Pada sebuah Balok dengan panjang rusuk-rusuknya berlaku:
Volum Balok
Pada sebuah Kubus dengan panjang rusuk s berlaku: Volum Kubus
2.1.8.6 Volume Kubus dan Balok
Clemens 1984: 444 menjelaskan bahwa “the volume of a rectangular solid is equal to the product of its length l, width w, and height h”.
Maka dapat dirumuskan volume kubus dan balok sebagai berikut.
2.2 Kerangka Berpikir
Matematika adalah salah satu materi pembelajaran yang sangat dekat hubungannya dengan dunia nyata. Menurut Rachman 2009: 192 matematika
adalah bahasa yang sangat simbolik. Kelebihan lain matematika dibandingkan dengan
bahasa verbal adalah
berkembangnya bahasa
numerik yang
memungkinkannya dilakukan pengukuran secara kuantitatif. Dengan bahasa verbal hanya dapat diungkap siapa yang lebih tinggi antara dua orang, namun
Unt uk set iap balok yang memiliki panjang rusuk-rusuknya ,
maka : Luas Permukaan Balok = jumlah semua sisinya
dengan bahasa matematika dapat diungkap secara esak perbedaan tinggi antara keduanya. Oleh karena itu, matematika dikatakan dekat hubungannya dengan
dunia nyata atau dalam kehidupan. Selain matematika dikatakan dekat dengan dunia nyata. Matematika juga sering dipandang sebagai cara bernalar, karena
matematika memuat cara pembuktian yang sahih dan valid, serta sifat penalaran matematika yang sistematis.
Pembelajaran matematika yang diterapkan di SMP N 1 Blado selama ini masih menimbulkan beberapa permasalahan. Salah satunya adalah kurang
aktifnya peserta didik dan rendahnya hasil belajar peserta didik terutama pada materi geometri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP
Negeri 1 Blado dan hasil observasi, dengan model pembelajarn yang biasa dilakukan yaitu contohnya dengan model pembelajaran STAD, peserta didik di
sekolah ini masih mengalami kesulitan pada materi volume dan luas permukaan bangun ruang yaitu pada Kubus dan Balok. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan
harian pada tahun pelajaran 20112012 hanya 37,9 dari keseluruhan kelas VIII yang bisa mencapai ketuntasan belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM yaitu 65. Adapun faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah 1 peserta didik masih terfokus pada rumus; 2 peserta didik tidak mampu
memahami soal; 3 peserta didik tidak mempunyai minat untuk mempelajari materi; 4 penyampaian materi yang kurang bisa diterima peserta didik.
Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah AIR Auditory Intellectually Repetition. Auditory Intellectually Repetition AIR
adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa dipraktekan dalam
pembelajaran matematika. Model ini mirip dengan SAVI, bedanya hanyalah pada repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan
dengan cara peserta didik dilatih dengan cara pemberian tugas atau kuis. Model pembelajaran AIR menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika
memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectual dan Repetition. Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition AIR ini diharapkan menjadi
lebih baik jika diterapkan dengan Lembar Kerja Peserta Didik LKPD. LKPD merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Dengan bantuan LKPD ini diharapkan
bisa lebih mengaktifkan peserta didik karena aktifitasnya menjadi bertambah, tidak hanya mendengarkan dan melihat tapi juga bisa melakukan kegiatan yaitu
menulis. Penggunaan model pembelajaran AIR dan LKPD pada penelitian ini
diharapkan efektif terhadap hasil belajar dan kemampuan penalaran peserta didik pada materi sudut pada bangun ruang.
Untuk memperjelas kerangka berpikir penelitian ini, berikut disajikan bagan kerangka berpikir.
2.3 Hipotesis Penelitian