Strategi Bersaing Dalam Pemasaran Melalui Analisis SWOT Pada Toko Kaban Di Perumnas Simalingkar Medan

(1)

Lampiran 1

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

Informasi ataupun data yang diperoleh penulis didapat melalui pengamatan langsung dan wawancara semiterstruktur kepada informan. Wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui data informan yaitu pemilik Toko Kaban (suami dan istri). Selain pemilik Toko Kaban, karakteristik informan lain, seperti beberapa pembeli dan pelanggan, juga diwawancarai terkait dengan kebutuhan penelitian, karena mengingat pembeli dan pelanggan tersebut lebih dari satu orang, maka dalam lampiran ini akan dilampirkan data tiga orang saja, dimana jawaban dari ketiga orang ini dianggap mewakili beberapa informan lain.

KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama : Taufik Ginting

Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 38 tahun

Status : Pemilik Toko Kaban

Alamat : Jl. Tembakau Raya No. 36, Perumnas Simalingkar Medan 2. Nama : Mediana Kaban

Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 37 tahun


(2)

Alamat : Jl. Tembakau Raya No. 36, Perumnas Simalingkar Medan 3. Nama : Arni Sitopu

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 48 tahun

Status : Pelanggan/ Pemilik Toko Nababan

Alamat : Jl. Merica Raya No. 58, Perumnas Simalingkar 4. Nama :Hermawati Kaban

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 47 tahun

Status : Pelanggan

Alamat : Jl. Parang 2 Gg. Bahagia No. 28, Padang Bulan 5. Nama : Ayu Maria Siagian

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 23 tahun

Status : Pembeli

Alamat : Jl. Sagu 2 Nomor 15, Perumnas Simalingkar.

Adapun daftar pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan, hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian adalah sebagai berikut :

INFORMAN DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN ATAS

PERTANYAAN Pemilik Toko

Kaban

Toko Kaban

1. Pada tanggal berapa Toko Kaban pertama

Pertama kali Toko Kaban ini


(3)

kali dibuka dan beroperasi?

tanggal 11 Juni 1999.

2. Berapa modal awal pendirian Toko Kaban ini dan apa yang melatarbelakangi anda membuka toko ini?

Modal awal pendirian toko ini sebesar tiga puluh juta rupiah dan yang melatarbelakangi saya adalah akibat dari krisis moneter yang menyebabkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran dan pada saat itu susah untuk mendapatkan

pekerjaan, lalu saya berpikir untuk berwirausaha saja dan mendirikan Toko ini.

3. Apakah Toko ini memiliki surat izin usaha?

Ya, toko kami memiliki izin usaha pada SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dengan Nomor 0171/58/1.01/2109/01/2012. 4. Jadi, toko anda baru

terdaftar pada tahun 2012?

Ya, karena untuk usaha tradisional seperti usaha dagang Toko Kaban ini, tidak harus terdaftar atau memiliki surat izin untuk berdagang, tetapi ketika harus berhubungan dengan pihak bank, maka SIUP ini penting adanya


(4)

untuk memenuhi syarat-syarat tertentu dari pihak bank.

5. Jam berapa Toko Kaban buka dan sampai jam berapa?

Toko Kaban sudah buka mulai pukul 08.00 WIB s/d 23.00 WIB.

6. Barang jenis apa saja yang dijual di Toko Kaban?

Barang yang dijual berupa barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman ringan, kebutuhan dapur (seperti minyak goreng, beras, gula, garam, tepung, mentega, susu, bubuk teh, dll, kecuali segala jenis sayuran dan ikan), rokok, kebutuhan kamar mandi (seperti sabun mandi, sabun cuci, shampoo, pasta gigi, dsb), obat-obatan bebas (seperti merek procold, bodrex, panadol, dsb), produk untuk bayi (popok bayi seperti merkpampers) dan alat tulis (buku dan pulpen).


(5)

7. Barang jenis apa yang paling dicari/ laku setiap harinya?

Barang yang paling laku setiap harinya adalah rokok, barang kebutuhan dapur dan makanan-minuman ringan.

8. Siapa yang menjadi pelanggan tetap di Toko Kaban ini?

Pedagang eceran yang mempunyai kedai kecil di rumah mereka sendiri, para pemain meja bola dan warnet yang berada di dekat toko, dan masyarakat yang rumahnya tidak jauh dari toko ini.

9. Dengan distributor mana sajakah anda melakukan kerja sama untuk

mengisi barang-barang dagangan anda?

Kami melakukan kerjasama dengan banyak distributor, dan ada juga distributor yang sudah terkenal, seperti dari Unilever, Danone, Sosro, Djarum, Coca Cola, Sariwangi, Indofood, Wings, British-America Tobaco (BAT), Torabika Eka Semesta, Unicharm, Gudang Garam, Nestle, dan masih banyak lagi.

10. Bagaimana persediaan barang dan kualitas dari

barang-Persediaan barang selalu dijaga dengan baik supaya pembeli dan pelanggan tidak kecewa. Persediaan


(6)

barang yang anda jual? barang diletakkan di gudang. Untuk kualitas barang, kami jamin karena setiap ada barang yang rusak atau sudah kadaluarsa, akan

dikembalikan dan diganti oleh distributor.

11. Bagaimana hubungan kerjasama Toko Kaban dengan para distributor mengenai barang dagangan? Apakah ada kesepakatan khusus?

Kami melakukan kerjasama yang baik dengan para distributor. Ada distributor yang datang langsung ke toko, tetapi ada juga yang kami jemput. Kami juga melakukan kesepakatan seperti sistem

konsinasi pada perputaran barang. 12. Apa saja pelayanan

yang anda berikan kepada para pembeli dan pelanggan anda untuk mempermudah mereka dalam

berbelanja?

Kami memberikan beberapa jenis pelayanan seperti mengantarkan barang belanjaan mereka sampai ke rumah bila mereka kesulitan

membawa karena jumlah belanjaannya banyak, kami

melayani pesanan melalui telepon, dan dalam segi pembayaran, kami juga memperbolehkan sistem kekeluaragaan (bayar belakangan bagi pelanggan tetap) dan sesekali


(7)

memberikan harga yang fleksibel bagi pembeli dan pelanggan kami.

13. Bagaimana dengan keadaan lingkungan berjualan disini, apakah aman atau apakah ada yang mengkhawatirkan pihak anda?

Sekarang ini, berjualan di daerah ini sudah cukup aman karena dengan berkurangnya premanisme, para distributor sudah mau datang kesini dan tidak ada pungutan liar seperti dulu, tetapi diluar dari itu kami juga harus selalu tetap

waspada terhadap pihak lain, bukan hanya premanisme saja, karena sesuatu yang tidak baik bisa saja bukan hanya datang dari pihak yang justru kita takutkan. 14. Apakah kehadiran

minimarket waralaba seperti Indomaret dan Alfamart saat ini mempengaruhi jumlah penjualan dan

pendapatan anda?

Iya, itu sudah pasti mempengaruhi penjualan dan pendapatan kami setiap harinya. Keberadaan mereka yang banyak dan berada disetiap sudut-sudut jalan dan dekat dengan rumah penduduk membuat

pendapatan kami berkurang. Hal ini pun didukung oleh sifat konsumtif


(8)

penduduk saat ini dan persepsi bahwa belanja di minimarket, lebih enak dan nyaman.

15. Seberapa besar kehadiran minimarket waralaba ini

mempengaruhi pendapatan anda?

Kehadiran minimarket waralaba ini sangat mempengaruhi pendapatan kami. Pendapatan kami berkurang sekitar tiga puluh persen dari sebelum kehadiran mereka. 16. Apakah anda

melakukan kerjasama dengan pihak bank dalam menjalankan bisnis ini?

Ya, kami melakukan kerjasama dengan pihak bank, dimana pihak bank tersebut memberikan kredit dengan syarat-syarat ringan kepada pihak kami. Hal ini cukup

membantu kami, mengingat kami merasa pemerintah kurang

memperhatikan kami dengan mengizinkan minimarket waralaba menjamur.

Sumber Daya Manusia 1. Berapa jumlah tenaga

kerja yang ada di Toko Kaban ini?

Tenaga kerja yang ada saat ini adalah empat orang.


(9)

2. Bagaimana kriteria tenaga kerja yang anda pekerjakan pada toko ini dan bagaimana sistem perekrutannya?

Kriteria untuk tenaga kerja di Toko Kaban ini adalah pekerja minimal berumur 17 tahun, bisa membaca, menulis dan menghitung, bisa membawa sepeda motor (bagi laki-laki), jujur dan bisa dipercaya, rajin serta tanggap karena banyak

konsumen yang datang membeli barang-barang dan harus dilayani setiap harinya.

Untuk sistem perekrutan, kami tidak rumit, tidak memerlukan surat lamaran, hanya akan diajukan beberapa pertanyaan dan akan dilakukan masa percobaan selama seminggu. Dalam perekrutan tenaga kerja ini, kami akan lebih

mengutamakan kerabat untuk bekerja dengan kami daripada orang lain, tetapi tentu saja kerabat itu juga harus memenuhi kriteria seperti yang kami inginkan.


(10)

3. Apa saja tugas-tugas para pekerja anda?

Tugas mereka adalah membantu kami, seperti :

6) Melayani pembeli dan pelanggan.

7) Menyusun barang dagangan pada tempatnya.

8) Mengambil barang pesanan pembeli/ pelanggan.

9) Mengantar barang pesanan pembeli/ pelanggan ke tempat pembeli/ pelanggan.

10) Menjaga gudang toko. 4. Fasilitas apa yang anda

beri kepada para pekerja anda agar mereka tetap betah bekerja di toko anda ini?

Kami memberikan fasilitas tempat tinggal untuk para pekerja dan untuk makan mereka, kami tanggung tiga kali sehari, serta apabila mereka sakit, maka kami bertanggung jawab untuk

memberikan uang berobat tanpa potong gaji.


