Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Ketuntasan Belajar

hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.analisis data akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

3.7.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan. Langkah-langkah pengujian normalitas sama dengan langkah-langkah uji normalitas pada analisis data awal.

3.7.3.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki apakah kemampuan pemecahan masalah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Langkah-langkah pengujian homogenitas sama dengan langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.

3.7.3.3 Uji Ketuntasan Belajar

Uji ketuntasan belajar dalam penelitian ini untuk menguji apakah kemampuan penalaran siswa pada materi luas dan volume kubus dan balok dengan model pembelajaran AIR berbantuan LKPD dapat mencapai ketuntasan. Ketuntasan individual didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di SMP Negeri 1 Blado untuk mata pelajaran matematika adalah 65. Sementara kriteria ketuntasan klasikal yaitu presentase peserta didik yang mencapai ketuntasan individual minimal sebesar 75. Uji ketuntasan belajar menggunakan menggunakan uji proporsi satu pihak. Uji ketuntasan klasikal digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar data akhir pada kelas sampel memenuhi ketuntasan klasikal atau tidak. Uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu uji pihak kanan, dengan hipotesis: : ≤ 745 Persentase ketuntasan klasikal kemampuan penalaran materi kubus dan balok peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Blado yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR dengan nilai ≥ 65 belum mencapai ketuntasan klasikal : 745 Persentase ketuntasan klasikal kemampuan penalaran materi kubus dan balok peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Blado yang diajar menggunakan model pembelajaran AIR dengan nilai ≥ 65 sudah mencapai ketuntasan klasikal Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. = Keterangan: z : nilai t yang dihitung; x : banyaknya peserta didik yang tuntas secara individual;  : nilai yang dihipotesiskan, dengan = 74,5 n : jumlah anggota sampel Sudjana, 2005: 233. Kriteria pengujian H ditolak jika ≥ − ,  dengan taraf signifikansi 5 dapat diperoleh dengan menggunakan daftar tabel distribusi z Sudjana, 2005: 234.

3.7.3.4 Uji Perbedaan Rata-Rata

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TREFFINGER BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI GEOMETRI

0 21 456

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 15 251

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS

0 11 258

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN.

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR.

0 1 221

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIKA MATEMATIK PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTsN 1 KOTA MAKASSAR

1 2 213

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTs - Raden Intan Repository

0 0 109

Perbandingan Pendekatan AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dan Pendekatan PMR (Pendidikan Matematika Realistik) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Peserta Didik Kelas X IPA SMAN 15 Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 101