Pengertian Belajar Landasan Teori

14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks Dimyati, 1994: 8. Menurut Skinner, sebagaimana dikutip oleh Dimyati 1994: 8, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sedangakan menurut gagne yang juga dikutip oleh Dimyati 1994: 9 belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Perubahan perilaku tersebut merupakan hasil interaksi berbagai macam unsur-unsur dalam belajar. Selain pengertian di atas pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh seorang pakar psikologi yang bernama Anni 2004: 2, antara lain adalah sebagai berikut. 1 Menurut Gagne dan Berliner, belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. 2 Menurut Morgan et.al., belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. 3 Menurut Slavin, belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. 4 Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Anni 2009: 84-85 belajar dipandang sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat berbagai macam unsur,antara lain: 1 pembelajar, yaitu peserta didik, warga belajar, atau siswa; 2 rangsangan stimulus indera pembelajar, dapat berupa warna atau suara, dimana pembelajar harus fokus pada stimulus tertentu agar dapat belajar dengan optimal; 3 memori pembelajar, yakni berisi berbagai kemampuan seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori; 4 respon, yaitu tindakan dari aktualisasi memori. Teori belajar yang mendukung model AIR salah satunya adalah aliran psikologis tingkah laku diantaranya ausubel dan Edward L. Thorndike. Teori Ausubel Suherman, 2001: 32 dikenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum pembelajaran dimulai. Teori Thorndike Suherman, 2001: 29 salah satunya mengungkapkan the law of exercise hukum latihan yang pada dasarnya menyatakan bahwa stimulus dan respon akan memiliki hubungan satu sama lain secara kuat jika proses pengulangan sering terjadi. Semakin banyak kegiatan pengulangan dilakukan maka hubungan yang terjadi semakin bersifat otomatis. Keberhasilan dalam belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Keberhasilan belajar menurut Slameto 2010: 54-72, yaitu 1 jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan kesiapan peserta didik secara fisik untuk mengikuti pembelajaran; 2 psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan secara psikis. Pada awal pembelajaran peneliti memusatkan perhatian dan menanyakan kesiapan peserta didik untuk belajar, memberikan motivasi dengan menceritakan masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari serta menampilkan gambar kontekstual dan video; 3 sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum.

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TREFFINGER BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI GEOMETRI

0 21 456

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 15 251

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS

0 11 258

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN.

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR.

0 1 221

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIKA MATEMATIK PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTsN 1 KOTA MAKASSAR

1 2 213

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTs - Raden Intan Repository

0 0 109

Perbandingan Pendekatan AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dan Pendekatan PMR (Pendidikan Matematika Realistik) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Peserta Didik Kelas X IPA SMAN 15 Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 101