Pertumbuhan Kota yang Berlatar Belakang sebagai Pertumbuhan Kota yang Berlatar Belakang sebagai

101 f. Pembangunan perumahan rakyat yang murah dan memenuhi syarat-syarat kualitas kesehatan di daerah tepian kota, sehingga dapat dihindari meluasnya pemukiman kumuh.

3. Perbedaan Pola Tata Ruang di Pedesaan dan di Perkotaan

P.J.M. Nas dalam Nurmala Dewi, 1997, mengutip pendapat Constandse dalam Nurmala Dewi, 1997, bahwa perbedaan antara desa dengan kota adalah sebagai berikut. a. Kota kawasannya lebih luas dengan gambaran yang jelas, sedangkan keadaan pedesaan lebih kecil, bercampur baur, tanpa gambaran yang tegas. b. Masyarakat kota mengenal adanya pembagian kerja, sedang- kan desa pedalaman tidak mengenal pembagian kerja. c. Di kota, struktur sosialnya mengenal diferensiasi yang luas, sedangkan di pedesaan relatif sederhana. d. Individualitas memainkan peranan penting dalam kebudayaan kota, sedangkan di pedesaan didasari oleh tali kekeluargaan dan kegotongroyongan. e. Kota mengarahkan gaya hidup pada kemajuan, sedangkan pedesaan lebih berorientasi pada tradisi, dan cenderung konservatif bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisional. Bintarto dalam Nurmala Dewi, 1997, merumuskan perbedaan antara desa dengan kota yang lebih rinci. Perbedaan-perbedaan tersebut dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 3.1 Perbedaan Antara Desa dan Kota Unsur Pembeda Desa Kota 1. Mata pencaharian 2. Ruang Kerja 3. Musim cuaca 4. Keahlian 5. Rumah dan tempat kerja 6. Kepadatan penduduk 7. Kontak sosial 8. Stratifikasi penduduk 9. Lembaga-lembaga 10. Kontrol sosial 11. Sifat kelompok masyarakat 12. Mobilitas 13. Status sosial a. agraris homogen b. lapangan terbuka c. penting dan menentukan d. umum dan tersebar e. dekat f. tidak padat g. frekuensi rendah h. sederhana dan sedikit i. terbatas sederhana j. adat tradisi k. gotong royong l. rendah m. stabil a. nonagraris heterogen b. ruang terbuka c. tidak penting d. ada spesialisasi e. berjauhan f. padat g. frekuensi tinggi h. kompleks dan banyak i. banyak dan kompleks j. hukum peraturan k. individu l. tinggi m. labil 102

E. Interaksi Kota

Interaksi ialah hubungan imbal balik antara pihak-pihak tertentu, antara orang perseorangan dengan orang perseorangan, antara perseorangan dengan kelompok, atau dari tanggapan antarmanusia. Berinteraksi merupakan kebutuhan setiap manusia dan juga merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa adanya interaksi, tidak mungkin ada kehidupan bersama. Bentuk interaksi kota merupakan hubungan imbal balik keruangan yang di dalamnya tidak hanya antara manusia saja, melainkan terjadi pula proses pergerakan materi yang berupa barang dan peralihan immateri, misalnya informasi, tradisi, atau pandangan hidup. Interaksi kota dapat terjadi karena berbagai faktor, antara lain: 1. adanya kemampuan masyarakat kota, 2. perluasan jaringan jalan antara kota-kota itu, 3. kebutuhan imbal balik antara kota-kota itu, atau 4. adanya pengaruh dari satu kota terhadap kota lainnya.

1. Manfaat Interaksi Kota

Dalam kenyataannya, wujud interaksi itu tidak hanya berlangsung antara kota dengan kota, melainkan juga antara kota dengan desa. Kedua jenis interaksi itu berlangsung terus tanpa henti. Hal ini dapat kita saksikan dengan hilir mudiknya kendaraan yang memadati jalan raya, atau pun gaungnya aneka siaran televisi dan radio dari satu kota ke kota lain atau ke sudut-sudut desa yang jauh sekalipun.

a. Pengaruh Positif dan Pengaruh Negatif Interaksi Kota

Adanya interaksi itu menimbulkan aneka pengaruh, baik yang positif maupun yang negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut ialah sebagai berikut. 1 Pengaruh Positif a Tingkat pengetahuan penduduk semakin meningkat. Peningkatan pengetahuan penduduk itu bisa terjadi karena pergaulan atau adanya saling tukar informasi dan pengalaman antarpenduduk; pendirian lembaga-