(11)

Pembeli dan Pelanggan Toko Kaban

1. Mengapa anda berbelanja di Toko Kaban ini?

Alasan pembeli dan pelanggan berbelanja di Toko Kaban adalah:

1. Harganya lebih murah 2. Tempatnya strategis

3. Karena mengenal pemilikya dan bisa bayar belakangan

4. Barang belanjaan bisa

diantarkan ke rumah atau tempat yang ditunjukkan

5. Diberitahukan dan diajak oleh teman

2. Jenis barang apa saja yang biasanya anda beli?

Barang yang sering dibeli oleh pembeli dan pelanggan rata-rata adalah rokok, makanan dan minuman ringan, kopi instan, shampoo, gula, beras.

3. Biasanya anda berbelanja untuk keperluan apa saja?

Jawaban Pembeli dan Pelanggan : 1. Keperluan untuk barang

dagangan di kedai eceran milik pelanggan.

2. Keperluan konsumsi minuman ringan untuk pengunjung di tempat bisnis


(12)

saya.

3. Keperluan dapur.

4. Keperluan kamar mandi. 4. Bagaimana menurut

anda pelayanan dari Toko Kaban ini?

Jawaban Pembeli dan Pelanggan : 1. Pelayanannya baik,

pemiliknya ramah. 2. Pelayanannya bagus, bisa

diantar ke tempat tujuan. 3. Karena kurangnya tenaga

kerja, terkadang harus menunggu lama untuk pesanan kami.


(13)

Lampiran 2

LAMPIRAN GAMBAR

   


(14)

   


(15)

   


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Fuad, M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Cetakan Kelima. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hunger, J. David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strtegis. Yogyakarta : Andi.

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kotler. 2004. Lateral Marketing. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga belas. Jakarta : Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta : Erlangga.

Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sembiring, Sentosa. 2001. Hukum Dagang. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta : Erlangga.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

Sumihardjo, Tumar. 2008. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Melalui Pengembangan Daya Saing Berbasis Potensi Daerah. Jakarta : Fokus Media.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Manajemen Modern Untuk Sektor Publik. Yogyakarta : Balairung & Co.

Zimmerer, Thomas W dan Scarborough, Norman. M. 2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta : Prehalindo.

Sumber Skripsi :

Rangkuti, Nirmala Sari Dewi. 2006. Analisis Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Asuransi Kumpulan Pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Kumpulan Medan. www.repository.usu.ac.id. (Diakses 2 Mei 2013 Pukul 07.00 WIB)


(17)

Alamia, Ricka. 2006. Analisis SWOT Pada Warung Bang Man di Kawasan Warung Kopi (Warkop) Harapan Medan. www.repository.usu.ac.id. (Diakses 1 Mei 2013 Pukul 07.25 WIB)

Rambe, Denok Almukarromah. 2007. Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. www.repository.usu.ac.id. (Diakses 20 Mei 2013 Pukul 06.55 WIB)

Syahfitri, Yudhi. 2010. Analisis SWOT Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing Pada Salon Cleopatra. www.repository.usu.ac.id. (Diakses 2 Mei 2013 Pukul 07.04 WIB)

Jayanti, Dewi. 2011. Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing pada Hotel Cherry Pink KH. Wahid Hasyim. Skripsi Progaram Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sumber Internet :

http://www.anneahira.com/jurnal-ritel.htm (Diakses 30 April 2013, Pukul 21.00 WIB).

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-danaradiwe-22601 (Diakses 30 April 2013, Pukul 21.16 WIB).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28267/3/Chapter%20II.pdf (Diakses 4 Mei 2013, Pukul 07.10 WIB)

http://idtesis.com/konsep-konstruk-dan-variabel/ (Diakses 10 Juni 2013, Pukul 10.10 WIB).


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif merupakan cara mengumpulkan data berdasarkan masalah-masalah atau fenomena yang terjadi pada saat penelitian dilakukan (bersifat aktual), untuk kemudian mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang dijumpai tersebut. Oleh karena itu, penulis akan berusaha untuk menggambarkan kondisi yang berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh objek penelitian dalam hal ini Toko Kaban, sehingga memberikan gambaran yang jelas dan menemukan suatu strategi bersaing untuk Toko Kaban.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Toko Kaban, Jalan Tembakau Raya No. 36 Perumnas Simalingkar, Medan.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, melainkan lebih dikenal dengan situasi sosial dan juga istilah sampel bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.


(19)

Situasi sosial dalam penelitian ini adalah Toko Kaban, dan yang menjadi informan dalam penelitian ini ditetapkan menjadi dua, yaitu informan kunci dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, dan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Di dalam penelitian ini, yang menjadi informan kunci adalah pemilik sekaligus pengelola Toko Kaban, dan informan utamanya adalah pembeli dan pelanggan di Toko Kaban.

3.4 Defenisi Konsep

Singarimbun (2006) mengemukakan bahwa konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (http://idtesis.com/konsep-konstruk-dan-variabel/).

Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Strategi Bersaing adalah mengembangkan rencana mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Porter 2001:35).

2. Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain (Kotler & Keller 2009:5).

3. Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD) merupakan perusahaan perseorangan yang biasanya dilakukan atau dijalankan oleh satu orang pengusaha (Sembiring 2001:18).


(20)

4. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats) (Rangkuti 2009:20).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono 2008:401). Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sunber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono 2008:402).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, seperti :

a) Wawancara

Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan jenis wawancara semiterstruktur karena jenis wawancara ini dalam pelaksanaannya lebih bebas dan memiliki tujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.


(21)

Wawancara (tanya-jawab) akan dilakukan langsung dengan informan-informan yang dianggap tahu tentang permasalahan yang akan diteliti seperti pemilik Toko Kaban dan beberapa pembeli dan pelanggan pada Toko Kaban.

b) Observasi (Pengamatan)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi terus terang atau tersamar, dimana peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi informan mengetahui dari awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.

c) Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini digunakan tulisan, jurnal dan karya tulis akademik sebagai bahan refrensi bagi peneliti.

d) Teknik Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, untuk menguji kebsahan data dan melihat suatu masalah sehingga diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang benar-benar utuh dan lengkap.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yang berarti metode analisis yang mencari hubungan secara menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan.


(22)

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT, yakni identifikasi dan pengklasifikasian faktor internal dan faktor eksternal untuk mengetahui peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi toko yang diteliti serta merumuskan strategi yang baik untuk digunakan.

Dalam teknik analisis data dengan menggunakan SWOT, setelah pengklasifikasianfaktor internal dan faktor eksternal diidentifikasi, maka selanjutnya dilakukan tahap penyusunan Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Berikut ini adalah tahap-tahap penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) :

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik). Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan dibawah rata-rata, nilainya adalah 4.


(23)

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5) Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada sub total. Setelah mendapatkan sub total pada kekuatan dan kelemahan, maka selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT.


(24)

Tabel 3.1 MATRIKS INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY TOKO KABAN

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating

Bobot x Rating Kekuatan (Strength)

Sub Total

Kelemahan (Weakness)

Sub Total

Total 1.00

Selisih Skor Kekuatan dengan Skor Kelemahan

Sumber : Rangkuti (2009:25)

Tahap-tahap penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).


(25)

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik). Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika ancaman perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1, sedangkan jika ancaman dibawah rata-rata, nilainya adalah 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5) Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada sub total. Setelah mendapatkan sub total pada peluang dan ancaman, maka selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT.


(26)

Tabel 3.2 MATRIKS EXTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY TOKO KABAN

Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating

Bobot x Rating Peluang(Opportunity)

Sub Total

Ancaman(Threat)

Sub Total

Total 1.00

Selisih Skor Kekuatan dengan Skor Kelemahan

Sumber : Rangkuti (2009:24)

Setelah mendapatkan selisih skor dari kekuatan dengan kelemahan, dan peluang dengan ancaman, selanjutnya hasil dari selisih skor tersebut diaplikasikan ke Diagram Cartesius Analisis SWOT, agar diketahui berdasarkan skor tersebut, perusahaan/organisasi lebih cocok pada kuadran berapa.Diagram Cartesius Analisis SWOTdapat dilihat sebagai berikut.


(27)

Gambar 3.1Diagram Cartesius Analisis SWOT

3.Mendukung Strategi Turn-around 1.Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif 2.Mendukung Strategi Diversifikasi

Sumber : Rangkuti (2009:19)

Dari Gambar 3.1 DiagramCartesius Analisis SWOT, dapat diterangkan hal sebagai berikut :

Kuadaran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi di lain

pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Berbagai peluang

Kekuatan Internal Kelemahan

Internal

Berbagai Ancaman


(28)

Kondisi bisnis pada kuadaran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang-peluang bisnis serta mengantisipasi ancaman. Sehingga dari matriks SWOT tersebut akan diperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT (Kuncoro 2006:51).


(29)

Tabel 3.3 MATRIKS ANALSIS SWOT IFAS EFAS STRENGTH (S) Daftar semua kekuatan yang dimiliki. WEAKNESS (W) Daftar semua kelemahan yang dimiliki. OPPORTUNITIES (O)

Daftar semua peluang yang dapat diidentifikasi.

Strategi SO Gunakan semua

kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peuang yang ada.

Strategi WO Atasi semua kelemahan dengan memanfaatkan semua peluang yang ada. THREATS (T)

Daftar semua ancaman yang dapat diidentifikasi.

