PENGERINGAN WORTEL TINJAUAN PUSTAKA A.

15 luka. Wortel mencapai kondisi optimum dalam hal warna, bau, rasa dan ukurannya pada umur tiga bulan Boes et al., 1988. Wortel sangat menonjol diantara umbi-umbian dalam kandungan karotenoidnya. Menurut Direktorat Gizi, Depkes RI 1995, kandungan total karoten pada 100 g umbi wortel adalah 12.000 μg. Sebagian besar karotenoid yang terdapat dalam wortel adalah -karoten dan α-karoten. Menurut Bureau dan Bushway 1986, kadar -karoten dan α-karoten pada 100 gram umbi wortel segar masing-masing adalah 7.600 μg dan 3.800 μg. Selain kandungan provitamin A-nya tinggi, wortel juga mengandung vitamin B dan vitamin C. Disamping itu wortel juga mengandung mineral terutama kalsium dan fosfor. Kandungan zat gizi wortel dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi zat gizi wortel per 100 gram. Kompisisi Jumlah Komposisi Jumlah Energi Karbohidrat Protein Lemak Air Total karoten 36,00 kkal 7,90 g 1,00 g 0,60 g 89,90 g 12 000,00 μg Vitamin B1 Vitamin C Abu Kalsium Fosfor Besi 0,04 mg 18,00 mg 0,60 g 45,00 mg 74,00 mg 1,00 mg Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI 1995 Wortel dapat berfungsi untuk menurunkan kolesterol darah. Selain itu konsumsi wortel dapat mencegah konstipasi dan membantu kesehatan usus besar. Hal ini dimungkinkan kandungan serat pada wortel akan meningkatkan berat feses dan senyawa yang bersifat karsinogen akan turut terbawa keluar bersama feses Agoes dan Lisdiana, 1995. Menurut Muchtadi 1998, kandungan serat makanan wortel adalah 46,95 berat kering.

E. PENGERINGAN WORTEL

Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air bahan sampai keadaan seimbang dengan tekanan normal. Kondisi keseimbangan ini dapat mencegah penurunan kualitas akibat aktifitas biologis, kimia dan mikrobiologi Henderson, 1976. 16 Dehidrasi atau pengeringan mungkin merupakan cara yang paling efektif untuk memperpanjang umur simpan makanan yang perisable. Tujuan utama pengeringan dalam pengawetan pangan adalah menurunkan kadar air sehingga nilai a w menjadi rendah untuk menghentikan pembusukan dan pertumbuhan mikroba patogen serta mengurangi reaksi penyebab kerusakan. Pengeringan dapat menurunkan biaya transportasi dan penyimpanan yang cukup signifikan karena terjadinya penurunan berat dan volume yang signifikan serta tidak diperlukannya refrigerasi. Selain itu pengeringan merupakan metode yang efektif untuk membuat bahan baku menjadi mudah digunakan dalam produksi Tang dan Yang, 2004. Wortel berpotensi untuk dikeringkan karena kandungan padatan yang tinggi dan tidak mengandung serat yang seperti kayu. Wortel yang akan dikeringkan sebaiknya wortel yang lebih matang, ukurannya lebih besar, kandungan serat dan karotennya lebih tinggi bila dibandingkan dengan wortel segar yang dijual di pasar Luh dan Roof, 1997. Sebelum dikeringkan, wortel dicuci untuk menghilangkan kotoran lalu di lakukan proses pengupasan untuk menghilangkan kulit wortel. Proses pengupasan harus diikuti pencucian. Wortel yang telah dikupas dan dicuci kemudian di potong tipis slicing. Setelah dipotong, wortel secepatnya di blansir. Suhu dan waktu pemanasan pada blansir berbeda-beda pada setiap bahan, tergantung dari sifat bahan yang akan diolah. Blansir biasanya dilakukan pada suhu 92-93 o C selama 3-5 menit Winarno et al. 1980. Satuhu 1994 menyatakan bahwa blansir dapat dilakukan dengan pencelupan bahan yang akan diolah kedalam air panas dengan suhu 82-100 o C atau dengan pengukusan. Lama perlakukan blansir tergantung pada jenis komoditi, tebal irisan dan jumlah bahan. Pada umumnya proses blansir dilakukan selama 5-10 menit. Semakin banyak bahan yang akan diblansir dan semakin tebal irisannya, semakin lama waktu yang diperlukan. Blansir bertujuan untuk menginaktifkan enzim-enzim yang terkandung dalam buahsayuran, karena enzim tersebut akan menyebabkan perubahan warna yang tidak terkendali pada hasil olahan. Disamping itu blansir juga bertujuan untuk mengerutkan dan melemaskan bahan pangan, sehingga akan 17 mempermudah dalam pengolahan pangan. Selanjutnya blansir dapat menurunkan jumlah kontaminasi awal, menghilangkan kotoran-kotoran pada permukaan bahan dan mengusir udara dari jaringan bahan Desroiser, 1988. Tahap terakhir dari proses pengeringan wortel adalah dehidrasi. Suhu pengeringan adalah 70 o C. Setelah tujuh jam kadar air wortel turun dari 88 menjadi 8. Perlu dilakukan pengeringan lanjutan untuk mencapai kadar air 4, yaitu dengan suhu 60 o C selama tujuh jam Luh dan Roof, 1997.

F. INGREDIENTS