Selanjutnya direfluks pada suhu 80
o
C – 90
o
C selama 6 jam sambil diaduk. Kelebihan pelarut diuapkan dengan rotarievaporator. Residu yang diperoleh dilarutkan dalam
100 mL n heksan Kemudian dicuci dengan larutan NaCl jenuh sebanyak tiga kali masing-masing 25 mL. Diambil lapisan atas. Ditambahkan Na
2
SO
4
selama 1 malam. Disaring dan diuapkan. Selanjutnya hasil yang diperoleh diidentifikasi melalui analisis
spektroskopi FT-IR, ditentukan harga CMC, dan diuji titik lebur.
3.3.4. Pembuatan Alkanolamida Fosfat 3.3.4.1. Pembuatan Etanolamida Fosfat
Ke dalam labu alas volume 50 mL dimasukkan etanolamida dan asam fosfat dengan perbandingan molar 1:2, yaitu 10 gram alkanolamida dan 4 mL asam fosfat.
Dipanaskan pada suhu 55-60 C. Campuran diaduk dengan magnetik stirer.
Perkembangan reaksi diamati dengan menganalisis jumlah asam fosfat yang tidak bereaksi dalam campuran dengan metode titrimetri 3.3.5. Untuk membuang
kelebihan asam fosfat, produk dilarutkan dalam etanol. Disaring dan dicuci residu dengan dietil eter. Hasil yang diperoleh diidentifikasi melalui analisis spektroskopi
FT-IR, ditentukan harga CMC, dan diuji titik lebur
3.3.4.2. Pembuatan Dietanolamida Fosfat
Ke dalam labu alas volume 50 mL dimasukkan dietanolamida dan asam fosfat dengan perbandingan molar 1:3, yaitu 10 gram alkanolamida dan 10 mL asam fosfat
Dipanaskan pada suhu 55-60 C. Campuran diaduk dengan magnetik stirer.
Perkembangan reaksi diamati dengan menganalisis jumlah asam fosfat yang tidak bereaksi dalam campuran dengan metode titrimetri 3.3.5. Untuk membuang
kelebihan asam fosfat, produk dilarutkan dalam etanol. Disaring dan dicuci residu dengan dietil eter. Hasil yang diperoleh diidentifikasi melalui analisis spektroskopi
FT-IR, ditentukan harga CMC, dan diuji titik lebur
3.3.5. Analisis Asam Fosfat yang Tidak Bereaksi
Diambil ± 0,1 gr campuran produk. Dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer. Dilarutkan dalam ± 10 mL aquades. Diaduk hingga larut. Ditambahkan 3 tetes metil
jingga. Dititrasi dengan NaOH 0,1209 N. Diamati perubahan warna dari merah menjadi jingga. Titik ekivalen menunjukkan bahwa alkanolamida sudah habis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bereaksi dengan asam fosfat. Dihitung volume NaOH yang habis dipakai. Apabila volume NaOH yang dipakai sudah semakin berkurang dan mulai konstan, hal ini
menunjukkan alkanolamida sudah habis bereaksi dengan asam fosfat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4. Bagan Penelitian
3.4.1. Pemisahan Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh dari Asam Lemak Bebas
40 gram asam lemak bebas dimasukkan ke dalam gelas
Erlenmeyer volume 500 mL ditambahkan 150 mL n-heksan
diaduk dengann magnetik stirer larutan asam lemak bebas
dimasukkan Na
2
SO
4
anhidrous didiamkan 1 malam
disaring dengan menggunakan kertas saring
larutan asam lemak bebas, bebas air
dipanaskan pada suhu 40-50 C
didiamkan sejenak dimasukkan ke dalam kulkas pada suhu 0
C disaring dengan corong Buchner
residu filtrat
dikeringkan dalam desikator padatan asam palmitat campuran
Na
2
SO
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4.2. Pembuatan Metil Palmitat Campuran
30 gram asam palmitat campuran dimasukkan ke dalam labu leher dua volume
250 mL ditambahkan 18 mL metanol
ditambahkan 50 mL benzena sambil diaduk
destilat residu
diekstraksi dalam 50 mL n-heksana lapisan atas
lapisan bawah dicuci dengan aquadest sebanyak dua kali
dirangkai alat refluks yang dilengkapi dengan tabung CaCl
2
ditambahkan 0,7 mL H
2
SO
4p
direfluks selama 5 jam pada suhu 70-80 C
campuran diuapkan kelebihan metanol dan pelarut dengan
rotarievaporator
lapisan atas lapisan bawah
dikeringkan dengan CaCl
2
anhidrous disaring
flitrat residu
dikeringkan dengan Na
2
SO
4
anhidrous disaring
filtrat residu
residu metil palmitat campuran dirotarievaporator
analisa FT-IR analisa GC
destilat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4.3. Pembuatan Alkanolamida 3.4.3.1 Amidasi Metil Ester Asam Lemak dengan Etanolamin