Strategi ST Gunakan semua kekuatan untuk menghindari semua ancaman. Strategi WT Tekan semua kelemahan dan cegah semua ancaman. Sumber : Kuncoro (2006) (diolah penulis)

IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS: External Strategic Factors Analysis Summary


(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Usaha Dagang

Usaha dagang yang merupakan tempat penelitian penulis bernama Toko Kaban, yang beralamatkan di Jalan Tembakau Raya nomor 36, Perumnas Simalingkar, Medan. 20141, dan dengan nomor telepon (061) 8363523. Toko Kaban berdiri pada tanggal 11 Juni 1999, dengan modal sebesar tiga puluh juta rupiah. Pemilik toko ini adalah Bapak Taufik Ginting dan Ibu Mediana Kaban. Menurut pemilik Toko Kaban, sejarah berdirinya toko ini adalah sebagai dampak dari reformasi tahun 1997-1998, dimana pada saat itu, pemilik toko baru saja menyelesaikan perkuliahannya di fakultas Tekhnik, Universitas Sumatera Utara. Pada masa itu, Indonesia juga mengalami krisis moneter yang menyebabkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran, sehingga pada saat itu juga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Hal tersebutlah yang menjadi alasan pemilik toko untuk kemudian berwirausaha dan mendirikan Toko Kaban ini. Nama Toko Kaban diambil dari marga istri pemilik toko. Toko Kaban ini telah terdaftar pada SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dengan Nomor 0171/58/1.01/2109/01/2012. Menurut pemilik toko, terdaftarnya toko ini pada SIUP tahun 2012 dikarenakan untuk usaha tradisional seperti usaha dagang Toko Kaban ini, tidak harus terdaftar atau memiliki surat izin untuk berdagang, tetapi ketika harus berhubungan dengan pihak bank, maka SIUP ini penting adanya untuk memenuhi syarat-syarat tertentu dari pihak bank.


(31)

Toko ini buka mulai pukul 08.00 WIB s/d 23.00 WIB. Pemilik toko dibantu oleh empat orang tenaga kerja setiap harinya. Dalam pemilihan tenaga kerja, pemilik Toko Kaban memiliki beberapa kriteria, seperti pekerja minimal berumur 17 tahun, bisa membaca, menulis dan menghitung, jujur dan bisa dipercaya, rajin serta tanggap karena banyak konsumen yang datang membeli barang dan harus dilayani setiap harinya. Toko Kaban menjual barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan minuman ringan, kebutuhan dapur (kecuali segala jenis sayuran dan ikan), rokok, kebutuhan kamar mandi (seperti sabun mandi, sabun cuci, shampoo, pasta gigi, dsb), obat-obatan bebas (seperti merek panadol, procold, bodrex, dsb), produk untuk bayi (shampo bayi,baby oil, popok bayi seperti merekpampers) dan alat tulis (buku dan pulpen). Dalam menjalankan bisnisnya, toko ini telah menjalani kerja sama dengan beberapa distributor terkenal (seperti Unilever, Nestle, Sosro, Gudang Garam, Indofood) untuk memasok barang yang akan dijual oleh Toko Kaban, dimana barang-barang yang akan diperdagangkan tersebut dijamin baik mutunya oleh para distributor. Apabila ditemukan barang yang rusak, maka akan dikembalikan ke distributor, begitu pula apabila barang tersebut sudah kadaluarsa. Oleh sebab itu, kualitas dari setiap barang yang dijual oleh toko ini dapat dijamin oleh pemiliknya. Toko Kaban juga memiliki gudang yang letaknya sekitar 20 meter dari toko, dimana gudang berfungsi untuk menempatkan persediaan barang yang akan diperdagangkan selanjutnya.

Letak Toko Kaban ini berada sekitar 2 km dari simpang Perumnas Simalingkar dan berada pada kawasan proyek baru Perumnas Simalingkar. Lokasi Toko Kaban sangat strategis karena letaknya dekat dengan jalan raya dan letaknya


(32)

pada daerah yang padat penduduk. Selain dekat dengan rumah-rumah tangga, lokasi tempat berdirinya usaha ini juga merupakan suatu lokasi yang banyak digunakan untuk menjalankan bisnis, seperti salon, warnet, toko makanan ternak, laundry kiloan, rumah makan, bahkan sesama usaha toko kelontong seperti Toko Kaban ini. Dalam menjalankan usahanya ini, pemilik Toko Kaban memiliki pesaing, dimana letak toko pesaing tersebut ada yang dekat dan ada yang jauh tetapi cukup berdampak terhadap penjualan Toko Kaban. Jarak pesaing terdekat dengan Toko Kaban adalah Toko Oscar yang berada tepat di sebelah Toko Kaban ini. Pesaing yang memiliki jarak yang cukup jauh adalah toko kelontong modern seperti Indomaret dan Alfamart yang tersebar di beberapa tempat di Simalingkar. Menurut pemilik Toko Kaban, kehadiran Indomaret dan Alfamart sampai saat ini telah mengurangi pendapatan mereka sebesar 30% dari pendapatan sebelum munculnya toko-toko modern ini.

Toko Kaban sudah cukup dikenal di daerah Perumnas Simalingkar karena sudah beroperasi lebih dari empat belas tahun. Pemilik Toko Kaban mengatakan bahwa pengahasilan toko ini bisa mencapai enam puluh juta rupiah per harinya, dimana hari minggu merupakan hari yang paling ramai dikunjungi oleh pembeli. Konsumen bukan hanya berasal dari kalangan rumah tangga dan konsumen akhir, tetapi juga dari beberapapedagang eceran dan pebisnis dengan jenis usaha lain, seperti salon, warnet, dan bisnis lainnyayang ada di daerah Perumnas Simalingkar. Setiap harinya ada sekitar lima puluhlima pedagang eceran yang ada di daerah Perumnas Simalingkar datang dan membeli barang yang akan mereka perjualkan lagi dari Toko Kaban. Menurut salah satu pelanggan Toko Kaban, harga yang mereka dapat pada toko ini lebih murah dan hanya beda sedikit bila


(33)

dibandingkan dengan berbelanja di daerah Sambu, belum lagi ditambah ongkos dan jauhnya Sambu dari Perumnas Simalingkar, membuat mereka lebih memilih berbelanja di Toko Kaban daripada di daerah Sambu. Dalam mengelola toko ini, pemilik tidak melakukan promosi secara besar-besaran, mereka hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Toko ini memiliki suatu visi yang tidak tertulis, dimana visi ini merupakan visi umum bagi suatu usaha bisnis, yaitu memperoleh keuntungan dan mengembangkan usaha dengan lebih baik.

4.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Dari Gambar 4.1 Struktur Organisasi, dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi tersebut merupakan struktur organisasi lini atau jalur. Struktur organisasi lini atau jalur ini diciptakan oleh Henry Fayol, bentuk organisasi ini merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling tua dalam organisasi. Struktur organisasi lini ini tepat dipakai dalam organisasi kecil seperti usaha dagang, karena pemilik toko berhubungan langsung dengan para pekerja tanpa harus ada perantara. Pada saat pemilik toko (atasan dalam organisasi ini), ingin

Pemilik Toko Kaban


(34)

memberikan tugas kepada para pekerja, maka pemilik toko langsung saja memberikan tugas ataupun perintah kepada para pekerja.

Pemilik dan pekerja memiliki tugas yang berbeda dalam usaha ini, dimana pemilik juga berperan sebagai pimpinan/ atasan di toko ini. Tugas dari pemilik toko adalah memanage/mengelola toko ini, yang diuraikan sebagai berikut :

1) Melayani pembeli dan pelanggan dengan ramah dan sabar, karena pembeli dan pelanggan adalah orang-orang yang akan mendatangkan pendapatan serta keuntungan kepada Toko Kaban.

2) Mencatat pesanan dari pembeli dan pelanggan.

3) Mengatur keuangan seperti menentukan harga jual barang, melakukan penawaran harga barang dengan distributor, dan menjaga meja kasir.

4) Mengatur pekerja dan memberikan tugas-tugas kepada pekerja.

5) Memperluas jaringan dan menjaga hubungan baik dengan para distributor. Tugas dari pekerja pada Toko Kaban adalah membantu pemilik toko dalam mengelola toko ini. Adapun tugas-tugas dari para pekerja di Toko Kaban adalah :

1) Melayani pembeli dan pelanggan dengan ramah dan sabar, seperti pemilik toko.

2) Menyusun barang dagangan pada tempatnya agar terlihat rapi dan tidak kebingungan pada saat ada yang mengorder barang tersebut.

3) Mengambil barang pesanan pembeli danpelanggan serta menyusunnya. 4) Mengantar barang pesanan pembeli dan pelanggan ke tempat yang mereka


(35)

5) Menjaga gudang toko agar tetap aman. 4.2 Penyajian Data

Berdasarkan pengamatan pada situasi sosial dan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada para informan, maka ditemukan data-data yang diperlukan oleh penulis, berupa faktor internal Toko Kaban yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), dan faktor eksternal Toko Kaban yaitu peluang (opportunity),ancaman (threat).Data-data tersebut adalahsebagai berikut:

Faktor Internal Toko Kaban

1. Kekuatan (Strength)

Merupakan faktor-faktor internal positif yang berperan terhadap kemampuan usaha Toko Kaban untuk mencapai tujuannya.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a) Lokasi yang strategis, dimana Toko Kaban dekat dengan jalan raya dan berada pada daerah padat penduduk. Lokasi yang strategis merupakan suatu kekuatan karena dapat mendatangkan para pembeli dan pelanggan. Lokasi yang strategis dapat membuat konsumen yang tadinya tidak ingin membeli di toko itu, akhirnya membeli karena toko itu mudah ditemukan.

b) Harga yang bersaing (lebih murah dibandingkan pesaing di sekitar Toko Kaban). Harga juga merupakan salah satu alasan orang-orang memilih suatu tempat untuk berbelanja, apalagi bagi mereka pedagang eceran, dimana mereka akan menjual kembali barang yang telah mereka beli.


