Sifat Pentingnya Program Keselamatan Kerja Menurut Hammer Unsur Keselamatan Kerja

3. Agar terhindar dari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh produk-produk industri.

3.2. Program Keselamatan Kerja

3.2.1. Sifat Pentingnya Program Keselamatan Kerja Menurut Hammer

a. Moral Perusahaan dalam melaksanakan pencegahan atas dasar rasa kemanusiaan, sehingga bila terjadi kecelakaan perusahaan mempunyai suatu beban moral, juga perusahaan mengusahakan tindakan pencegahan dengan tujuan tidak akan terjadi suatu kecelakaan yang sama. b. Hukum Setiap tenaga kerja berhak untuk mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan UU no 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. c. Ekonomi Perusahaan mengadakan kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila terjadi kecelakaan maka perusahaan mengeluarkan biaya sebagai ganti rugi dan juga terganggu produktivitasnya. Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Unsur Keselamatan Kerja

3 a. Perencanaan Menurut International Labour Organization unsur-unsur keselamatan kerja adalah sebagai berikut : Bila akan mendirikan perusahaan haruslah diperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan produksi juga tingkat perencanaan lokasi, fasilitas untuk produksi dan untuk menyimpan material dan peralatan lantai, penerangan, ventilasi, dan pencegahan kebakaran. Masalah keselamatan kerja harus benar- benar diperhatikan pada waktu perencanaan dan bukan dipikirkan kemudian setelah perusahaan berdiri. Maka dari itu ahli keselamatan kerja harus sudah ikut aktif dalam fase perencanaan. Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan oleh seorang pimpinan perusahaan dalam perencanaan dan efisiensi produksi adalah seperti menyediakan tempat yang luas bagi mesin dan peralatannya, menciptakan keadaan aman untuk bekerja. b. Tata ruang dan peralatan yang baik dan teratur Tata ruang dan peralatan yang baik dan teratur dapat menghindari atau mencegah kecelakaan baik resiko fisik maupun efek psikologi. Dalam keadaan rapi dan teratur tenaga kerja akan lebih berhati-hati. Tata ruang dan peralatan yang baik akan terselenggara jika tenaga kerja berpatisipasi dan memenuhi seluruh ketentuan yang berhubungan seperti tidak diletakkannya barang- barang pada jalan lalu lintas dan penggunaan tempat sampah pada masing- 3 Suma’mur, P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Cetakan Kedelapan. Jakarta: Toko Gunung Agung, 1995. Hal 292 Universitas Sumatera Utara masing stasiun kerja untuk pembuangan sampah atau kotoran sisa produksi. Tata ruang dan peralatan yang baik dapat bermanfaat bagi kelancaran proses produksi. c. Pakaian kerja Pakaian kerja dan alas kaki seringkali tidak memadai untuk melakukan pekerjaan. Tenaga kerja kadang-kadang bekerja menggunakan pakaian kerja yang sudah tidak layak pakai atau yang tidak memenuhi standard untuk keselamatan kerja. Keadaan ini dapat menimbulkan potensi kemungkinan terjadinya kecelakaan pada saat bekerja. Pakaian kerja cepat mengalami kerurusakan karena pekerjaan yang berat, keadaan udara lembab dan pekerjaan penuh kotoran. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan harus menyediakan jenis pakaian yang cocok untuk pekerja yang bekerja pada masing-masing aktivitas kerja dalam perusahaan. Pemakaian alas kaki juga harus diperhatikan karena pemakaian alas kaki yang salah seperti berhak tinggi dan dengan permukaan dasar alas kaki yang licin akan mengakibatkan terpeleset atau terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu alas kaki dan pakaian harus dibuat senyaman mungkin untuk tenaga kerja. Dalam hal penetapan pilihan atau penggunaan pakaian kerja, perlu diperhatikan faktor-faktor di bawah ini : 1. Harus diperhatikan bahaya-bahaya yang mungkin menimpa pekerja dan pakaian kerja haruslah dipilih menurut kemampuan untuk mengurangi bahaya sebesar mungkin. Universitas Sumatera Utara 2. Pakaian kerja harus sesuai dengan tubuh operator tanpa bagian-bagian atau tali yang longgar dan kantong. 