3. Hitung jumlah curah hujan dasarian yang sudah disesuaikan untuk setiap
tahunnya. Susun data curah hujan ini dari atas ke bawah mulai dari curah hujan tertinggi hingga terendah.
4. Tentukan nilai exit atau titik terendah dimana pembayaran sepenuhnya
diberikan. Dalam indeks ini, Exit dirancang sehingga ada pembayaran penuh untuk tahun terburuk selama periode data. Di sini, Exit akan diatur
sama dengan jumlah curah hujan pada tahun terburuk dan dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.
5. Tentukan trigger berdasarkan periode ulang yang dipilih. Misal untuk
kasus Cikedung periode ulang yang ditawarkan untuk asuransi adalah 4 tahun sekali. Artinya selama 42 tahun periode datanya 1966-2007 ada
sekitar 10 kali pembayaran. Tentukan sepuluh nilai terbawah dari data yang telah diurutkan.
6. Pembayaran akan dilakukan secara penuh apabila selama periode yang
diasuransikan dipenuhi curah hujan lebih rendah dari exit. Apabila curah hujan berada antara exit dan trigger, maka pembayaran akan dilakukan
secara parsial. Apabila curah hujan lebih besar dari trigger, maka tidak ada
pembayaran.
Berdasarkan studi di beberapa negara, indeks asuransi iklimcuaca telah dikembangkan pada skala komersial dimana terdapat pemeran lokal serta
penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian Osgood di Malawi Osgood 2007a dan 2007b menunjukkan bahwa penggunaan indeks iklim dalam asuransi adalah
mudah dan murah untuk diimplementasikan dan memberikan insentif yang baik. Bank Dunia 2005 diacu dalam IFC 2009 mensarikan beberapa hal
penting terkait dengan kontrak indeks curah hujan untuk pengelolaan risiko pertanian, yaitu :
Kontrak asuransi Indeks Curah Hujan didasarkan pada indeks curah hujan terstruktur untuk mencerminkan variabilitas produktivitas tanaman, dan
fokus pada defisit merugikan atau curah hujan yang berlebihan yang menyebabkan hasil panen yang lebih rendah.
Indeks-indeks yang mendasari kontrak asuransi dihitung berdasarkan data curah hujan yang dikumpulkan dari stasiun cuaca yang mewakili
karakteristik iklim dari daerah di mana produksi tanaman dilakukan. Pembeli Potensi dari kontrak asuransi harus dibatasi untuk daerah yang
dicakup oleh stasiun cuaca referensi. Kontrak yang berbeda harus dirancang untuk daerah yang ditandai dengan
kondisi iklim yang berbeda misalnya, berbeda pola curah hujan; Periode cakupan yang dicover oleh kontrak asuransi indeks curah hujan
biasanya meliputi satu siklus tanaman yang lengkap, mulai dari saat menyebar benih hingga panen.
Bahaya yang dicover oleh kontrak indeks curah hujan adalah kurangnya atau kelebihan curah hujan. Sumber lainnya yang menyebabkan kerugian
tidak tercakup oleh kebijakan indeks. Karena polis asuransi indeks diselesaikan berdasarkan pengukuran curah
hujan, maka tidak ada kebutuhan penyesuaian kerugian berbasis lapangan. Pembayaran dapat disediakan secara tepat waktu sesegera mungkin setelah
data indeks tersedia. Jumlah pertanggungan dalam kontrak dinegosiasikan antara pihak yang
berkepentingan, namun biasanya ditetapkan pada tingkat yang sama dengan selisih antara biaya input dan potensi pendapatan dari tanaman
dalam kondisi normal. Untuk aplikasi asuransi indeks iklim, diperlukan beberapa tahapan sebelum
klaim bisa dibayarkan. Berdasar hasil penelitian Martirez 2009, tahapan yang dilakukan antara lain : 1. Desain produk, yang meliputi interview petani dan
pemangku kepentingan, pengadaan data, desain index, uji coba polis serta dokumentasi pembelajaran, 2. Pemasaran produk, yang mencakup penyebaran
dan penjelasan polis, umpan balik konsumen, dan pembelian polis, 3. Periode asuransi, yaitu melakukan monitoring index iklim, 4. Perhitungan dan
pembayaran klaim. Setiap tahap tersebut membutuhkan waktu yang beragam, mulai dari 1 hingga 6 bulan Gambar 18.
Gambar 18. Tahapan dalam aplikasi asuransi indeks iklim Sumber : Martirez 2009
Selain itu, Bank Dunia 2005 diacu dalam IFC 2009 memberikan gambaran tentang beberapa keuntungan dan tantangan yang perlu mendapat
perhatian dalam pengembangan asuransi indeks iklim. Beberapa keuntungan diantaranya adalah tidak terlalu rumit, rendahnya biaya administrasi dan
multifungsi artinya dapat dengan mudah digabungkan dengan jasa keuangan lainnya, serta memfasilitasi pengelolaan risiko. Tantangannya adalah sumberdaya
manusia sebagai pengguna untuk menilai apakah indeks asuransi akan memberikan manajemen risiko yang efektif, pasar masih dalam masa
pertumbuhan di negara-negara berkembang dan biaya awal start-up dapat menjadi signifikan, serta undang-undang regulasi yang mendukung.
2.9. Keunggulan dan Kelemahan Model Asuransi Tradisional dan Asuransi Indeks Iklim