Faktor Intern Faktor yang Mempengaruhi Belajar

14 memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati. Berdasarkan uraian tersebut maka kita dapat mengatakan bahwa agar peserta didik mampu belajar optimal maka guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memberikan stimulus yang menarik minat peserta didik dan tentunya stimulus tersebut haruslah berhubungan dengan materi pembelajaran.

2.1.1.3 Memori

Otak berguna untuk mentransformasikan hasil pengindraan ke dalam memori yang kompleks. Memori yang ada pada peserta didik berisi pelbagai kemampuan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya.

2.1.1.4 Respon

Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori meberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didik akan diamati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja performance.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap belajar. Mengacu pada Slameto 2010: 54 faktor tersebut terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Berikut ini akan diuraikan mengenai kedua faktor tersebut.

2.1.2.1 Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Penjelasan selengkapnya diuraikan sebagai berikut: 15 2.1.2.1.1 Jasmaniah Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannyabebas dari penyakit. Kesehatan berpengaruh terhadap belajar siswa. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, atau pun ada gangguan-gangguan kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Oleh karena itu agar belajar dapat dilakukan secara optimal hendaknya seseorang menjaga kesehatannya. Sedangkan cacat tubuh merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuhbadan. Siswa yang cacat belajarnya akan terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. 2.1.2.1.2 Psikologis Terdapat tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Uraian selengkapnya yaitu sebagai berikut: 1 Intelegensi Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan dalam menghadapi dan menyesuaikan situasi baru secara cepat dan efektif, menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Namun faktor intelegensi saja tidak cukup, karena belajar merupakan satu 16 kesatuan yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Sehingga siswa dengan intelegensi tinggi belum tentu lebih berhasil daripada siswa yang memiliki tingkat intelegensi rendah. 2 Perhatian Perhatian adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam belajar karena untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya dan hendaknya bahan pelajaran menarik perhatian dengan mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya. 3 Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Okeh sebab itu penting bagi pengajar untuk memperhatikan minat siswa dalam belajar. 4 Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. 5 Motif Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerakpendorong. Motif yang kuat sangatlah perlu dalam 17 belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihankebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat. 6 Kematangan Kematangan adalah suatu tingkatfase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap matang belajarnya akan lebih berhasil. Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dan belajar. 7 Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. Kesiapan muncul dari dalam diri seseorang dan berkaitan erat dengan kematangan. 2.1.2.1.3 Kelelahan Kelelahan terdiri atas kelelahan jasmani dan rohani psikis. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan mempengaruhi belajar. Oleh karenanya, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

2.1.2.2 Faktor Ekstern

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

0 7 63

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Metode Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas IV A SDN Bakaran Wetan 01 Tahun Pelajaran 2

0 2 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Metode Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas IV A SDN Bakaran Wetan 01 Tahun Pelajaran 2

0 1 17

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN SISWA KELAS IV SDN

0 0 15