Pertumbuhan Kota yang Berlatar Belakang sebagai

100 lainnya. Dengan adanya kantor-kantor pemerintahan maka akan menarik orang dari wilayah lain untuk datang mengurus masalah politik, sosial, dan ekonomi. Dengan adanya aktivitas-aktivitas tersebut, kota akan sering dikunjungi. Hal ini akan mempercepat kota menjadi pusat pertumbuhan.

3. Urbanisasi

Urbanisasi ialah suatu proses berpindahnya penduduk desa ke kota. Dengan kata lain, urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Urbanisasi biasanya timbul seperti faktor berikut. a. Adanya faktor yang mendorong push factors penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya. Faktor-faktor tersebut adalah: 1 kurangnya lapangan kerja, 2 terbatasnya kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan, 3 kurangnya sarana hiburan, dan sebagainya. b. Adanya faktor yang menarik penduduk desa untuk pindah ke kota pull factors, yaitu: 1 tersedianya lapangan kerja yang relatif banyak dan bermacam-macam, 2 luasnya kesempatan untuk sekolah, sampai ke jenjang paling tinggi sekalipun, 3 tersedianya aneka sarana hiburan dan luasnya pergaulan. Bintarto dalam Nurmala Dewi, 1997 mengemukakan beberapa program pemerintah dalam mengatasi masalah urbanisasi, yaitu: a. mempelajari, meneliti, dan melaksanakan pengembangan wilayah di berbagai tempat, terutama di kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa; b. mengembangkan industri kecil atau industri rumah tangga di berbagai daerah pedesaan; c. mengatur arus migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke kota melalui kegiatan administratif dan kebijaksanaan- kebijaksanaan lainnya; d. melancarkan kegiatan Keluarga Berencana KB dengan lebih ketat, baik di desa maupun di kota; e. menghidupkan daerah pedesaan dengan berbagai kegiatan pembangunan, antara lain mengembangkan dan meningkat- kan jalur transportasi dan komunikasi, sehingga masyarakat desa tidak merasa tertinggal dari masyarakat kota. Kesempatan lapangan kerja di kota salah satu penyebab terjadinya urbanisasi. 101 f. Pembangunan perumahan rakyat yang murah dan memenuhi syarat-syarat kualitas kesehatan di daerah tepian kota, sehingga dapat dihindari meluasnya pemukiman kumuh.

3. Perbedaan Pola Tata Ruang di Pedesaan dan di Perkotaan

P.J.M. Nas dalam Nurmala Dewi, 1997, mengutip pendapat Constandse dalam Nurmala Dewi, 1997, bahwa perbedaan antara desa dengan kota adalah sebagai berikut. a. Kota kawasannya lebih luas dengan gambaran yang jelas, sedangkan keadaan pedesaan lebih kecil, bercampur baur, tanpa gambaran yang tegas. b. Masyarakat kota mengenal adanya pembagian kerja, sedang- kan desa pedalaman tidak mengenal pembagian kerja. c. Di kota, struktur sosialnya mengenal diferensiasi yang luas, sedangkan di pedesaan relatif sederhana. d. Individualitas memainkan peranan penting dalam kebudayaan kota, sedangkan di pedesaan didasari oleh tali kekeluargaan dan kegotongroyongan. e. Kota mengarahkan gaya hidup pada kemajuan, sedangkan pedesaan lebih berorientasi pada tradisi, dan cenderung konservatif bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisional. Bintarto dalam Nurmala Dewi, 1997, merumuskan perbedaan antara desa dengan kota yang lebih rinci. Perbedaan-perbedaan tersebut dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 3.1 Perbedaan Antara Desa dan Kota Unsur Pembeda Desa Kota 1. Mata pencaharian 2. Ruang Kerja 3. Musim cuaca 4. Keahlian 5. Rumah dan tempat kerja 6. Kepadatan penduduk 7. Kontak sosial 8. Stratifikasi penduduk 9. Lembaga-lembaga 10. Kontrol sosial 11. Sifat kelompok masyarakat 12. Mobilitas 13. Status sosial a. agraris homogen b. lapangan terbuka c. penting dan menentukan d. umum dan tersebar e. dekat f. tidak padat g. frekuensi rendah h. sederhana dan sedikit i. terbatas sederhana j. adat tradisi k. gotong royong l. rendah m. stabil a. nonagraris heterogen b. ruang terbuka c. tidak penting d. ada spesialisasi e. berjauhan f. padat g. frekuensi tinggi h. kompleks dan banyak i. banyak dan kompleks j. hukum peraturan k. individu l. tinggi m. labil