KERANGKA PIKIR LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR,

variable dependennya adalah keterampilan social Y melalui penerapan model pembelajaran tersebut. Konsep diri siswa sebagai variable moderator dalam mata pelajaran IPS. Adapun penjelasan kerangka berpikir peneliti sebagai berikut;

1. Perbedaan Keterampilan Sosial siswa pada pelajaran IPS

menggunakan model pembelajaran VCT dan Moral Reasoning Model pembelajaran merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Model pembelajaran VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan pencapaian pendidikan nilai. Langkah-langkah model pembelajaran VCT yang pertama adalah membuatmencari stimulus media mtimulus, berupa contoh keadaan perbuatan yang memuat nilai-nilai kontras sesuai dengan topic atau tema target pelajaran. Media stimulus yang digunakan dalam ber VCT hendaknya; mampu merangsang, mengundang dan melibatkan potensi afektual siswa. Terjangkau oleh afektual siswa berada dalam lingkungan kehidupan siswa, dan memuat moral untuk pembelajaran. Model pembelajaran Moral Reasoning merupakan suatu pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan kelompok kecil pembelajar untuk bekerjasama menyelesaikan masalah atau tugas untuk mencapai tujuan bersama sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain dan meningkatkan harga diri serta dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir dan memecahkan masalah. Proses pengajaran nilai menurut model Moral Reasoning didasarkan „pada dilema moral, dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Dengan demikian implementasi model Moral Reasoning dapat membantu siswa untuk mengembangakn keterampilan social siswa dan mengelola emosi yang akhirnya menjadi warga yang baik. Oleh karena itu agar siswa dapat mengemukakan pendapat dan dapat membuat keputusan dengan pertimbangan moral yang lebih tinggi intelektual emosional guru taupun siswa harus kreatif dan inovatif untuk mencari atau membuat suatu masalah yang dilematis yang didiskusikan di dalam kelas. Jika dilihat dari aktifitas belajar, bekerjasama, dan berinteraksi maka dapat diketahui mana model yang diduga cocok untuk mengukut indicator dari keterampilan social. Model pembelajaran VCT lebih diunggulkan dari model pembelajaran Moral Reasoning karena model pembelajaran VCT lebih memenuhi kriteria untuk mengukur indicator dari keterampilan social.

2. Keterampilan Social Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan

Model Pembelajaran VCT Akan Lebih Tinggi Dibandingkan Menggunakan Moral Reasoning Pada Siswa Yang Memiliki Konsep Diri Positif Maryani 2011: 18 keterampilan social adalah keterampilan untuk berinteraksi, berkonmunikasi dan berpartisipasi dalam kelompok. Kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan social ini merupakan prilaku yang harus dipelajari. Remaja dengan keterampilan social akan mampunmengungkapkan perasaan baik positif maupun negative dalam hubungan interpersonal tanpa harus melukai orang lain. Aktifitas belajar pada model pembelajaran VCT menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai yang menurut anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dalam praktik model pembelajaran VCT dikembangkan melalui proses dialog antara guru dan siswa. Proses pembelajaran VCT hendaknya dilakukan dalam suasana santai dan terbuka, sehingga siswa dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. Sedangkan model pembelajaran Moral Reasoning bagi siswa yang memiliki konsep diri yang positif harus mempersiapkan diri secara optimal karena siswa dituntut untuk berpikir, bekerja dalam tim dan menyelesaikan masalah. Sehingga diduga keterampilan social siswa yang memiliki konsep diri yang positif yang menggunakan model pembelajaran VCT lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran Moral Reasoning

3. Keterampilan Sosial Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan

Model Pembelajaran VCT Akan Lebih Rendah Dibandingkan Menggunakan Model Moral Reasoning Pada Siswa Yang Memiliki Konsep Diri Negative Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapya baik tanpa memerhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa. Akibatnya sering terjadi benturan atau konflik dalam diri siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru. Siswa sering mengalami kesulitas dalam menyelaraskan nilai lama dan nilai baru. Aktifitas belajar pada model pembelajaran Moral Reasoning bagi siswa yang memiliki konsep diri yang negative dan berkemampuan untuk menguasai materi terkadang masih kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya dan tidak menyadari bahwa temannya yang memiliki konsep diri yang negative akan berusaha memahami materi secara maksimal. Sehingga diduga keterampilan social siswa yang memiliki konsep diri yang negative yang menggunakan model pembelajaran VCT lebih rendah dibandingkan model pembelajaran Moral Reasoning

