ini sesuai pernyataan Umar 2005 menyatakan bahwa pelatih merupakan tenaga kerja yang profesional, sehingga dia ahli sebagai
pelatih dan memiliki dedikasi, loyalitas, dan berdisiplin dalam melaksanakan tugas pekerjaanya. Pelatih sebagai tenaga profesional
dituntut harus memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, kemampuan kepribadian, dan kemampuan kemasyarakatan.
Berdasarkan pengolahan data didapatkan bahwa pengajar atau pelatih X
2
memberikan kontribusi terendah, yaitu sebesar 55 lebih rendah dibandingkan metode pelatihan berpengaruh membentuk terhadap
pelatihan. Pengajar atau pelatih memberikan kontribusi terhadap pelatihan sangat rendah, yaitu sebesar 6. Keterangan ini
menunjukkan bahwa responden selama ini pada saat pelatihan kurang memahami informasi yang disampaikan oleh pengajar atau pelatih. Hal
ini mungkin terjadi karena peserta merasa segan dalam bertanya kepada pelatih yang berasal dari atasannya sendiri dan dikarenakan
peserta telah mengenal pelatih tersebut sehingga membuat peserta menjadi tidak nyaman dalam bertanya.
PT. Gunung Madu Plantations dalam memberikan tenaga pengajar untuk pelatihan internal berasal dari dalam perusahaan sendiri
sehingga ini sedikit mempengaruhi dalam proses belajar-mengajar. Faktor yang lain, karyawan merasa meskipun pengajar atau pelatih
merupakan ahli di bidangnya, tetapi dalam pemberian materi pengajar kurang berpengalaman sehingga menimbulkan kebosanan.
c. Fasilitas Pelatihan X
3
Fasilitas pelatihan X
3
dalam suatu pelatihan perlu mendapatkan perhatian karena fasilitas pelatihan merupakan salah satu
faktor penting dalam terlaksananya pelatihan dengan baik. Fasilitas pelatihan meliputi ruang pertemuan, peralatan, dan perlengkapan yang
digunakan pada saat pelatihan. Peubah ini memiliki kontribusi sebesar 37 lebih rendah dibandingkan dengan metode pelatihan terhadap
penerapan pelatihan. Fasilitas pelatihan membentuk pelatihan sebesar
11. Keterangan ini menunjukkan bahwa dari fasilitas pelatihan yang disediakan oleh perusahaan belum menunjukkan pengaruh yang berarti
terhadap pelaksanaan pelatihan sehingga responden menganggap bahwa fasilitas pelatihan yang diberikan perusahaan tidak sesuai yang
dengan keinginan karyawan, meskipun sudah cukup baik tetapi masih membutuhkan perubahan atau perbaikan, dari sarana seperti ruang
pertemuan, peralatan dan perlengkapan di PT. Gunung Madu Plantations telah memenuhi syarat sebagai tempat melaksanakan
pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pelatihan berupa gedung, buku-buku referensi, alat bantu dan sebagainya sangat besar
pengaruhnya terhadap proses pelatihan tersebut Notoatmodjo,2003.
d. Kebutuhan akan Pelatihan X
4
Kebutuhan akan pelatihan X
4
merupakan kekurangan dalam bidang pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan dan keterampilan pada
karyawan yang hendak dipenuhi melalui pelatihan. Pada peubah ini memberikan kontribusi sebesar 39 lebih rendah dibandingkan
dengan metode pelatihan berpengaruh terhadap pelatihan. Kebutuhan akan pelatihan memberikan kontribusi terhadap pelatihan sebesar 10.
Keterangn ini menunjukkan bahwa belum semua responden memahami arti pentingnya suatu pelatihan. Untuk itu diperlukan suatu
sosialisasi atau pemberian motivasi untuk mengikuti pelatihan dengan baik, karena terkadang orang yang mengikuti pelatihan belum tentu
memahami materi yang telah diberikan oleh pengajar. Pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam bekerja sehingga manfaatnya baik bagi karyawan maupun untuk perusahaan itu sendiri.
PT. Gunung Madu Plantations selama ini telah melaksanakan identifikasi terlebih dahulu terhadap kebutuhan akan pelatihan
sehingga masalah yang ada dilapangan dapat terselesaikan melalui pelatihan. LSTC sebagai bagian dari PT. Gunung Madu Plantations
dalam hal ini yang mengurusi masalah pelatihan sering melakukan
evaluasi melalui kuesioner atau wawancara kepada karyawan untuk mengetahui apakah karyawan tersebut memerlukan pelatihan atau
tidak, terkadang perusahaan mencari suatu masalah yang nantinya dari masalah tersebut akan meningkatkan produktivitas karyawan dan
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya kebutuhan akan pelatihan sangat diperhatikan oleh PT. Gunung Madu Plantations
tetapi perlunya pelatih atau pengajar yang bisa memberikan kesadaran kepada karyawan arti pentingnya pelatihan. Kebutuhan akan pelatihan
dapat di analisis melalui tiga tahap yaitu : Analisis organisasi, yang pada hakikatnya menyangkut pertanyaan
dimana atau bagaimana di dalam organisasi ada personel yang memerlukan pelatihan. Aspek dari analisis ini ialah penentuan
berapa banyak karyawan yang perlu dilatih untuk tiap-tiap klasifikasi pekerjaan melalui agket, wawancara, atau pengamatan.
Analisis pekerjaan, untuk memperoleh informasi tentang tugas- tugas, sikap, pengetahuan, dan keterampilan karyawan.
Analisis pribadi, untuk hal tersebut dibutuhkan waktu untuk mengadakan diagnosis yang lengkap tentang masing-masing
personel mengenai kemampuan-kemampuan mereka.
e. Dukungan Perusahaan X