(36)

c) Menawarkan pelayanan yang ramah, dan harga yang fleksibel bagi seluruh pembeli dan pelanggan, serta sistem pembayaran yang bersifat kekeluargaan bagi pelanggan. Harga yang fleksibel maksudnya adalah pemilik Toko Kaban memperbolehkan pengurangan harga barang dari harga awal (tawar-menawar), bila harga tersebut masih tetap menghasilkan keuntungan atau menutupi modal dari barang tersebut. Sedangkan sistem pembayaran yang bersifat kekeluargaan, maksudnya adalah barang yang telah dipesan boleh dibayar belakangan, dan ini berlaku untuk pelanggan dan orang-orang yang dikenal saja.

d) Melayani pemesanan atau pembelian barang melalui telepon. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempermudah pembeli dan pelanggan yang berbelanja di Toko Kaban, tetapi karena alasan tertentu tidak bisa datang langsung ke Toko Kaban ini.

e) Menyediakan layanan antar barang bagi pembeli dan pelanggan yang berbelanja di Toko Kaban. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pembeli dan pelanggan yang berbelanja banyak di Toko Kaban.

f) Memiliki barang dagangan yang lengkap. Toko Kaban memahami kebutuhan para pembeli dan pelanggannya, maka dari itu pemilik toko selalu berusaha untuk melengkapi barang-barang dagangan yang selalu dicari oleh para pembeli dan pelanggan. Toko Kaban menjual jenis barang dagangan yang lengkap dengan berbagai merek.

2. Kelemahan (Weakness)

Merupakan faktor-faktor internal negatif yang merintangi usaha Toko Kaban untuk mencapai tujuannya.


(37)

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a) Manajemen Toko yang masih sederhana/ tradisional, belum terperinci dan belum memiliki peraturan yang tegas, seperti manajemen waktu buka toko, tidak menggunakan daftar hadir otomatis bagi para pekerja, pengelolaan uang masih secara manual (tidak menggunakan mesin kasir).

b) Penataan toko yang kurang rapi dan terlihat kurang bersih. Banyaknya pembeli dan pelanggan dengan sejumlah besar pesanan mereka, membuat pemilik dan pekerja kurang memperhatikan kerapian penataan toko pada saat toko beroperasi.

c) Jumlah tenaga kerja yang kurang. Bila dilihat dari banyaknya pembeli dan pelanggan yang datang, tenaga kerja yang ada di Toko Kaban ini kurang banyak sehingga pembeli dan pelanggan sering menunggu. d) Pelayanan toko yang terkadang tidak tepat waktu dalam mengantarkan

barang kepada pembeli/ pelanggan.

e) Kurangnya promosi, tidak seperti yang dilakukan oleh pesaingnya, yaitu minimarket waralaba.

3. Peluang (Opportunity)

Merupakan faktor-faktor eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh Toko Kaban untuk mencapai tujuannya.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a) Mendapat kredit dengan syarat-syarat ringan dari bank yang memberikan kredit. Pemberian kredit dari bank ini bisa menjadi suntikan dana bagi pemilik Toko Kaban.


(38)

b) Sistem konsinasi pada perputaran barang kepada pemasok barang (distributor). Sistem konsinasi disini berartisuatu sistem pembayaran yang dilakukan oleh pemilik Toko Kaban kepada distributor dengan sistem jika barang laku, maka akan dibayarkan kepada distributor. Sistem ini membantu pemilik toko untuk melengkapi barang dagangannya tanpa rasa takut tidak laku.

c) Barang dagangan yang rusak ataupun kadaluarsa dapat diretur kepada distributor. Hal ini juga menguntungkan bagi pemilik toko karena pemilik toko tidak akan mengalami kerugian atas terjadinya kerusakan pada barang dan adanya barang yang kadaluarsa.

d) Pelanggan merasa sudah seperti keluarga karena sering bertemu langsung dengan pemilik toko pada saat membeli. Hal ini mempengaruhi psikologi pembeli dan pelanggan.

e) Kurangnya premanise atau pungutan liar. Hal ini membuat para distributor tidak lagi merasa takut untuk memasok barang ke toko-toko termasuk ke Toko Kaban.

f) Adanya kedai-kedai eceran dan jenisusaha lain, seperti salon, warnet, dan usaha kolam pancing sekitar perumnas simalingkar yang memasok barang dari Toko Kaban.

4. Ancaman (Threat)

Merupakan faktro-faktor eksternal negatif yang dapat merintangi kemampuan Toko Kaban untuk mencapai tujuannya.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a) Adanya kompetitor dengan usaha sejenis.


(39)

b) Hadirnya kompetitor baru dengan konsep swalayan (toko modern), seperti mimimarket waralaba.

c) Perspektif masyarakat mengenai toko modern yang lebih nyaman dalam berbelanja.

d) Kemudahan yang diberikan pemerintah kepada pemodal besar untuk mendirikan usaha diberbagai tempat.

e) Keadaan ekonomi yang tidak stabil membuat pembeli terkadang mengurangi jumlah pembelian barang.

4.3 Analisis Data

Berdasarkan hasil dari penyajian data di atas, untuk mengolah data tersebut melalui Analisis SWOT, maka dilakukan terlebih dahulu tahap-tahap seperti menyusun tabel Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) dengan menentukan faktor-faktor yang menjadi Strength dan Weakness Toko Kaban, selanjutnya memberikan bobot masing-masing faktor dari skala mulai dai 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (sangat penting) dimana semua bobot tersebut jumlahnya tidak lebih dari skor total 1,00. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 (dibawah rata-rata) sampai dengan 4 (sangat baik). Nilai rating Strength dan Weakness selalu bertolak belakang, begitu juga dengan Opportunity dan Threat.Hasil analisis dari IFAS dan EFAS dapat dilihat pada tabel berikut.


(40)

Tabel 4.1 MATRIKS INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY TOKO KABAN

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating

Bobot x Rating Kekuatan (Strength)

1. Lokasi yang strategis 0.12 4 0.48 2. Harga yang bersaing (lebih

murah)

0.11 4 0.44

3. Menyediakan layanan antar barang

0.1 3 0.3 4. Melayani pemesanan /pembelian

barang melalui telepon

0.06 2 0.12

5. Menawarkan pelayanan yang ramah, dan harga yang fleksibel serta sistem pembayaran yang bersifat kekeluargaan bagi pelanggan

0.08 3 0.24

6. Memiliki barang dagangan yang lengkap

0.11 4 0.44

Sub Total 0.58 2.02

Kelemahan (Weakness)

1. Manajemen Toko yang masih sederhana/ tradisional

0.08 2 0.16


(41)

dan terlihat kurang bersih

3. Jumlah tenaga kerja kurang 0.09 1 0.09 4. Pelayanan toko terkadang tidak

tepat waktu

0.085 2 0.17

5. Promosi kurang 0.075 2 0.15

Sub Total 0.42 0.66

Total 1.00

Selisih Skor Kekuatan dengan Skor Kelemahan

1.36

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Tabel 4.1 Matriks Internal Factor Analysis SummaryToko Kaban, menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Toko Kaban lebih besar daripada kelemahannya.Kekuatan memiliki sub total 2.02 dan Kelemahan memiliki sub total 0.66, dimana hasil dari keduanya diselisihkan dan didapat hasil 2.02 - 0.66= 1.36

Jumlah faktor yang dianalisa pada kekuatan dibatasi menjadi enam faktor dan kelemahan menjadi lima faktor, dimana faktor-faktor tersebut dianggap sebagai faktor-faktor dominan yang terjadi di tempat tersebut.


(42)

Tabel 4.2 MATRIKS EXTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY TOKO KABAN

Faktor-faktor Strategis Eksternal

Bobot Rating

Bobot x Rating Peluang (Opportunity)

1. Mendapat kredit dengan syarat-syarat ringan dari bank

0.09 3 0.27

2. Sistem konsinasi pada perputaran barang kepada pemasok barang (distributor)

0.1 3 0.3

3. Barang dagangan yang rusak ataupun kadaluarsa dapat diretur kepada distributor

0.1 3 0.3

4. Pelanggan merasa sudah seperti keluarga karena sering bertemu langsung dengan pemilik toko

0.06 3 0.18

5. Kurangnya premanisme atau

pungutan liar 0.09 3 0.27

6. Adanya kedai-kedai eceran dan jenis usaha lain yang memasok


(43)

barang dari Toko Kaban

Sub Total 0.56 1.8

Ancaman (Threat)

1. Adanya kompetitor dengan usaha sejenis

0.09 2 0.18

2. Hadirnya kompetitor baru dengan konsep swalayan, seperti

minimarket waralaba

0.11 2 0.22

3. Perspektif masyarakat mengenai toko modern yang lebih nyaman dalam berbelanja

0.07 2 0.14

4. Kemudahan yang diberikan pemerintah kepada pemodal besar untuk mendirikan usaha diberbagai tempat

0.09 1 0.09

5. Keadaan ekonomi yang tidak stabil membuat pembeli terkadang mengurangi pembelian barang

0.08 2 0.16

Sub Total 0.44 0.79


(44)

Selisih Skor Peluang dengan Skor Ancaman

1.01

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Tabel 4.2 Matriks Eksternal Factor Analysis SummaryToko Kaban,menunjukkan bahwa peluang yang dimiliki Toko Kaban lebih besar daripada ancaman.Peluang memiliki sub total 1.8 dan Ancaman memiliki sub total 0.79, dimana hasil dari keduanya diselisihkan dan didapat hasil 1.8 - 0.79= 1.01

Jumlah faktor yang dianalisa pada peluang dibatasi menjadi enam faktor dan ancaman menjadi lima faktor, dimana faktor-faktor tersebut dianggap sebagai faktor-faktor dominan yang terjadi di tempat tersebut.

Kumpulan dari faktor-faktor tersebut di atas disusun oleh penulis berdasarkan analisa internal dan eksternal pada Toko Kaban dengan melihat situasi yang terjadi saat ini, analisa tersebut dilakukan bersama-sama dengan pemilik Toko Kaban dan pembeli/pelanggan toko tersebut.

