, non ionik, maupun kationik tergantung pada harga pH larutannya. Bentuk zwitterion dari N-dodecyl-N,N-
dimethyl adalah sebagai berikut : C
12
H
25
N
+
CH
3 2
CH
2
COO 4. Non-ionik
–
Air yang terlarut dalam jenis surfaktan ini dapat mengandung gugus hidroksil ataupun rantai polioxyetilene. Misalnya, polioxyetilene p- tertoctylphenyl eter.
C
8
H
17
C
6
H
4
OCH
2
CH
2
O
10
Polioxyetilene monoheksadecyl eter : H
CH
3
CH
2 15
OCH
2
CH
2 21
OH Attwood, 1983.
2.9 Konsentrasi Misel Kritis