V. ANALISIS USAHATANI PADI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN ASURANSI INDEKS IKLIM
5.1. Pendahuluan
Kejadian iklim ekstrim berupa kekeringan membawa dampak yang sangat merugikan bagi petani khususnya pada usahatani berbasis padi. Hasil penelitian
Boer 2008b memperlihatkan areal pertanaman padi yang terkena kekeringan meningkat secara signifikan selama El-Nino. Areal yang terkena kekeringan
dengan luasan lebih dari 2000 Ha banyak tersebar terutama di Provinsi Jawa Barat. Hadi 2000 menyebutkan bahwa kekeringan menempati urutan pertama
sebagai penyebab gagal panen yang menyebabkan akumulasi defisithutang dalam jumlah besar sehingga kebutuhan konsumsi keluarga petani dan kebutuhan
investasi selanjutnya usahatani, dan lain-lain terancam tidak terpenuhi secara normal.
Untuk menghadapi kekeringan maupun bencana lainnya, petani pada umumnya memiliki cara tersendiri untuk bisa bertahan hidup. Berdasarkan hasil
penelitian Hadi 2000 diketahui bahwa petani telah menerapkan berbagai strategi walaupun dalam kenyataannya risiko dan ketidakpastian itu tidak dapat
dihilangkan sepenuhnya. Seperti strategi finansial, pemasaran, produksi, kredit informal dan membeli asuransi pertanian formal berupa polis dari lembaga
asuransi untuk menutup semua atau sebagian kerugian yang diperkirakan akan terjadi. Namun di Indonesia, sistim asuransi pertanian ini belum berkembang
dengan baik. Hal ini disebabkan model asuransi masih bersifat konvensional sehingga sulit untuk merumuskan pembayaran premi dan masih minimnya
dukungan regulasi. Salah satu model asuransi pertanian yang berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia adalah Asuransi Indeks Iklim.
Asuransi indeks iklim merupakan sistim asuransi yang memberikan pembayaran pada pemegang polis ketika terpenuhi kondisi cuacaiklim yang tidak
diharapkan yang dinyatakan dengan indeks iklim tanpa harus ada bukti kegagalan panen. Dalam sistem asuransi indeks iklim yang diasuransikan ialah indeks
iklimnya dan bukan tanamannya. Pembayaran dilakukan berdasarkan apakah
indeks iklim yang ditetapkan dicapai pada periode pertumbuhan tanaman yang diasuransikan Boer, 2010c.
Di Indonesia, asuransi indeks iklim yang berbasis usahatani padi belum dikembangkan. International Finance Corporation IFC 2009 telah melakukan
studi kelayakan asuransi indeks iklim di Indonesia bagian timur tetapi masih terbatas pada usahatani jagung. Oleh karena itu penelitian dan pengkajian tentang
asuransi indeks iklim untuk usahatani padi di Indonesia perlu dikembangkan mengingat padi merupakan tanaman pangan utama bagi sebagian besar rakyat
Indonesia dan rawan terhadap kekeringan. Terkait dengan sistim asuransi, dalam asuransi indeks iklim diperlukan
suatu indeks berdasarkan parameter iklim yang dipilih yaitu curah hujan. Untuk membangun indeks iklim diperlukan data dan informasi tentang kelayakan
usahatani padi yang dinyatakan dalam nilai Revenue Cost Ratio RC. Hal ini penting untuk mendapatkan nilai threshold produksi padi sebagai bagian dari
penentuan indeks iklim. Selain itu, dalam sistim asuransi, pembayaran premi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh peserta asuransi. Besar
kecilnya premi ditentukan oleh besar kecilnya risiko usahataninya. Semakin besar risikonya, maka pembayaran premi juga semakin mahal. Data dan informasi ini
diperoleh melalui survey dan wawancara tentang kesediaan membayar Willingness to Pay oleh petani.
Penelitian ini merupakan hasil survey dan wawancara dengan petani dalam rangka memperoleh data dan informasi yang terkait dengan usahatani padi di
salah satu kabupaten sentra padi di Propinsi Jawa Barat, yaitu di Kabupaten Indramayu. Selain sebagai sentra produksi padi, Kabupaten Indramayu memiliki
wilayah sangat rentan terhadap anomali iklim, sehingga peluang terjadinya bencana akibat kejadian iklim ekstrim seperti kekeringan cukup besar. Kejadian
kekeringan di Kabupaten Indramayu menempati urutan pertama sebagai penyebab gagal panen di Kabupaten Indramayu Boer et al. 2010b.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1 menentukan tipe usahatani padi, 2
menghitung ambang batas threshold hasil padi kgha dan 3 menentukan
tingkat kesediaan membayar Willingness to Pay, WTP oleh petani untuk mendukung pengembangan asuransi indeks iklim.
5.2. Metodologi 5.2.1.