Hasil analisis pada tabel MatriksInternal Factor Analysis Summary(IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary(EFAS) dipetakan pada Matriks Posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut :

a. Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi organisasi ditentukan dengan hasil analisa sebagai berikut.

c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman, maka nilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y<0


(45)

d. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0.

Berikut merupakan posisi kuadran Toko Kaban.

Gambar 4.2 DIAGRAM CARTESIUS ANALISIS SWOT TOKO KABAN

Peluang (+1.8)

Kuadaran III Kuadran I

Mendukung Strategi Turn-Around Mendukung Strategi Agresif (+)1.01

(+)1.36

Kelemahan (-0.66) Kekuatan (+2.02)

Kuadran IV Kuadran II

Mendukung Strategi Defensif Mendukung Strategi Difersifikasi Ancaman (-0.79)

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Dari Gambar 4.2 Diagram Cartesius Analisis SWOT Toko Kaban, dapat dilihat bahwa Toko Kaban berada pada posisi Kuadran Iyang mendukung strategi agresif. Posisi kuadran I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Toko Kaban memiliki peluang dan kekuatan sehingga toko ini dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan pada toko ini adalah yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.


(46)

Matriks SWOT

Berdasarkan analisis matriks IFAS dan EFAS pada tabel 4.1 dan 4.2, maka disusun pula matriks SWOT untuk menganalisis rumusan alternatif strategi SO (Strength+Opportunity). Strategi SO didapat berdasarkan hasil selisih antara kekuatan dengan kelemahan, dan peluang dengan ancaman yang ditunjukkan pada tabel 4.1 matriks IFAS dan tabel 4.2 matriks EFAS, serta pada kuadran analisis SWOT Toko Kaban. Hasil dari analisis SO tersebut adalah sebagai berikut.


(47)

Tabel 4.3 MATRIKS STRATEGI SO

IFAS

EFAS

STRENGTH (KEKUATAN)

1. Lokasi yang strategis.

2. Harga yang bersaing (lebih murah). 3. Menawarkan pelayanan yang ramah,

dan harga yang fleksibel bagi seluruh pembeli dan pelanggan, serta sistem pembayaran yang bersifat kekeluargaan bagi pelanggan.

4. Menyediakan layanan antar barang bagi pembeli dan pelanggan. 5. Melayani pemesanan /pembelian

barang melalui telepon.

6. Memiliki barang dagangan yang lengkap.

OPPORTUNITY (PELUANG)

1. Mendapat kredit dengan syarat-syarat ringan dari bank yang memberikan kredit.

2. Sistem konsinasi pada perputaran barang kepada pemasok barang

STRATEGI SO

1. Menjaga hubungan baik dengan para distributor agar diberi kemudahan dalam pemasokan barang dan mendapatkan harga yang lebih murah dari distributor.


(48)

(distributor).

3. Barang dagangan yang rusak ataupun kadaluarsa dapat diretur kepada distributor.

4. Pelanggan merasa sudah seperti keluarga karena sering bertemu langsung dengan pemilik toko pada saat membeli.

5. Kurangnya premanise atau pungutan liar.

6. Adanya kedai-kedai eceran dan jenis usaha lain yang memasok barang dari Toko Kaban.

2. Memposisikan dirinya (Toko Kaban) sebagai usaha dagang yang memiliki barang dagangan yang lengkap dengan harga yang murah. 3. Memanfaatkan kredit dari bank

dengan syarat-syarat yang ringan, dan menjadikannya modal untuk terus melengkapi jenis barang dagangan dan memperbanyak kuantitas barang yang paling dicari/laku pada Toko Kaban. 4. Tetap menciptakan harga bersaing

(lebih murah) agar pembeli dan pelanggan tidak memilih berbelanja di tempat lain.

5. Meningkatkan mutu pelayanan kepada para pembeli dan pelanggan, khususnya pelanggan tetap seperti yang memiliki kedai-kedai eceran agar mereka tetap melakukan pembelianuntuk barang dagangan mereka di Toko Kaban.

6. Menjaga kualitas dan kelengkapan jenis serta kuantitas barang


(49)

dagangan agar pembeli dan pelanggan tidak melirik kepada pesaing.

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Dari Tabel 4.3 Matriks Strategi SO dapat dilihat alternatif strategi yang tepat bagi Toko Kaban, Jl. Tembakau Raya Nomor 36, Perumnas Simalingkar Medanuntuk menentukan strategi bersaing dalam pemasaran toko tersebut adalah:

1. Menjaga hubungan baik dengan para distributor agar diberi kemudahan dalam pemasokan barang dan mendapatkan harga yang lebih murah dari distributor.

2. Memposisikan dirinya (Toko Kaban) sebagai usaha dagang yang memiliki barang dagangan yang lengkap dengan harga yang murah.

3. Memanfaatkan kredit dari bank dengan bunga dan syarat yang ringan, dan menjadikannya modal untuk terus melengkapi jenis barang dagangan dan memperbanyak kuantitas barang yang paling dicari/laku pada Toko Kaban.

4. Tetap menciptakan harga bersaing (lebih murah) agar pembeli dan ,pelanggan tidak memilih berbelanja di tempat lain.

5. Meningkatkan mutu pelayanan kepada para pembeli dan pelanggan, khususnya pelanggan tetap seperti yang memiliki kedai-kedai eceran agar mereka tetap melakukan pembelian untuk barang dagangan mereka di Toko Kaban.


(50)

6. Menjaga kualitas dan kelengkapan jenis serta kuantitas barang dagangan agar pembeli dan pelanggan tidak melirik kepada pesaing.

IMPLEMENTASI STRATEGI BERSAING

Mendasari dari hasil analisis diagram SWOT pada Gambar 4.2Diagram Cartesius Analisis SWOT Toko Kaban, dimana Toko Kaban berada pada kuadran I, maka strategi bersaing dalam pemasaran yang dapat diimplementasikan oleh Toko Kaban, yaitu :

1. Melakukan Strategi Cost Leadership.

Dalam melakukan strategi cost leadershippemilik Toko Kaban memanfaatkan hubungan yang baik dengan distributor agar mendapatkan barang berkualitas baik dengan harga yang murah untuk kemudian menjual barang tersebut kepada pembeli dan pelanggan toko dengan harga yang murah juga.Harga yang murah akan menarik pembeli dan pelanggan ditengah perokonomian yang tidak stabil seperti saat ini. Penting bagi Toko Kaban untuk tetap menciptakan harga barang yang murah agar dapat bersaing dengan usaha sejenis dan usaha minimarketwaralaba yang kian menjamur.

2. Melakukan Strategi Positioning.

Dalam melakukan strategi positioning, Toko Kaban memanfaatkan barang-barang dagangan yang lengkap, hubungan baik yang tercipta dengan para pembeli dan pelanggan, sertamemiliki harga bersaing (lebih murah) tersebut untuk memposisikan dirinya (Toko Kaban) sebagai usaha dagang yang memiliki barang dagangan yang lengkap dengan harga yang


(51)

murah dalambenak masyarakat sekitar Toko Kaban tersebut, sehingga pada akhirnya masyarakat akan memilih untuk berbelanja di toko ini, dan apabila Toko Kaban sudah ada dibenak masyarakat sekitar, maka masyarakat sekitar tersebutakan tetap berbelanja di toko ini, tanpa melirik kepada pesaing dan dengan sendirinya mereka akan mempromosikan Toko Kaban kepada masyarakat yang belum mengenal toko inimelalui komunikasi mulut ke mulut.


(52)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan. Pertama, hasil analisis dari Toko Kaban pada Gambar 4.2 Diagram Cartesius Analisis SWOT Toko Kaban, dapat dilihat bahwa posisi Toko Kaban ada di kuadran I maka strategi yang dapat diterapkan, adalah :

1. Melakukan Strategi Cost Leadership.

Cara memanfaatkan hubungan yang baik dengan distributor agar mendapatkan barang berkualitas baik dengan harga yang murah untuk kemudian Toko Kaban dapat menciptakan harga barang yang murah untuk pembeli dan pelanggan, karena harga ini akan menarik pembeli dan pelanggan ditengah perokonomian yang tidak stabil seperti saat ini, serta melalui harga jual yang murahmembuat toko ini mampu bersaing dengan usaha sejenis dan usaha minimarket waralaba yang kian menjamur.

2. Melakukan Strategi Positioning.

Cara memposisikan dirinya (Toko Kaban) sebagai usaha dagang yang memiliki barang dagangan yang lengkap dengan harga yang murah dalam benak masyarakat sekitar Toko Kaban tersebut, sehingga pada akhirnya masyarakat akan memilih untuk berbelanja di toko ini, dan apabila Toko Kaban sudah ada dibenak masyarakat sekitar, maka masyarakat sekitar tersebut akan tetap berbelanja di toko ini, tanpa melirik kepada pesaing dan dengan sendirinya mereka akan mempromosikan Toko


(53)

Kaban kepada masyarakat yang belum mengenal toko ini melalui komunikasi mulut ke mulut.

Kedua, berdasarkan analisis pada kombinasi strategi matriks SWOT, dapat dilihat pada Tabel 4.3Matriks Strategi SO, strategi yang efektif diperoleh strategi SO yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi SO yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Menjaga hubungan baik dengan para distributor agar diberi kemudahan dalam pemasokan barang dan mendapatkan harga yang lebih murah dari distributor.

2. Memposisikan dirinya (Toko Kaban) sebagai usaha dagang yang memiliki barang dagangan yang lengkap dengan harga yang murah.

3. Memanfaatkan kredit dari bank dengan syarat-syarat yang ringan, dan menjadikannya modal untuk terus melengkapi jenis barang dagangan dan memperbanyak kuantitas barang yang paling dicari/laku pada Toko Kaban.

