Analisis Taraf Kesukaran Daya Pembeda

3.6.2 Metode Penyusunan Perangkat Tes

Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a Menentukan tujuan mengadakan tes. b Menyusun kisi-kisi. c Menulis soal. d Uji coba dan analisis soal. e Revisi dan merakit soal Arifin, 2012: 88

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum melaksanakan tes penalaran pada sampel, maka dilaksanakan tes uji coba terlebih dahulu. Setelah dilakukan tes uji coba, dilaksanakan analisis butir tes yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Analisis butir tes ini dapat membantu mengetahui butir mana yang telah memenuhi syarat serta membantu memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan soal yang disusun. Analisis butir uji tes tersebut meliputi taraf kesukaran, daya pembeda, reliabilitas, dan validitas butir tes

3.7.1.1 Analisis Taraf Kesukaran

Jawaban terhadap butir item soal bentuk uraian secara teoritis tidak ada yang salah mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban tersebut akan berperingkat sesuai dengan mutu jawaban masing-masing peserta didik. Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal bentuk uraian adalah sebagai berikut. = − Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran digunakan tolok ukur sebagai berikut. 1 0,71 ≤ TK ≤ 1,00, soal termasuk kriteria mudah 2 0,31 ≤ TK ≤ 0,70, soal termasuk kriteria sedang 3 0,00 ≤ TK ≤ 0,30, soal termasuk kriteria sukar Arifin, 2012 : 135. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 15, diperoleh indeks kesukaran nomor 1 sebesar 0,673, nomor 2 sebesar 0,553, nomor 3 sebesar 0.638, nomor 4 sebesar 0,314, nomor 5 sebesar 0,047, nomor 6 sebesar 0,412, nomor 7 sebesar 0,124, dan nomor 8 sebesar 0,520. Oleh karena itu, soal nomor 1, 2, 3, 4, 6 dan 8 termasuk soal dengan kriteria sedang serta soal nomor 5 dan 7 termasuk kriteria sukar.

3.7.1.2 Daya Pembeda

Menurut Arikunto 2007: 211 ,daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal dalam Arifin 2012: 146 adalah sebagai berikut. = XKA − XKA Skor maksimum soal Keterangan: XKA : rata-rata kelompok atas, XKB : rata-rata kelompok bawah. Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda, dapat digunakan kriteria sebagai berikut, 1 ≥ 0,40 = sangat baik 2 0,30 ≤ 0,40 = baik 3 0,20 ≤ 0,30 = cukup, soal perlu perbaikan 4 0,20 = kurang baik, soal tidak digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 16, diperoleh koefisien daya pembeda soal nomor 1 sebesar 0,06, nomor 2 sebesar 0,05, nomor 3 sebesar 0,34, nomor 4 sebesar 0,44, nomor 5 sebesar 0,08, nomor 6 sebesar 0,42, nomor 7 sebesar 0,28, dan nomor 8 sebesar 0,56. Oleh karena itu, soal nomor 1, 2 dan 5 termasuk kriteria daya pembeda tidak baik, nomor 7 termasuk kriteria cukup, nomor 3 termasuk kategori baik, serta no 4, 6 dan 8 termasuk kriteria sangat baik.

3.7.1.3 Reliabilitas

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TREFFINGER BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI GEOMETRI

0 21 456

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 15 251

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS

0 11 258

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN.

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR.

0 1 221

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIKA MATEMATIK PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTsN 1 KOTA MAKASSAR

1 2 213

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTs - Raden Intan Repository

0 0 109

Perbandingan Pendekatan AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dan Pendekatan PMR (Pendidikan Matematika Realistik) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Peserta Didik Kelas X IPA SMAN 15 Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 101