Konsep Pendidikan IPS LANDASAN TEORI
dengan Memperhatikan Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS Terpadu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sragi Lampung Selatan Tahun
20122013” juga menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara penerapan model VCT dan penerapan model GI terhadap moralitas siswa.
Secara umum hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada aspek afektif yang dicapai siswa dengan menggunakan model pembelajaran VCT lebih
unggul dibandingkan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran GI.
3. Syamsi 2014 dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Perbandingan
Moralitas Siswa Antara Model Pembelajaran VCT dan STAD dengan memperhatikan sikap terhadap pelajaran IPS”, menemukan bahwa adanya
perbedaan moralitas yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang diberikan
perlakuan dengan model pembelajaran STAD. Moralitas siswa yang diberi perlakuan menggunakan model VCT lebih baik dibandingkan menggunakan
model STAD bagi siswa yang memiliki sikap positif dan adanya interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa terhadap moralitas
siswa. 4.
Susanti 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Vct Value Clarification Tehnique Model Pembelajaran
Yurisprudensi Dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Positif Terhdapa Pelaksanaan Demokrasi Dalam Berbagai
Kehidupan Pada Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas VIII Mts Negeri 1 Surakarta Tahun 20102011”, menemukan bahwa terdapat peningkatan
penguasaan kompetensi dasar siswa melalui penerapan metode pembelajaran VCT model yurisprudensi pada kompetensi dasar menunjukkan sikap positif
terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan yang ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi belajar.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Emaret 2016 “Perbedaan Prilaku Sosial
Siswa yang Pembelajarannya menggunakan Model Klarifikasi Nilai dan Konsederasi dengan Memperhatikan Konsep Diri Siswa pada Pembelajaran
PPKn Kelas XI SMKN2 Bandar Lampung” menemukan bahwa terdapat perbedaan perilaku social antara siswa yang pembelajarannya menggunakan
model klarifikasi nilai dengan model konsederasi. Prilaku sosial siswa yang pembelajarannya
menggunakan model
klarifikasi nilai
lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan model konsederasi pada siswa yang memiliki konsep diri tinggi. Prilaku sosial siswa yang pembelajarannya
menggunakan model konsederasi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model klariikasi nilai pada siswa yang memiliki konsep diri
rendah. Dan terdapat interaksi antara model pembelajaran klarifikasi nilai dan model konsederasi dengan konsep diri terhadap perilaku social siswa.