4. Tetap menciptakan harga bersaing (lebih murah) agar pembeli dan pelanggan tidak memilih berbelanja di tempat lain.

5. Meningkatkan mutu pelayanan kepada para pembeli dan pelanggan, khususnya pelanggan tetap seperti yang memiliki kedai-kedai eceran agar mereka tetap melakukan pembelian untuk barang dagangan mereka di Toko Kaban.

6. Menjaga kualitas dan kelengkapan jenis serta kuantitas barang dagangan agar pembeli dan pelanggan tidak melirik kepada pesaing.


(54)

5.2 Saran

Dalam pengoptimalan hasil pendapatan dan pertahanan terhadap persaingan yang begitu ketat seperti yang terjadi saat ini, pemilik Toko Kaban perlu peka terhadap keadaan eksternal toko. Setiap perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal toko diharapkan dapat segera ditanggapi oleh pemilik toko, dan segera beradaptasi serta memaksimalkan kekuatan internal toko dan memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya agar setiap ancaman dapat diantisipasi. Kelemahan internal seputar manajemen toko dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh toko ini, hendaknya dapat segera diperbaiki sehingga Toko Kaban ini bisa tetap bertahan dan menjadi pilihan pertama berbelanja bagi masyarakat sekitar.


(55)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Rangkuti (2006), dengan judul “Analisis Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Asuransi Kumpulan Pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Kumpulan Medan” menyimpulkan bahwa AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Kumpulan Medan dapat meningkatkan jumlah nasabah dengan melaksanakan strategi alternatif berdasarkan prioritas yang dihasilkan dari Analisis SWOT sebagai berikut : strategi pelayanan differensiasi, strategi promosi, merek, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas teknologi, strategi lokasi, dan strategi manajemen.

Alamia (2006) dengan judul “Analisis SWOT Pada Warung Bang Man di Kawasan Warung Kopi (Warkop) Harapan Medan” menyimpulkan, Warung Bang Man yang telah lama beroperasi ini memiliki kekuatan yang cukup baik, dan dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam usaha warung kopi di kawasan Harapan Medan. Warung Bang Man juga memiliki ancaman dari luar yang sangat mempengaruhi, seperti ancaman penggusuran dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan, karena hal itu sangat mempengaruhi keberadaan usaha Warung Bang Man.

Rambe (2007), dengan judul “Analisis SWOT sebagai strategi meningkatkan daya saing pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan” menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh adalah PT. BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan berada pada posisi kuadran


(56)

agresif yang berarti bahwa BNI Syariah Medan mempunyai keunggulan kompetitif yang besar dalam perusahaan yang sedang tumbuh dan stabil.

Syahfitri (2010), dengan judul “Analisis SWOT Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing Pada Salon Cleopatra” menyimpulkan bahwa dengan menggunakan analisis SWOT dan dengan strategi agresif yang dilakukan oleh Salon Cleopatradi jalan setia budi Medan sudah cukup baik, akan tetapi Salon Cleopatra ini melakukan strategi berdasarkan pengalaman, insting dan keadaan pasar bukan dilakukan berdasarkan strategi analisis SWOT yang sebenarnya. Strategi yang telah dijalankan oleh Salon Cleopatra selama ini dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing terhadap pesaing-pesaing sejenis.

Jayanti (2011), dengan judul “Analisis SWOT sebagai strategi meningkatkan daya saing pada Hotel Cherry Pink KH. WAHID HASYIM MEDAN” menyimpulkan bahwa Hotel Cherry Pink harus mengimplementasikan strategi yang cocok, seperti dalam pengoptimalan daya saing dengan mengevaluasi dan melakukan strategi yang harus dicapai. Dengan memperindah desain, ruangan dan menambah area parkir lebih luas lagi agar dapat memberikan kepuasan dan keinginan bagi para pelanggan Hotel Cherry Pink.

2.2 Pengertian Pesaing

Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang atau jasa yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dapat dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing yang dekat yang memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang mirip. Semua jenis pesaing ini mampu menyaingi produk yang kita tawarkan. Dalam dunia persaingan, tugas utama pengusaha adalah menggaet


(57)

pelanggan sebanyak mungkin, baik pelanggan yang baru ataupun pelanggan dari produk yang lain. Dan yang paling ekstrem adalah bagaimana cara mematikan pesaing baik dengan cara langsung ataupun pelan-pelan (Kasmir 2007:258).

Menurut Kotler (Kotler&Keller 2009:326) suatu perusahaan dapat memfokuskan diri pada salah satu dari kelas pesaing berikut ini :

a) Kuat melawan Lemah. Sebagian peusahaan membidik pesaing yang lemah, karena memerlukan sumber daya yang lebih sedikit untuk setiap titik pangsa yang didapatkan. Tetapi, perusahaan juga harus bertarung dengan pesaing kuat agar dapat mengejar perusahaan terbaik. Bahkan pesaing kuat tetap mempunyai beberapa kelemahan.

b) Dekat melawan Jauh. Sebgian besar perusahaan bersaing dengan pesaing yang paling mirip dengan mereka. Tetapi perusahaan juga harus mengidentifikasi pesaing jauh.

c) “Baik” melawan ”Buruk”. Semua industri memiliki pesaing “baik” dan ”buruk”. Pesaing baik bermain sesuai aturan industri; mereka menetapkan harga yang sesuai dengan biaya; dan mereka menyukai industri yang sehat. Pesaing buruk berusaha membeli pangsa dan tidak menghasilkannya; mereka mengambil banyak resiko; mereka berinvestasi dalam kapasitas berlebih; dan mereka merusak keseimbangan industri. Perusahaan mungkin mendapati bahwa mereka harus menyerang pesaing buruknya untuk mengurangi atau mengakhiri praktik disfungsional mereka.

Dalam menjalankan strategi perusahaan yang kompetitif, seorang pengusaha diharapkan terus-menerus mengetahui dan memantau setiap gerak-gerik pesaingnya. Informasi mengenai kegiatan pesaing setiap saat harus didapat


(58)

dan dianalisis. Tujuannya adalah agar perusahaan mengetahui keunggulan pesaing dalam bidang mana serta dimana letak kelemahan pesaing. Dengan mengetahui keunggulan dan kelemahan pesaing, perusahaan dapat dengan mudah melakukan berbagai serangan terhadap kelemahan pesaing dan berusaha untuk bertahan jika suatu waktu terjadi serangan balik dari pesaingnya (Kasmir 2007:258).

Disamping itu, juga harus mampu menangkap peluang yang ada di pasar sebelum ditangkap pesaing. Seorang pengusaha diharapkan mampu menciptakan peluang-peluang baru. Namun, pengusaha juga harus waspada terhadap setiap ancaman yang ada sekarang dan di masa yang akan datang. Ancaman yang dilakukan pesaing dapat secara langsung menyerang kita atau secara pelan-pelan (bergerilya).

Hal-hal yang perlu diketahui dari pesaing adalah tentang (Kasmir 2007:259) :

1. Kelengkapan, mutu, desain dan bentuk produk; 2. Harga yang ditawarkan;

3. Saluran distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki; 4. Promosi yang dijalankan;

5. Rencana kegiatan pesaing ke depan. 2.3 Strategi bersaing

Persaingan mencakup semua penawaran dan produk subsitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial, yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang pembeli (Kotler & Keller 2009:15).Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi bersaingnya.Dalam penentuan strategi bersaing


(59)

harus didasarkan kepada analisis lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan seperti keadaan pasar, situasi persaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, serta demografi. Sedangkan lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi dan pelayanan. Sehingga perusahaan dapat melihat situasi dan kondisi pasar dalam menerapkan strategi bersaing agar dapat meningkatkan penjualannya. Strategi bersaing menurut Porter (Rangkuti 2006:15) adalah mengembangkan rencana mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pada pendekatan yang dikemukakan Porter (Kuncoro 2006:90), terdapat dua faktor yang diperhitungkan dalam menciptakan strategi bersaing yang “tepat”. Pertama, didasarkan pada keunggulan kompetitif organisasi.

Menurut Porter, keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber :

1. Bisa dari keunggulan menciptakan biaya yang rendah (cost leadership), atau

2. Bisa dari kemampuan organisasi untuk menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan para pesaingnya.

Faktor kedua dalam pendekatan ini adalah cakupan produk-pasar (competitive scope) dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. Gabungan dari dua faktor ini membentuk dasar dari strategi bersaing generik Porter, yaitu :


(60)

a) Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)

Adalah strategi yang digunakan organisasi apabila organisasi ingin menjadi pemimpin pasar berbasis biaya rendah dengan basis pelanggan yang luas. Biaya disini merupakan total biaya produksi, dan bukan pada harga. Pada strategi ini organisasi berfokus pada bagaimana perusahaan mampu memproduksi barang dan jasa dengan biaya yang rendah. Perusahaan yang mampu menciptakan biaya produksi yang rendah, tentu saja mampu menjual produknya dengan harga yang lebih rendah dari pesaing, tetapi masih bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaannya. Perusahaan semacam ini tidak takut terhadap ancaman pesaing yang menurunkan harga (Kuncoro 2006:90).

b) Diferensiasi (Differentiation)

Perusahaan akan menggunakan strategi diferensiasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan. Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri produk yang menawarkan nilai-nlai yang dicari konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan berbeda dimata konsumen. Konsumen akan rela membayar dengan harga premium bagi produk-produk yang dipersepsikan sebagai produk yang unik dan berbeda olehnya (Kuncoro 2006:93).

c) Fokus (berbasis biaya atau diferensiasi)

Perusahaan dengan strategi fokus melayani kebutuhan spesifik ceruk pasar (market niche). Ia bisa memilih strategi biaya atau diferensiasi. Perbedaannya terletak pada segmentasinya yang lebih


(61)

kecil. Gambar berikut akan memperlihatkan tiga cara untuk melakukan segmentasi celah pasar: (1) Geografis, (2) Tipe konsumen, (3) Segmen lini produk.

