Pemanfaatan Pengindraan Jauh dalam Pengelolaan

61 2. Evaluasi Kemampuan Setelah masalah dan tujuan dirumuskan dengan jelas, langkah berikutnya adalah penelitian terhadap kemampuan dalam pelaksanaannya. Yang perlu dinilai di antaranya kemampuan tim pelaksananya, alat dan perlengkapan, waktu, serta dana yang tersedia. Antara kemampuan dan tujuan harus sesuai. Bila tidak sesuai, kemampuan harus ditingkatkan atau tujuannya harus ditinjau kembali, misalnya dengan penyederhanaan masalah atau tujuan,

3. Pemilihan Cara Kerja

Cara kerja yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, jangan sampai bertolak belakang. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai masalah serta objek yang akan diteliti.

4. Tahap persiapan

a. Penyiapan Data Acuan

Data acuan ialah data yang bukan berasal dari citra pengindraan jauh, akan tetapi data itu diperlukan dalam interpretasi citra. Data acuan itu dapat berupa monografi daerah, laporan penelitian, kertas kerja, majalah atau buku, dan peta. Data-data tersebut diperlukan untuk menunjang terhadap interpretasi citra dan pengindraan jauh.

b. Penyiapan Data Pengindraan Jauh

Data pengindraan jauh ialah hasil perekaman objek dengan menggunakan sensor buatan, misalnya: berupa citra foto, citra nonfoto, atau numerik. Data pengindraan jauh yang akan dipersiapkan harus sesuai dengan tujuan dan kemampuan penelitian.

c. Penyiapan Mosaik

Mosaik foto ialah serangkaian foto dari suatu daerah yang disusun menjadi satu lembar foto. Penyusunan ini dimaksudkan untuk menggambarkan daerah penelitian secara utuh.

d. Orientasi Medan

Pekerjaan ini dilakukan dengan observasi langsung ke medan penelitian, yang bertujuan untuk mencocokkan wujud medan objek yang tergambar di foto dengan objek yang sebenarnya. Orientasi medan perlu dilakukan apabila: 1 tidak adanya data acuan, dan 2 objek yang tergambar pada foto sulit diinterpretasi. 62 5. Interpretasi data Data pengindraan jauh dapat berupa angka-angka data numerik atau pun berupa data visual. Dalam langkah ini, data tersebut diinterpretasi atau dianalisis menjadi informasi yang nantinya diperlukan untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

6. Laporan

Laporan hasil penelitian pengindraan jauh sangat bergantung pada jenis penelitiannya. Laporan hasil penelitian murni akan berbeda dengan hasil penelitian terapan. Perbedaan tersebut, terutama terletak pada analisisnya. Bagi penelitian murni, analisisnya berkisar pada bidang pengindraan jauh itu sendiri. Sedangkan bagi penelitian terapan, diarahkan untuk membantu terhadap suatu kepentingan tertentu.

1. Bentangan Alam sebagai Hasil Pengindraan Jauh

Hasil pengindraan jauh terhadap beberapa bentangan alam dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Bumi

Bentuknya bulat, terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk lahan seperti: gunung api yang tampak seperti kerucut, dataran pantai yang tampak melingkari laut, tanggul alam berbentuk lingkaran berisi air yang di pinggirnya dilapisi tembok.

b. Wilayah Indonesia

Wilayah Indonesia bentuk luarnya memanjang, terdiri atas deretan pulau-pulau, dikelilingi oleh rona biru laut.

c. Hutan Mangrove

1 ronanya tampak cerah, sedikit lebih gelap dibanding kenampakan nipah; 2 teksturnya kasar, sangat berbeda dengan kenampakan tekstur pada pohon-pohon sekitarnya; 3 polanya memanjang, mengikuti garis pantai; 4 mangrove hidup pada ekologi pantai dan daerah rawa.

J. Bentangan Alam dan Bentangan Budaya sebagai

Hasil Pengindraan Jauh