Lembaga Keuangan dan PeraturanKeputusan Ketua Bapepam-LK. Secara rinci regulasi asuransi Indonesia BAPEPAM-LK 2010 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang
UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
2. Peraturan Pemerintah
PP No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian PP No. 63 Tahun 1999 tentang Perubahan atas PP No. 73 tahun 1992
PP No. 39 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua PP No. 73 tahun 1992 PP No. 81 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga PP No. 73 tahun 1992
3. PeraturanKeputusan Menteri Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 78PMK.052007 tanggal 13 Juli 2007 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Direksi dan
Komisaris Perusahaan Perasuransian Keputusan Menteri Keuangan KMK No. 422KMK.062003 tanggal 30
September 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
KMK No. 423KMK.062003 tanggal 30 September 2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian
KMK No. 424KMK.062003 tanggal 30 September 2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
PMK No. 135PMK.052005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Perubahan atas KMK No.424KMK.062003
PMK No. 158PMK.0102008 tanggal 28 Oktober 2008 tentang Perubahan Kedua atas KMK No.424KMK.062003
KMK No. 425KMK.062003 tanggal 30 September 2003 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
4. PeraturanKeputusan Menteri Keuangan
KMK No. 426KMK.062003 tanggal 30 September 2003 tentang Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
PMK No. 74PMK.0122006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan
Non Bank PMK No. 74PMK.0102007 tanggal 29 Juni 2007 tentang
Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor
PMK No. 124PMK.0102008 tanggal 3 September 2008 tentang Penyelenggaraan Lini Usaha Asuransi Kredit dan Suretyship
Keputusan Direktur
Jenderal Lembaga
Keuangan dan
PeraturanKeputusan Ketua Bapepam-LK Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Bapepam-LK No. Kep-104BL2006 tanggal 31 Oktober 2006 tentang Produk Unit Link.
Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep- 5443LK2004 tanggal 25 Oktober 2004 tentang Dukungan
Reasuransi Otomatis Dalam Negeri dan Retensi Sendiri. Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-404BL2008 tanggal 31
Oktober 2006 tentang Penilaian Surat Utang Negara atau Surat Berharga Lain yang Diterbitkan oleh Negara dan Obligasi
Peraturan Ketua Bapepam-LK No. Per-02BL2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Perhitungan Batas Tingkat
Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
Peraturan Ketua Bapepam-LK No. Per-06BL2008 tanggal 19 September 2008 tentang Referensi Unsur Premi Murni serta Unsur
Biaya Administrasi dan Biaya Umum Lainnya pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor Tahun 2008-2009
Beberapa undang-undang juga dijadikan dasar dalam pembentukan Pokja Asuransi Komoditas Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor
1136KptsOT.16042012, yaitu : 1. Undang-undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478.
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286.
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355. 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411. 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan
Pembangunan Nasional Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421.
Selain itu didukung dengan Keputusan Presiden, Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri Pertanian.
III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM
3.1. Pendahuluan
Salah satu indikator terjadinya perubahan iklim adalah semakin meningkatnya kejadian iklim ekstrim baik intensitas maupun penyebarannya.
Bentuk kejadian iklim ekstrim yang sering muncul adalah berupa kekeringan. Kekeringan terjadi di hampir semua zona iklim, tetapi karakteristiknya bervariasi
dari satu daerah ke daerah lain. Di Indonesia, kekeringan merupakan salah satu bencana yang paling sering terjadi dengan frekuensi dan tingkat risiko yang
berbeda-beda, dan sektor pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap kejadian kekeringan.
Dampak kejadian iklim ekstrim berupa kekeringan ini telah meluas ke berbagai wilayah termasuk Kabupaten Indramayu yang merupakan salah satu
sentra produksi padi di Propinsi Jawa Barat. Sekitar 11.7 produksi beras Propinsi Jawa Barat berasal dari Kabupaten Indramayu BPS 2009. Oleh karena
itu, Kabupaten Indramayu memegang peranan penting dalam produksi beras. Keberhasilan program-program yang diterapkan di Kabupaten Indramayu akan
membawa pengaruh yang cukup besar terhadap wilayah lainnya. Selain posisinya yang cukup strategis, di sisi lain, Kabupaten Indramayu sangat rentan terhadap
kejadian iklim ekstrim, terutama kekeringan. Kekeringan menempati urutan pertama sebagai penyebab gagal panen di Kabupaten Indramayu Boer 2010a.
Adanya gangguan atau goncangan terhadap produksi padi di Kabupaten Indramayu akan membawa dampak terhadap produksi beras dan ketahanan
pangan. Berdasarkan hasil identifikasi luas rata-rata wilayah pertanaman padi yang
mengalami kekeringan pada tahun El Nino periode 1989-2006 pada masing- masing kabupaten menunjukkan bahwa wilayah yang terkena kekeringan dengan
luasan lebih besar dari 2000 ha sebagian besar terjadi di Pantai Utara Jawa Barat, terutama Kabupaten Indramayu Boer 2008b. Kejadian kekeringan pada Bulan
Juni tahun 2008 di Kabupaten Indramayu mengakibatkan 461 Ha lahan sawah dari 721.8 Ha luas tanam mengalami kekeringan atau sekitar 63.9. Demikian
juga pada Bulan Agustus 2007, hampir 53.5 lahan sawah mengalami