Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
= 10,46
dan
= 11,07
untuk kelas eksperimen dan
= 9,47
dan
= 11,07
untuk kelas kontrol dengan taraf nyata
= 5
dan dk = k-1 = 6-1 = 5. Karena maka H
diterima, artinya data akhir kelas baik kelas eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
lampiran 46 untuk kelas kontrol dan lampiran 47 untuk kelas eksperimen.
4.1.3.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data awal kelas sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika data mempunyai varians yang
sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Dalam penelitian ini uji homogenitas data akhir dianalisis dengan bantuan microsoft excel dan
menggunakan distribusi F. Berdasarkan perhitungan dan analisis data pada lampiran 48, diperoleh hasil pengujian homogenitas pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas
Varians Keterangan
Eksperimen 246,671
1,57 1,80
Homogen Kontrol
138,572
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas, diperoleh
= 1,57
dan
= 1,808
dengan
= 38
−
1 = 37
,
= 38
−
1 = 37
, dan
= 5
. Karena , maka kedua kelas memiliki varians
yang sama atau kedua kelas homogen.
4.1.3.3 Analisis Hipotesis
4.1.3.3.1 Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis
peserta didik kelas VIII SMP N 1 Blado materi kubus dan balok yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR dapat mencapai ketuntasan klasikal
menggunakan uji proporsi satu pihak kanan. Dalam hal ini, dikatakan memenuhi ketuntasan belajar apabila lebih dari atau sama dengan 75 dari
peserta didik yang
berada pada kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65.
Dalam penelitian ini uji ketuntasan klasikal data akhir kelas eksperimen dianalisis dengan bantuan microsoft excel dan diuji menggunakan
uji proporsi satu pihak yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
: ≤
745
Persentase ketuntasan klasikal kemampuan penalaran materi kubus dan balok peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Blado yang
diajar menggunakan model pembelajaran AIR dengan nilai ≥ 65
belum mencapai ketuntasan klasikal :
745
Persentase ketuntasan klasikal kemampuan penalaran materi kubus dan balok peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Blado yang
diajar menggunakan model pembelajaran AIR dengan nilai ≥ 65
sudah mencapai ketuntasan klasikal
Berdasarkan perhitungan dan analisis data diperoleh hasil uji ketuntasan klasikal kelas eksperimen yang diajar menggunakan model
pembelajaran AIR berbantuan LKPD terlihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Uji Ketuntasan Klasikal Kelas Eksperimen
Kelas
N
Persentase Ketuntasan π
Keterangan
Eksperimen 36
38 75
2,86 1,736
H
ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan uji ketuntasan klasikal, pada kelas eksperimen diperoleh
z
hitung
= 2,86
dan
z
tabel
= z
0,5
− α
= 1,736
dengan taraf nyata
= 5
.
Karena
z
hitung
z
tabel
maka
H
ditolak, artinya rata-rata kemampuan penalaran pada kelas yang diajar menggunakan model
pembelajaran AIR berbantuan LKPD mencapai ketuntasan klasikal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 49.
4.1.3.3.2 Uji Perbedaan Rata-Rata Uji ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata kemampuan penalaran
matematis peserta didik kelas VIII SMP N 1 Blado materi kubus dan balok yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik dari peserta
didik yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD. Dalam penelitian ini uji kesamaan rata-rata data akhir dianalisis dengan bantuan microsoft excel
dan diuji menggunakan uji kesamaan rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H : µ
1
µ
2
rata- rata hasil tes kemampuan penalaran peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR berbantuan LKPD kurang
dari atau sama dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD.
H
1
: µ
1
µ
2
rata-rata hasil tes kemampuan penalaran peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR berbantuan LKPD lebih baik
daripada yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD. Berdasarkan perhitungan dan analisis data diperoleh hasil uji
kesamaan rata-rata terlihat pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Uji Perbedaan Rata-rata
Kelas N
Rata-rata Keterangan
Eksperimen 38
76,62 1,99
1,674
H
ditolak
Kontrol 38
71,75 Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa
= 1,99
. Nilai
=
pada = 5 adalah 1,674. Karena sehingga hipotesis H
ditolak, artinya rata-rata kemampuan penalaran kelas yang diajar dengan model pembelajaran AIR berbantuan LKPD lebih dari
kelas yang diajar diajar dengan model pembelajaran STAD. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 50.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran AIR berbantuan alat peraga terhadap kemampuan penalaran
matematis peserta didik SMP. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Batang, yaitu tepatnya di SMP Negeri 1 Blado. Penelitian ini menggunakan
dua kelas yang dipilih secara random diantara lima kelas yang ada di SMP N 1 Blado. Dua kelas tersebut terdiri dari kelas VIII A sebagai kelas eksperimen
yang dikenai dengan model pembelajaran AIR dan kelas VIII B sebagai kelas