Tabel 6.9. Peningkatan Efisiensi Maintenance
No Komponen
Maintenance Efficiency Sekarang
Usulan
1.
Bearing 6004 2RS Rotary
72,3 82,19
2.
Spur knife Rotary
26,8 41,67
3.
Carbon Brush Continous Dryer
40,54 55,55
4.
Compression Spring Composer
24,39 32,26
5.
Bearing 22217-C3 Glue Spreader
60,34 72,92
6
O’ring Cold Press
37,04 49,18
7
HD Graphite Canvas Sander
32,79 48,78
Rata-rata
42,02 54,65
Sumber: Hasil Pengolahan
6.3.5. Peningkatan Profit
Berdasarkan Tabel 5.1 maka dapat dihitung rata-rata downtime setiap bulan dengan perhitungan:
Rata-rata downtime=
20 95
, 40
.... 9
, 70
5 ,
53 +
+ +
= 30 jam downtime. Besarnya downtime pada sistem sekarang ini mengakibatkan profit loss due to
downtime sebesar Rp. 197.833.893 dimana nilai ini diperoleh dari perhitungan: Biaya pokok produksi
=Rp. 3.436.327m
3
Harga Jual =Rp. 4.250.000m
3
Kapasitas produksi = 8,547 m
3
jam Profitm
3
=Harga Jual- Harga Pokok Produksi =Rp. 4.250.000 – Rp. 3.436.327
=Rp. 813.673m
3
Profitjam =Profitm
3
x Kapasitas produksi m
3
=Rp. 813.673m
3
x 8,547 m
3
jam =Rp. 6.5594.463,1jam
Universitas Sumatera Utara
Profit loss Due to Downtime = Profitjam x downtimejambulan
= Rp. 6.594.463,1 x 30 = Rp. 197.833.893bulan
Berdasarkan hasil pendekatan RCM, maka nilai profit loss due to downtime ini dapat diminimalkan. Tabel 6.7. menunjukkan adanya penurunan rata-rata
downtime 29,53 dari downtime sistem perawatan sekarang 30 jam yaitu sekitar 8,859 jam downtime.
Dengan adanya penurunan sebesar 8,859 jam downtime, maka profit loss due to downtime dapat berkurang sebesar Rp. 58.420.348,6. Nilai ini diperoleh dari
perhitungan: Profit loss Due to Downtime Pendekatan RCM
= Profitjam x downtimejambulan = Rp. 6.594.463,1 x 30-8,859
= Rp. 139.413.544,4bulan
Profit Gain Due to Minimizing Downtime = [Profit Loss sekarang- Profit Loss sistem usulan]
= Rp. 197.833.893bulan - Rp. 139.413.544,4bulan =Rp. 58.420.348,6 bulan
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pemecahan masalah maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Berdasarkan hasil penyusunan FMEA Failure Mode and Effect Analysis, komponen yang memiliki Risk Priority Number RPN terbesar yaitu :
a. Komponen Spur Knife Rotary b. HD Graphite Canvas Sander
c. Bearing 6004 2RS Rotary d. Carbon Brush Continuous Dryer
e. O’ring Cold Press f. Bearing Rol 22217-C3 Glue Spreader
g. Compression Spring Composer 2. Hasil penyusunan Logic Tree Analysis LTA menunjukkan 11,1 dari
komponen yang rusak tergolong kategori A safety problem, sebesar 70,37 tergolong kategori B outage problem, sebesar 18,53 tergolong kategori
DB Hidden Failure and Outage Problem, dan tidak ada komponen yang termasuk dalam kategori C economic problem
3. Hasil pemilihan tindakan perawatan RCM menunjukkan terdapat 16 komponen mesin yang direncanakan dengan perawatan CD Condition
Directed, 7 komponen kritis yang direncanakan dengan perawatan TD Time
Universitas Sumatera Utara