4. Ada Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Konsep Diri Siswa

terhadap Keterampilan Sosial pada Mata pelajaran IPS Jika pada model pembelajaran VCT, siswa yang memiliki konsep diri yang negative dalam pembelajaran IPS keterampilan sosialnya lebih baik daripada siswa yang memiliki konsep diri yang positif. Jika pada model pembelajaran Moral Reasoning, siswa yang memiliki konsep diri yang positif dalam pembelajaran IPS keterampilan sosialnya lebih baik dari pada siswa yang memiliki konsep diri yang negative, maka terjadi interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut; Gambar 2.1 Perbandingan model pembelajaran VCT dan Moral Reasoning dapat meningkatkan keterampilan sosial dengan memperhatikan konsep diri siswa

2.4 HIPOTESIS

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Terdapat perbedaan keterampilan social siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT dan model pembelajaran Moral Reasoning 2. Keterampilan social siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT akan lebih tinggi dibandingkan menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning bagi siswa yang memiliki konsep diri positif. 3. Keterampilan social siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran VCT akan lebih rendah dibandingkan menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning bagi siswa yang memiliki konsep diri yang negatif. 4. Adanya interaksi antara model pembelajaran dengan konsep diri siswa terhadap keterampilan sosial pada mata pelajaran IPS.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Menurut Sudjarwo 2009: 125 melakukan penelitian dengan menggunakan studi perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan berbagai fenomena untuk mencari factor apa atau situasi bagaimana yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui perbedaan suatu variable dengan menggunakan dua model pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen, yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketet Sugiyono, 2011: 7. Dengan kata lain, penelitian eksperimen mencoba meneliti tentang hubungan sebab akibat.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat quasi experimental design atau bersifat eksperimen semu dengan desain factorial. Menurut Sugiyono 2013:113 desain factorial yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan variable independen terhadap hasil variable dependen. Paradigma design faktorial dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut; Tabel 2. Design Penelitian Eksperimen Konsep Diri Y Model Pembelajaran VCT X 1 Model Pembelajaran Moral Reasoning X 2 Positif Y 1 Keterampilan Sosial X 1 Y 1 Keterampilan Sosial X 2 Y 1 Negatif Y 2 Keterampilan Sosial X 1 Y 2 Keterampilan Sosial X 2 Y 2 a. X 1 Y 1 = kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model VCT dengan memperhatikan konsep diri yang positif b. X 1 Y 2 = kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model VCT dengan memperhatikan konsep diri yang negative c. X 2 Y 1 = kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model Moral Reasoning dengan memperhatikan konsep diri yang positif d. X 2 Y 2 = kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model Moral Reasoning dengan memperhatikan konsep diri yang negatif Bila terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran VCT dengan Moral Reasoning terhadap keterampilan social siswa karena adanya variable moderator yaitu konsep diri siswa yang positif dan negatif.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian adalah sebagai berikut;  Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui subjek yang akan digunakan sebagai populasi dan pengambilan sampel dalam penelitian. Menentukan penelitian dengan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelompok-kelompok yang sudah ada bukan secara individu. Kelompok yang sudah ada dalam penelitian ini berupa kelompok yang ada dikelas VIII SMP Dharmapala Bandar Lampung yang terdiri dari 4 kelas, hasil pengundian oleh peneliti diperoleh kelas VIII A dan VIII D. Langkah selanjutnya mengundi kelas manakah yang akan diajarkan menggunakan model VCT dan kelas manakah yang akan diajarkan menggunakan model Moral Reasoning. Akhirnya diperoleh kelas VIII A menggunakan model VCT dan VIII B menggunakan model Moral Reasoning.  Menyusun RPP dan silabus dengan menggunakan model VCT dan Moral Reasoning  Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model VCT di kelas eksperimen dan Moral Reasoning di kelas control  Langkah dalam menerapkan model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut; a. Membuatmencari media stimulus. Berupa contoh keadaanperbuatan yang memuat nilai-nilai kontras yang disesuaikan dengan topik atau tema target pembelajaran. Dengan persyaratan hendaknya mampu

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN MORALITAS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS

0 7 123

STUDI PERBANDINGAN MORALITAS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS

1 16 120

PERBANDINGAN LIFE SKILLANTARAJIGSAWDANVCTDENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI

0 6 85

STUDI PERBANDINGAN LIFE SKILLS (KECAKAPAN HIDUP) SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP RESUME DENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 2 CANDIPURO, LAMPUNG SELA

1 23 92

STUDI PERBANDINGAN KECERDASAN MORAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN MODEL PEMBELAJARAN ROLLE PLAYING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP SEJAHTERA BANDAR LAMPUNG

0 15 105

Model Ikol: Inovasi Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa

0 3 7

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING(BERMAIN PERAN) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 3 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA.

0 2 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

0 0 46

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA (Studi pada mata pelajaran IPS SMP Negeri di Kota Serang ).

0 0 93