Wahana dan Sensor Perolehan Data

39 1 data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer dan 2 data visual yang dianalisis secara manual. Data visual dibedakan menjadi dua yaitu data citra dan data noncitra. Data citra berupa gambaran yang mirip wujud aslinya atau setidaknya berupa gambaran planimetrik. Data noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik. Citra dibedakan menjadi citra foto atau foto udara dan citra nonfoto. Perbedaan antara citra foto dan nonfoto adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Perbedaan Antara Citra Foto dan Nonfoto Sumber: Penginderaan Jauh 1, 1999

1. Citra Foto

Citra Foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan menggunakan kamera. Kamera yang dipasang pada wahana seperti balon udara, pesawat, atau Variabel Pembeda Sensor Detektor Proses perekaman Mekanisme perekaman Spektrum elektromagnetik Citra Foto Kamera Film Fotografikimiawi Serentak Spektrum tampak dan perluasannya Citra Nonfoto Nonkamera, mendasarkan atas penyiangan scanning Kamera yang detektornya bukan film Pita magnetik, termistor, foto konduktif, foto voltaic, dsb Elektronik Parsial Spektra tampak dan perluasannya, termal dan gelombang mikro Jenis Citra Dalam pengindraan jauh, sensor merekam tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek di permukaan bumi. Rekaman tersebut kemudian diolah untuk menjadi data pengindraan jauh. Data pengindraan jauh dibagi menjadi dua, yaitu

C. Citra

40 layang-layang maka hasil pemotretannya disebut foto udara, sedangkan kamera yang dipasang dengan menggunakan wahana satelit hasil pemotretannya disebut foto satelit. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu 1 Spektrum elektromagnetik yang digunakan, 2 sumbu kamera, 3 sudut liputan kamera, 4 jenis kamera, 5 warna yang digunakan, dan 6 sistem wahana dan pengindraannya. a. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi lima jenis yaitu sebagai berikut. 1 Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. 2 Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau 0,4 - 0,56 mikrometer. 3 Foto pankromatik, yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak. 4 Foto infra merah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat hingga panjang gelombang 0,9-1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. 5 Foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

b. Posisi sumbu kamera, yaitu arah sumbu kamera ke

permukaan bumi. 1 Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. 2 Foto condong atau foto miring, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1-4 derajat, foto yang dihasikan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi: a foto sangat condong high oblique photograph, yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya, b foto agak condong low oblique photograph, yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.