Gambar 2.1 Cara Segmentasi Celah Pasar

Sumber: Kuncoro (2006:97)

Keunggulan perusahaan dengan strategi fokus adalah perusahaan paham mengenai ceruk pasarnya dan mengenalnya dengan baik, perusahaan bisa terus dekat dengan para konsumennya sehingga akan bisa memberikan respons lebih cepat pada perubahan kebutuhan konsumen – relatif lebih cepat dari perusahaan yang mempuyai segmen yang lebih luas. Dengan kecepatannya merespons perubahan kebutuhan konsumen, perusahaan dengan strategi ini cenderung mudah menciptakan loyalitas konsumen pada merek (Kuncoro 2006:98).

2.3.1 Segmentasi dan Positioning sebagai Strategi Bersaing

Segmentasi adalah pemecahan pasar di antaranya untuk mendapatkan penjualan baru. Segmentasi juga dapat menaikkan ukuran dari pasar. Segmentasi terus-menerus akan menciptakan pasar yang hyperfragmented dan jenuh. Fragmentasi pasar menyediakan sangat sedikit ruang untuk produk-produk baru.

Geografis

Ceruk pasar bagi perusahaan dengan strategi

fokus

Tipe Konsumen


(62)

Sementara produk-produk baru merupakan komponen kunci bagi perusahaan-perusahaan yang ingin tumbuh. Segmentasi memiliki dampak langsung dan jangka panjang.

Dampak langsung Segmentasi : Segmentasi memungkinkan setiap pesaing baru yang masuk pasar menciptakan keunggulan kompetitif. Segmentasi juga memungkinkan pemimpin pasar menciptakan hambatan bagi pesaing. Seperti yang dikatakan sebelumnya, segmentasi juga membantu menaikkan ukuran dari pasar. Segmentasi membuat produk lebih menarik bagi grup-grup konsumen tertentu, menaikkan frekuensi konsumsi, dan memfasilitasi transformasi konsumen potensial menjadi konsumen aktual.

Dampak jangka panjang : Segmentasi berkelanjutan menghasilkan pasar yang hyper-fragmented. Segmen diubah menjadi ceruk-ceruk pasar dan pasar yang jenuh serta hyper-fragmented mengurangi rasio kesuksesan dari produk-produk dan merek-merek baru. Pemasaran sangat membutuhkan alternatif baru selain segmentasi agar perusahaan mampu meraih keuntungan (Kotler 2004 : 24).

Positioning melibatkan pemilihan sesuatu tentang bagaimana kita ingin dikenali. Positioning sebagai suatu strategi, membuka peluang-peluang penciptaan varian baru. Positioning melibatkan pemilihan sejumlah karakteristik dan kemudian menonjolkannya. Pemilihan karakteristik-karakteristik logis tentang produk bisa membutakan kita terhadap konsep-konsep inovatif baru.

Dampak Langsung : Strategi positioning menciptakan kepribadian merek yang berbeda, bahkan di dalam pasar yang sama. Seringkali, positioningmendefenisikan merek melalui satu kata tunggal, seperti : Volvo adalah aman, Mercedes adalah kemewahan dan status. Positioningmemungkinkan


(63)

merek yang sama dapat diposisikan berbeda dalam pasar berbeda. Sebagai contoh, Volvo juga diposisikan sebagai mobil tahan-lama, bukan mobil aman, dalam pasar Meksiko.

Dampak jangka panjang : Positioning membuka lebih banyak peluang dibanding jumlah merek, karena merek yang sama dapat diposisikan berbeda dalam pasar berbeda.Positioningmenambah jumlah varian produk di mata konsumen. Pada saat yang sama, pemasar cenderung memposisikan produk berbasis aspek-aspek logis, fungsional, dan pengalaman dan mengabaikan kemungkinan-kemungkinan lain (Kotler 2004: 25-26).

2.4 Pengertian Pemasaran

Pemasaran ada dimana-mana. Secara formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar aktivitas yang dapat kita sebut dengan pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Pemasaran sangat mempengaruhi kehidupan kita setiap hari. Pemasaran melekat dalam setiap hal yang kita lakukan—dari pakaian yang kita pakai, situs Internet yang kita klik, hingga iklan yang kita lihat (Kotler & Keller 2009:3).

Menurut American Marketing Association (AMA), Pemasaran adalah uatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunkasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.Berdasarkan defenisi sosial, pemasaran diartikan sebagai sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara


(64)

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain (Kotler & Keller 2009:5). Berdasarkan defenisi yang telah diungkapkan di atas, inti dari pemasaran (marketing) menurut Kotler & Keller adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu defenisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara menguntungkan” (Kotler & Keller 2009:5).

Menurut Kotler & Keller, selalu akan ada kebutuhan akan penjualan. Namun tujuan dari pemasaran adalah membuat penjualan berlimpah. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah memastikan produk dan jasa tersedia.

Orang-orang pemasaran memasarkan sepuluh tipe entitas (Kotler & Keller 2009:6-8):

1. Barang. Barang-barang fisik merupakan bagian terbesar dari usaha produksi dan pemasaran kebanyakan negara. Setiap tahun, perusahaan-perusahaan yang berada di seluruh dunia memasarkan milyaran produk barang. Berkat internet, bukan hanya perusahaan yang memasarkan barang bahkan individu pun dapat memasarkan barang secara efektif. 2. Jasa. Ketika ekonomi maju, semakin besar porsi aktivitas ekonomi yang

berfokus pada produksi jasa. Jasa mencakup pekerjaan maskapai udara, hotel, perusahaan penyewaan mobil, tukang pangkas dan salon, tenaga


(65)

perbaikan dan pemeliharaan, dan akuntan, bankir, pengacara, insinyur, dokter, programmer piranti lunak, dan konsultan manajemen.

3. Acara. Pemasar mempromosikan acara berdasarkan waktu, seperti pameran dagang, pertunjukan seni, dan ulang tahun perusahaan. Acara olahraga dunia seperti Olimpiade dan Piala Dunia dipromosikan secara agresif baik kepada perusahaan maupun penggemar.

4. Pengalaman. Dengan memadukan beberapa jasa dan barang, sebuah perusahaan dapat menciptakan, memamerkan, dan memasarkan pengalaman. Walt Disney World’s Magic Kingdom merupakan contoh pemasaran pengalaman ini, dengan mengizinkan pelanggan mengunjungi kerajaan peri, kapal bajak laut, atau rumah hantu.

5. Orang. Pemasaran selebriti adalah bisnis yang besar. Artis, musisi, CEO, dokter, pengacara dan ahli keuangan kelas atas, dan profesional lainnya dibantu oleh pemasar selebriti. Beberapa orang telah melakukan pekerjaan pemasaran sendiri.

6. Tempat. Kota, negara bagian, kawasan dan seluruh bangsa bersaing secara aktif untuk menarik turis, pabrik, kantor pusat perusahaan, dan pemukiman baru. Pemasar tempat mencakup spesialis pengembangan ekonomi, agen real estate, bank komersial, asosiasi bisnis lokal, serta agen periklanan, dan hubungan masyarakat.

7. Propertiadalah hak kepemilikan tak berwujud atas properti yang sebenarnya (real estate) atau properti finansial (saham dan obligasi). Properti dibeli dan dijual, dan pertukaran ini membutuhkan pemasaran.


(66)

8. Organisasi secara aktif bekerja untuk membangun citra yang kuat, disukai, dan unik dibenak publiknya. Universitas, museum, organisasi pertunjukan seni, dan organisasi nirlaba menggunakan pemasaran untuk meningkatkan citra publik mereka dan bersaing untuk mendapatkan khalayak dan dana.

9. Informasiadalah apa yang dihasilkan, dipasarkan, didistribusikan oleh buku, sekolah, dan produk universitas dengan harga tertentu kepada orang tua, siswa, dan komunitas.

10. Ide.Setiap penawaran pasar mengandung sebuah ide/gagasan dasar. Produk dan jasa adalah landasan untuk menghasilkan ide atau manfaat. 2.4.1 Pasar Pelanggan Kunci

Ada beberapa jenis pasar pelanggan kunci menurut Kotler & Keller, yaitu : 1. Pasar Konsumen

Perusahaan yang menjual barang-barang kebutuhan konsumen dan jasa dalam jumlah besar, seperti minuman ringan, kosmetik, penerbangan sepatu dan peralatan olahraga, serta menghabiskan banyak waktu untuk mencoba mengembangkan citra merek yang unggul. Sebagian kekuatan merek bergantung pada pengembangan produk dan kemasan yang unggul, kepastian tersedianya barang, dan dukungan komunikasi yang kuat serta layanan terpercaya.

2. Pasar Bisnis

Perusahaan yang menjual barang dan jasa untuk bisnis sering menghadapi pembeli profesional yang terlatih dan dibekali informasi yang cukup, yang terampil dalam mengevaluasi penawaran yang kompetitif.


(67)

Pembeli bisnis membeli barang untuk membuat atau menjual kembali sebuah produk kepada orang lain untuk mendapatkan laba. Pemasar bisnis harus mendemonstrasikan bagaimana produk mereka dapat membantu pembeli-pembeli ini dalam mencapai pendapatan dan yang lebih tinggi atau biaya yang lebih rendah. Iklan dapat memainkan peran yang penting, namun tenaga penjualan, harga, dan reputasi perusahaan dalam kehandalan dan kualitas mungkin memainkan peran yang lebih besar lagi.

3. Pasar Global

Perusahaan-perusahaan yang menjual barang dan jasa di pasar global menghadapi keputusan dan tantangan tambahan. Mereka harus menentukan negara mana yang akan dimasuki; bagaimana memasuki masing-masing negara; bagaimana menyesuaikan fitur dengan tiap-tiap negara; bagaimana menetukan harga produk mereka di negara yang berbeda; dan bagaimana menyesuaikan komunikasi mereka dalam budaya yang berbeda. Perusahaan membuat keputusan-keputusan tersebut ditengah berbagai persyaratan yang berbeda dalam pembelian, negoisasi, kepemilikan dan pengaturan properti; budaya, bahasa, serta siste hukum dan politik yang berbeda; dan nilai tukar mata uang yang mungkin berfluktuasi. Namun, keuntungan dari seluruh pekerjaan lintas negara ini bisa jadi sangat besar.