3. Pakaian yang longgar atau yang sudah rusak dan menyimpan kunci berantai atau memakai arloji berantai tidak boleh dipakai dekat dengan bagian-bagian mesin yang bergerak. 4. Pakaian berlengan pendek lebih baik dari pakaian berlengan panjang yang digulung lengannya ke atas. 5. Benda-benda tajam atau runcing, bahan-bahan eksplosif atau cairan-cairan yang dapat terbakar tidak boleh dibawa dalam kantong pakaian. 6. Pekerja yang bekerja pada area kerja dengan debu-debu yang dapat terbakar, eksplosif atau beracun tidak boleh memakai baju berkantong, memiliki lipatan-lipatan, dan lain-lain yang mungkin menjadi tempat berkumpulnya debu. d. Alat-alat pelindung diri Peralatan perlindungan diri sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja pada saat bekerja. Dan beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh semua jenis alat pelindung diri adalah sebagai berikut: 1. Alat pelindung diri harus memberikan cukup perlindungan terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi pada pekerja. 2. Alat pelindung diri harus ringan pada saat digunakan, tahan lama dan menciptakan rasa kurang nyaman sekecil mungkin tetapi tidak membatasi ruang bergerak pekerja. Adapun alat pelindung diri dapat berupa : Universitas Sumatera Utara a. Tutup mukamasker kain b. Alas kaki pengaman atau sepatu pengaman c. Sarung tangan d. Pakain kerja e. Helm f. Kacamata g. Topi pengaman h. Pelindung telinga i. Pelindung paru-paru e. Pemasangan tanda-tanda Pemasangan tanda-tanda yang diharapkan dapat membawa pesan peringatan atau memberikan keterangan secara umum. Keterangan-keterangan misalnya berupa tanda-tanda bagi tempat jalan keluar dan tempat-tempat yang sering terjadi kecelakaan seperti peringatan berhati-hati terhadap jalan yang licin, mesin yang berbahaya dan selalu menggunakan alat pelindung diri setiap akan bekerja. Pemasangan tanda-tanda peringatan ini dilakukan pada tempat-tempat yang sering terjadi kecelakaan serta tempat-tempat yang dianggap perlu. f. Penerangan Penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penerangan yang tepat dan disesuaikan dengan pekerjaan meyebabkan produksi maksimal dan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Faktor-faktor penerangan yang menjadi sebab kecelakaan meliputi : Universitas Sumatera Utara a. Kesilauan langsung b. Kesilauan sebagai pantulan dari lingkungan pekerjaan. c. Bayang-bayang gelap. d. Perubahan mendadak dari terang menjadi gelap. g. Ventilasi dan pengaturan suhu Ventilasi merupakan suatu cara meniadakan debu-debu yang eksplosif seperti debu serbuk kayu di udara. Uap-uap di udara dapat diturunkan kadarnya sampai batas aman oleh ventilasi umum atau dapat mencegah terjadinya keadaan terlalu panas atau terlalu dingin sehingga pekerja tidak terganggu keadaan itu. Ventilasi juga membantu pencahayaan pada ruangan kerja atau stasiun kerja operator karena cahaya matahari dari luar dapat masuk melalui ventilasi. h. Kebisingan Kebisingan akan mempengaruhi konsentrasi dan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Pengaruh utama dari kebisingan adalah kerusakan pada indra pendengaran yang dapat menimbulkan ketulian. Sedangkan efek bising pada daya kerja adalah timbulnya gangguan pada konsentrasi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. Pencegahan terhadap kebisingan harus dimulai sejak perencanaan mesin dan dilanjutkan dengan pemasangan bahan-bahan yang dapat menyerap kebisingan. Universitas Sumatera Utara

3.3. Unsur-Unsur yang Mendukung Program Keselamatan Kerja