Kelas Kontrol Proses Pembelajaran

4.1.2.2 Kelas Kontrol

Pembelajaran pada kelas kontrol menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD untuk mempelajari materi Kubus dan Balok. Pembelajaran dilaksanakan dalam 3 pertemuan pada tanggal 6, 13, dan 16 Mei 2013, dimana alokasi waktu tiap pertemuan adalah 80 menit.Hasil yang diperoleh dalam pembelajaran ini meliputi aktivitas peserta didik, kinerja guru, pelaksanaan model pembelajaran, penerapan media LKPD, latihan soal, dan hasil evaluasi. 4.1.2.2.1 Aktivitas Peserta Didik Berdasarkan hasil lembar pengamatan aktivitas peserta didik pada pertemuan I, diperoleh persentase keaktifan peserta didik sebesar 59,37 termasuk kategori cukup. Sedangkan persentase keaktifan pada pertemuan II sebesar 75 termasuk kategori aktif, dan pada pertemuan III sebesar 82,81 termasuk kategori sangat aktif. 4.1.2.2.2 Aktivitas Guru Berdasarkan hasil lembar pengamatan kinerja guru pada pertemuan I, diperoleh persentase kinerja guru sebesar 60,00 termasuk kategori cukup. Pada pertemuan pertama penguasaan kelas belum baik dan waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan RPP. Sedangkan persentase kinerja guru pada pertemuan II sebesar 80,00 termasuk kategori baik. Manajemen waktu pada pertemuan ini sudah lebih baik dan lebih menguasai kelas. Pada pertemuan III persentase kinerja guru sebesar 91,25 termasuk kategori sangat baik. Waktu dan situasi kelas telah dikuasai dengan baik sehingga pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP. 4.1.2.2.3 Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD Pelaksanaan model pembelajaran STAD pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga di kelas kontrol ini berjalan dengan lancar sesuai dengan tahapan-tahapan atau fase-fase yang terdapat pada RPP. Pembelajaran STAD ini memang sudah sering diterapkan di kelas ini sebelumnya. Hanya saja pada pertemuan pertama, waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan RPP, sehingga banyak tahapan yang juga waktunya berkurang. Meskipun demikian pembelajarn tetap bisa berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan pertama, peserta didik juga masih terlihat malu untuk mengajukan gagasan atau pertanyaan, sehingga keaktifan peserta didik belum begitu terlihat. Pada kelas kontrol ini, kendalanya adalah para peserta didik awalnya tidak mau dikelompokkan secara heterogen. Tapi setelah diberi penjelasan, mereka mau mengikuti pembagian kelompok yang sudah ada. 4.1.2.2.4 Penerapan Media LKPD Penggunaan media LKPD adalah hal baru bagi peserta didik, karena pada pembelajaran sebelumnya mereka belum pernah menggunakannya. Pada pertemuan pertama, banyak kelompok-kelompok yang bertanya tentang pengisiannya. Pada pertemuan pertama ini, alokasi waktu yang digunakan untuk pengisian LKPD juga tidak sesuai dengan RPP. Namun penggunaan LKPD memberikan hasil yang baik, karena melalui LKPD peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan definisi unsur-unsur kubus dan balok. Pada pertemuan kedua dan ketiga, penggunaan LKPD berjalan lebih baik daripada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua dan ketiga ini, peserta didik dibantu untuk mengetahui rumus luas dan volume kubus dan balok. Peserta didik merasa bangga ketika mereka bisa mengetahui sendiri tanpa dibertahu oleh guru. 4.1.2.2.5 Evaluasi Evaluasi dilakukan melalui kuis yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi yang dipelajari. Pada pertemuan pertama, kuis tidak terlaksana karena waktu yang tersisa tidak memungkinkan diadakannya kuis. Hal ini terjadi karena pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran. Pada pertemuan kedua dan ketiga kuis bisa dilaksanakan dengan baik. Rata-rata nilai kuis pada pertemuan kedua 70,17. Kesulitan yang dialami peserta didik adalah dalam proses penghitungannya. Sedangkan rata-rata nilai kuis pada pertemuan ketiga 75,70. Pada soal kuis ini, peserta didik kesulitan dalam memahami soal penalaran.

4.1.3 Analisis Data Akhir

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TREFFINGER BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI GEOMETRI

0 21 456

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 15 251

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS

0 11 258

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) DAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PADA MATERI POKOK LINGKARAN.

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR.

0 1 221

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIKA MATEMATIK PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTsN 1 KOTA MAKASSAR

1 2 213

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTs - Raden Intan Repository

0 0 109

Perbandingan Pendekatan AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dan Pendekatan PMR (Pendidikan Matematika Realistik) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Peserta Didik Kelas X IPA SMAN 15 Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 101