4. Pasar Nirlaba dan Pemerintah

Perusahaan yang menjual barangnya ke organisasi nirlaba, seperti gereja, universitas, organisasi amal, dan pemerintah, perlu menetapkan harga dengan seksama, karena pembeli-pembeli ini memiliki daya beli


(68)

yang terbatas. Harga jual yang lebih rendah memengaruhi fitur dan kualitas yang bisa ditawarkan penjual. Kebanyakan pembelian oleh pemerintah menggunakan sistem tender, dan pembeli sering kali lebih memilih tawaran yang lebih rendah tanpa faktor-faktor yang mengurangi kualits barang.

2.5 Usaha Dagang

Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD) merupakan perusahaan perseorangan yang biasanya dilakukan atau dijalankan oleh satu orang pengusaha (Sembiring 2001:18). Perusahaan perseorangan merupakan usaha milik pribadi. Artinya modal dimiliki oleh perorangan. Pendirian perusahaan perseorangan sangatlah sederhana, tidak memerlukan persyaratan khusus dan relatif tidak memerlukan modal besar. Perusahaan perseorangan biasanya dipimpin oleh pemilik usaha yang sekaligus menjadi penanggung jawab atas segala aktivitas perusahaan, termasuk kewajibannya terhadap pihak luar. Bila terjadi masalah dengan pihak lain, misalnya membayar utang, sepenuhnya hal itu menjadi tanggung jawab pemilik. Contoh perusahaan perseorangan yang banyak dilakukan masyarakat adalah usaha dagang (UD).

Kelebihan perusahaan jenis ini, disamping pendiriannya mudah dan modalnya relatif kecil, adalah tidak diperlukan organisasi yang besar. Organisasi dan manajeman yang diperlukan cukup sederhana. Kelebihan lain adalah semua wewenang keputusan manajemen ada di tangan pemilik dan keuntungan sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha (Kasmir 2007:42-43).

Kedudukan hukum dari Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD) tidaklah tegas karena tidak dapat dikategorikan dengan Firma dan CV yang


(69)

diatur oleh KUHD. Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD) terlihat lahir dari hukum kebiasaan.KUHD sendiri tidak mengatur secara khusus mengenai perusahaan perseorangan, akan tetapi dalam praktek (hukum kebiasaan) diakui sebagai pelaku usaha. Di dalam dunia usaha, masyarakat telah mengenal dan menerima bentuk perusahaan perseorangan yang disebut Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD). Walaupun KUHD tidak mengatur secara khusus meengenai Perusahaan Dagang (PD), karena eksistensinya diakui sebagai bentuk usaha, maka pemerintah berupaya melegalisasinya dengan cara yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998, tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan Pasal 1 butir 3 KEP MPP ini disebutkan :

“Lembaga perdagangan adalah suatu instansi yang dapat berbentuk perorangan atau badan usaha...”

Tidak ada persyaratan khusus atau standar yang harus dipenuhi guna mendirikan Perusahaan Dagang. Hanya dalam praktek pada umumnya pendirian PD ini dibuat dengan akta notaris, kemudian diikuti denga permohonan “izin usaha” kepada kepala Kantor Pedagangan dan permohonan “izin tempat usaha” kepada Pemerintah Daerah setempat. Menurut Mulhadi,SH.M.Hum, perlu diketahui bahwa ada atau tidak ada akta notaris PD (usaha dagang) ini tetap bisa didirikan. Keberadaan akta hanya sebagai alata bukti semata, bukan sebagai syarat bahwa ia adalah badan hukum (http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/28267/3/Chapter%20II.pdf).


(70)

2.6Perilaku Konsumen

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler & Keller 2009:166), yaitu :

1) Faktor Budaya a) Budaya (culture)

Budaya (culture) adalah determinan dasar keingingan dan perilaku manusia.

b) Subbudaya (subculture).

Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka.

c) Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan divisi yang relatif homogen dan mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2) Faktor Sosial

a) Kelompok Referensi (reference group)

Kelompok Referensi (reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap siakp atau perilaku orang tersebut.

b) Keluarga

Keluarga adalah organsasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.


(71)

c) Peran dan Status

Orang akan memilih suatu produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran mereka serta status aktual atau status yang diinginkan dalam masyarakat. Pemasar harus menyadari potensi simbol status dari produk dan merk.

3) Faktor Pribadi

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup

Selera kita dalam makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering berhubungan dengan usia kita. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Selain itu, tahap siklus hidup psikologis bisa menjadi masalah. Orang dewasa mengalami “perjalanan” atau ”transformasi” dalam hidupnya, dimana peilaku yang dipelihatkan seseorang ketika mereka melalui perjalanan ini, tidak selalu tetap dan berubah sepajang waktu.

b) Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.

c) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian (personality) adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). Konsumen sering memilih dan menggunakan merek yang mempunyai


(72)

kepribadian yang konsisten dengan konsep diri mereka sendiri (cara kita memandang diri kita sendiri), meskipun penyesuaian itu mungkin berdasarkan konsep diri ideal konsumen (cara kita ingin memandang diri sendiri) atau bahkan berdasarkan konsep diri orang lain (cara pandangan orang lain terhadap kita).

d) Gaya Hidup dan Nilai

Gaya hidup (life style) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercemin dalam kegiatan, minat dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya. Keputusan kosumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku.

4) Proses Psikologis Kunci merupakan sebagai satu tambahan faktor menurut Philip Kotler. Dalam proses psikologis, titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah dilihat dari respons rangsangan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir (Kotler & Keller 2009:176-177). Empat proses psikologis kunci :

a) Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik ; kebutuhan itu timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti lapar, haus, dan rasa tidak nyaman.


(1)

2.8 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) ... 31

2.8.1 Analisis Lingkungan Eksternal(Peluang dan Ancaman)... 32

2.8.2 Analisis Lingkungan Internal(Kekuatan dan Kelemahan) ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 34

3.2 Lokasi Penelitian ... 34

3.3 Informan ... 34

3.4 Defenisi Konsep ... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.6 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46

4.1.1 Profil Usaha Dagang ... 46

4.1.2 Struktur Organisasi ... 49

4.2 Penyajian Data ... 51

4.3 Analisis Data ... 55

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA


(2)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Cara Segmentasi Celah Pasar ... 15

Gambar 3.1 Diagram Cartesius Analisis SWOT ... 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 44


(3)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)... 35

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)... 37

Tabel 3.3 Matriks Analisis SWOT... 40

Tabel 4.1 Matriks IFAS Toko Kaban... 51

Tabel 4.2 Matriks EFAS Toko Kaban ... 53

Tabel 4.3 Matriks Strategi SO... 57


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Lampiran 1 : Hasil Wawancara

Lampiran2 : Gambar Tempat Penelitian

Lampiran 3 : Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 4 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran5 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 : Kartu Seminar

Lampiran 7 : Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 8 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian


(5)

STRATEGI BERSAING DALAM PEMASARAN MELALUI ANALISIS SWOT PADA TOKO KABAN DI PERUMNAS SIMALINGKAR MEDAN

Nama : IIN SRI KARINA SEBAYANG NIM : 090907098

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ir. Eddy Aswari, M.M

ABSTRAK

Dalam menjalankan kegiatan usaha atau bisnis kerap kali diikuti oleh persaingan yang ketat. Persaingan ini juga dialami oleh Toko Kaban yang kini tidak hanya bersaing dengan usaha sejenis, tetapi juga bersaing dengan

minimarket waralaba. Toko ini perlu memiliki strategi untuk dapat tetap bersaing

dengan para kompetitornya.

Untuk menciptakan suatu strategi bersaing diperlukan analisis SWOT, dimana dalam menganalisis menggunakan SWOT, akan dilakukan tahap pengelompokan faktor internal dan eksternal usaha, kemudian tahap EFAS IFAS, Diagram Cartesius, dan Matriks SWOT.Setelah itu, maka didapatlah strategi bersaing yang dapat diterapkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Toko Kaban berada di kuadran I pada diagram Cartesius dimana Strength lebih besar daripada Weakness, dan

Opportunity lebih besar daripada Threat. Berdasarkan analisis SWOT tersebut

maka strategi yang dapat diterapkan Toko Kaban adalah Strategi Cost Leadership dan Positioning, serta enam alternatif strategi SO (Strength Opportunity).

Kata kunci : Strategi Bersaing, Analisis SWOT


(6)

STRATEGI BERSAING DALAM PEMASARAN MELALUI ANALISIS SWOT PADA TOKO KABAN DI PERUMNAS SIMALINGKAR MEDAN

Name : IIN SRI KARINA SEBAYANG NIM : 090907098

Dept : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Advisor : Ir. Eddy Aswari, M.M

ABSTRACT

In conducting it’s business activities often followed by intense competition. Competition is also experienced by Toko Kaban is now not only compete with similar business, but also to compete with the mini-franchise. This store needs to have a strategy to be able to remain competitive with competitors.

To create a competitive strategy of SWOT analysis is required, in which the use of a SWOT analysis,stage grouping will be internal and external factors of business, then stage EFAS IFAS, Cartesian Diagram, and SWOT Matrix.

The result showed that the store is in the first quadrant Kaban the Cartesian diagram which outweigh Strength Weakness, Opportunity and Threat greater than. Based on the SWOT analysis of the strategies that can be applied Toko Kaban is the Cost Leadership Strategy and Positioning, as well as six alternative strategies SO(Strength Opportunity).