asuransi tenaga kerja, dan pemeliharaan kesehatan berupa medical center khusus bagi karyawan beserta keluarganya. Untuk masalah keselamatan
kerja perusahaan telah membuat standart operation procedure SOP sesuai dengan kebutuhan departemen masing-masing.
E. Ruang Lingkup Usaha
PT. Gunung Madu Plantations bergerak dibidang usaha berbasis pertanian yang sering disebut sebagai perusahaan agroindustri karena
selain melakukan proses produksi tetapi juga bahan bakunya diperoleh melalui perkebunan. PT. Gunung Madu Plantations menghasilkan produk
berupa gula yang bahan baku utamanya berasal dari tanaman tebu. Perusahaasn tersebut memiliki bahan baku sendiri dan pabriknya didirikan
berdekatan dengan perkebunan tebunya sehingga biaya produksinya dapat ditekan semaksimal mungkin tetapi tidak hanya gula yang dihasilkan, hasil
sampingnya berupa molases yang dapat diekspor ke luar negeri seperti ke Jepang, Korea, Malaysia dan negara yang lainnya.
F. Aspek Teknis Teknologis
Bahan baku utama produksi PT. Gunung Madu Plantations berasal dari tanaman tebu. Tanaman tebu tersebut diperoleh dari budi daya
perkebunan tebu sehingga perusahaan memiliki waktu penanaman tebu terlebih dahulu. Pelaksanaan pemanenan di PT. Gunung Madu Plantations
dilakukan sekitar enam sampai tujuh bulan dalam satu tahun, biasanya panen dilakukan pada saat musim kering sekitar April-Oktober, selebihnya
dilakukan pemeliharaan tebu dan perawatan terhadap peralatan dan mesin industri serta sanitasi terhadap lingkungan pabrik. Tebu ini dipanen pada
saat musim kering karena pada saat musim kering kadar gula dalam tebu tinggi, kadar air lebih rendah, dan memudahkan pemanenan karena truk
dan trailer bisa masuk ke perkebunan. Dalam satu kali penanaman tebu dapat dilakukan 3-4 kali pemanenan. Pemanenan pertama yaitu Plancane,
pemanenan kedua yaitu ratoon 1, pemanenan ke-3 yaitu ratoon 2, dan seterusnya.
Bahan pelengkap pada PT. Gunung Madu Plantations berupa bahan kimia pembantu pembuatan proses gula yaitu Flocullant, Anti
Scalant, Sulphur Burner dan Lime House selain itu untuk kemasannya berupa karung plastik isi lima puluh kilogram 50 Kg. Kemasan tersebut
dipilih karena PT. Gunung Madu Plantations melakukan penjualan kepada distributor-distributor gula di beberapa daerah di Indonesia sehingga tidak
menggunakan kemasan dalam ukuran kecil. Proses pembuatan gula terlebih dahulu diproses oleh tanaman tebu
sedangkan proses pemisahan nira dilakukan dengan menggunakan taknologi pembuatan gula. Dalam hal ini PT. Gunung Madu Plantations
menggunakan teknologi proses sulfitasi karena menggunakan gas SO
2
dalam proses pembuatan gulanya. Mulai dari tahap persiapan tebu dan pemerahan dalam hal ini proses ini menggunakan empat buah carrier yang
mengangkut tebu ke carier utama dibantu oleh lima buah penggaruk tebu. Pada carrier tersebut tebu dipotong-potong oleh pisau-pisau pemotong
berputar cane cutter, kemudian tebu dihancurkan dengan shredder sampai tebu menjadi hancur berbentuk serpihan-serpihan yang memiliki
tujuan untuk membuka sel-sel tebu sampai 90 agar menghasilkan pemerahan yang baik. Setelah itu tebu tersebut dimasukkan kedalam mesin
penggilingan dengan memerah tebu menjadi tiga tahapan. Setelah ampas tersebut keluar dari masing-masing gilingan, ampas tersebut diberi air
imbibisi atau nira imbibisi. Hal ini dilakukan dimaksudkan agar sisa gula masih terdapat ampas dapat diekstrasi pada gilingan berikutnya. Hasilnya
disaring dalam saringan putar rotary screen berguna dalam memisahkan ampas-ampas atau kotoran yang lain. Nira yang sudah disaring tadi akan
dipompakan ke stasiun penjernihan. Penjernihan nira dilakukan dalam stasiun penjernihan tetapi
sebelumnya terlebih dahulu melewati alat ukur jumlah nira dan pemanasan sampai 65
o
C, kemudian dengan menambahkan susu kapur quick lime dan gas SO
2
sulfur, reaksi yang terjadi untuk menarik atau mengendapkan kotoran nira yang tersulfitasi sulphited juice kemudian ditambahkan
bahan pembantunya untuk mempercepat pengendapan kotoran-kotoran
nira dalam bejana pengendap. Proses tersebut berlangsung secara kontinyu dan nira encer yang keluar dari bejana pengendap dan dikirim ke bejana
penguapan sedangkan endapan tersebut dipompa ke saringan vakum. Vakum tersebut berfungsi untuk memisahkan dengan padatannya. Nira
tersebut dikembalikan ke stasiun penjernihan, sedangkan kotorannya yang disebut blotong filter cake.
Proses penguapan dilakukan karena nira masih mengandung 85-90 persen air sehingga diperlukan penguapan. Hasil dari penguapan ini
berupa nira mentah, nira mentah ini dipucatkan dengan gas SO
2
sehingga menjadi nira kental tersulfitasi.
Nira kental tersebut kemudian dikirim ke stasiun masakan, dimasak dan dikristalkan dalam tiga tahapan masakan menghasilkan yang
di dalamnya sudah terbentuk kristal-kristal gula kemudian dilakukan pendinginan. Setelah itu hasil masakan tersebut ke pemutaran untuk
memisahkan antara tetes tebu dengan kristal gulanya. Setelah proses tersebut selesai maka akan dilakukan pengepakan dan disimpan dalam
gudang gula untuk distribusikan ke pasaran. Sistem produksi gula di PT. Gunung Madu Plantations dapat dilihat pada Lampiran 1.
G. Pelatihan Internal Perusahaan