Konsep Model Pembelajaran LANDASAN TEORI
Jadi VCT memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatan sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang
nilai-nilai hidup. Tujuan pendekatan model pembelajaran VCT ini adalah; Membantu peserta didik untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai
mereka sendiri dengan nilai-nilai orang lain. Membantu peserta didik agar mampu berkomunikasi secara terbuka dan
jujur dengan orang lain Membantu peserta didik agar mampu menggunakan akal budi dan
kesadaran emosional untuk memahami perasaan, nilai dan tingkah lakunya.
Menggunakan model klarifikasi nilai peserta didik tidak disuruh menghapal atau disuapi
materi melainkan
dibantu untuk
menemukan, menganalisis,
mempertanggungjawabkan, mengembangkan, memilih, mengambil sikap dan mengamalkan nilai-nilai hidup. Pendekatan teknik klarifikasi nilai memberi
penekanan pada usaha membantu seseorang atau peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatan sendiri, meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-
nilai mereka sendiri dan mendorongnya untuk membentuk system nilai mereka sendiri serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Casteel dalam Sutarjo 2013:152 terdapat enam alasan mengapa pendidik sebaiknya menggunakan VCT dalam pembelajaran nilai di kelas, yaitu;
a. Value clarification enhances the ability of students to communicate their ideas,
beliefs, values, and fellings. Nilai klarifikasi meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi mereka ide-ide , keyakinan , nilai-nilai , dan perasaan.
b. Value clarification enhances the ability of students to empathize, with other
person, especially those circumstance may differ significantly from their own. Nilai klarifikasi meningkatkan kemampuan siswa untuk berempati dengan
orang lain, terutama keadaan yang mungkin berbeda secara signifikan dari mereka sendiri.
c. Value clarification enhances the ability of students to resolve problems as they
arise Nilai klarifikasi meningkatkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah yang muncul.
d. Value clarification enhances the ability of students to assent and dissent as a
member of a social group Nilai klarifikasi meningkatkan kemampuan siswa untuk persetujuan dan perbedaan pendapat sebagai anggota kelompok sosial
e. Value clarification enhances the ability of students to engage in decision
making Nilai klarifikasi meningkatkan kemampuan siswa untuk terlibat dalam pengambilan keputusan
f. Value clarification enhances the ability of students to hold and use consistent
beliefs Nilai klarifikasi meningkatkan kemampuan siswa untuk memegang dan menggunakan keyakinan yang konsisten.
Pendekatan ini mengutamakan agar peserta didik sebagai individu memiliki hak dan kebebasan untuk memilih, bertindak, bersikap dan menilai mana yang baik
dan mana yang kurang baik. Dengan begitu ditekankan pentingnya belajar sebagai
proses menemukan sesuatu yang baru dan bukan sebagai transfer atau pemindahan pengetahuan dari guru kepada anak didik. Jadi inti dari VCT adalah
melatih peserta didik untuk berproses melakukan penilaian terhadap nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam kehidupan masyarakat dan akhirnya menetapkan
nilai-nilai yang akan menjadi acuan atau pedoman dalam hidupnya. Adapun tujuan menggunakan model pembelajaran VCT diantaranya;
1. Untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu
nilai. 2.
Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif maupun negatif
3. Untuk menanamkan suatu nilai kepada siswa melalui cara yang rasional
dan diterima sebagai milik pribadinya. 4.
Melatih dan membina siswa tentang bagaimana cara menilai mengambil keputusan terhadap suatu nilai umum untuk kemudian dilaksanakannya
sebagai warga masyarakat.
Model pembelajaran VCT menurut Sutarjo 2013: 144 dianggap unggul untuk pembelajaran afektif karena;
Pertama, mampu membina dan mempribadikan nilai dan moral; kedua, mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan materi yang
disampaikan; ketiga mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata; keempat, mampu
mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya; kelima, mampu memberikan pengalaman
belajar dalam berbagai kehidupan; keenam, mampu menangkal, meniadakan mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai moral naif yang ada dalam
sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang; ketujuh, menuntun dan memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.