IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Gunung Madu Plantations berdiri sejak 20 Oktober 1975, dan merupakan pelopor industri gula di luar Pulau Jawa. Sebelumnya pada
tahun 1930 di Jawa telah terdapat kurang lebih 57 pabrik gula. Areal PT. Gunung Madu Plantations yaitu seluas 36.000 ha, tetapi yang bisa
ditanami tebu yaitu 24.000 ha, termasuk di dalamnya 1.000 ha merupakan areal kemitraan. Lahan yang diusahakan yaitu lahan kering yang berbeda
dengan sistem pertanian tebu di Pulau Jawa, yang menggunakan sistem pertanian lahan basah dan sistem Tebu Rakyat Indonesia TRI. Sehingga
varietas tebu yang digunakan di PT. Gunung Madu Plantations berbeda dengan varietas tebu di Pulau Jawa.
Status kepemilikan PT. Gunung Madu Plantations adalah Penanaman Modal Asing PMA, yang terdiri dari satu penanam modal
asing dan dua penanam modal swasta nasional. Penanam modal asing yaitu Kwok Investment Ltd yang dipimpin oleh dua orang, penanam
modal swasta nasional yaitu PT. Rejosari Bumi yang dipimpin satu orang, dan PT. Pipit Indah yang dipimpin satu orang. Saham terbesar dimiliki
oleh Kwok Investment Ltd yaitu sebesar 45 , dan sisanya dimiliki oleh PT. Rejosari Bumi yaitu sebanyak 27,5 , dan PT. Pipit Indah Sebanyak
27,5 . Untuk itu PT. Gunung Madu Plantations mengikuti semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam sistem keuangan,
prinsip tersebut juga diterapkan dalam masalah pembebasan lahan sehingga persoalan apapun yang berkepanjangan dapat dihindari.
Kendala utama yang dihadapi oleh PT. Gunung Madu Plantations pada awal perkembangannya mencakup tiga hal yang berkaitan dengan
minimnya ketersediaan fasilitas umum dan prasarana dasar sarana jalan dan transportasi, telekomunikasi, listrik, pasar, dan lain-lain, tidak
tersedianya teknologi di bidang budidaya tebu untuk kondisi yang baru seperti di Lampung, karena teknologi yang ada adalah warisan zaman dulu
yang lebih spesifik untuk kondisi di Jawa, dan keterbatasan sumber daya manusia yang siap untuk bekerja, yang dirasakan pada seluruh lapisan
pekerjaan dan khususnya di lapisan manajemen. Untuk mengatasi kendala tersebut, PT. Gunung Madu Plantations membangun sendiri perumahan
untuk tempat tinggal karyawan , lengkap beserta fasilitasnya. Sedangkan dalam bidang teknologi PT. Gunung Madu Plantations menyerap
teknologi dari Malaysia, yakni dari perkebunan Kwok di Malaysia. Tim kecil dari Malaysia diperbantukan ke PT. Gunung Madu Plantations
selama beberapa waktu sampai dengan tahun 1981 untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada.
Perkembangan produksi gula PT. Gunung Madu Plantations dimulai dengan kapasitas giling tebu 4.000 TCD ton tebu per hari sampai
sekarang hingga mencapai 12.000 TCD. Produksi gula terus meningkat sejalan dengan penguasaan teknologi baik dalam pertanian maupun di
pabrik, serta bidang manajemen pada umumnya. Pada tahun 1978, musim giling pertama PT. Gunung Madu Plantations hanya memproduksi sekitar
18.000 ton dengan tingkat produktivitas 3.5 ton gula per hektar. Dalam lima tahun terakhir produksi gula mencapai 120.000 ton dengan
produktivitas mendekati 7,0 ton per hektar. Pengelolaan lingkungan oleh PT. Gunung Madu Plantations sangat
diperhatikan, seperti limbah cair diolah secara biologis melalui serangkaian kolam anaerob dan aerob, air buangan tersebut setelah diolah
sangat layak digunakan untuk mengirigasi tanaman tebu, terutama pada bulan-bulan kering yang selalu bersamaan dengan musim giling. Limbah
padat berupa blotong filter cake dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Buangan padat lainnya berupa ampas tebu bagasse, digunakan sebagai
bahan bakar ketel yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, ampas tebu ini juga dijual kepada berbagai peminat perkebunan jamur dan
pabrik kertas.
B. Lokasi Perusahaan