Pencegahan-pencegahan Kecelakaan Kerja LANDASAN TEORI

d. Tata cara kerja Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain : 1. Prosedur kerja yang kurang baik. 2. Sikap kerja yang tidak baik. 3. Tidak mengikuti aturan atau prosedur kerja yang aman. 4. Prosedur kerja yang sulit untuk dilakukan.

3.7. Pencegahan-pencegahan Kecelakaan Kerja

6 1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan dan sebagainya. . Pencegahan terjadinya kecelakaan kerja merupakan upaya yang paling baik bila dibandingkan dengan upaya lainnya. Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan: 2. Standardisasi, yaitu penetapan standard yang memenuhi syarat keselamatan pada berbagai jenis industri atau alat pelindung diri. 3. Pengawasan, yakni tentang di patuhinya ketentuan perundang-undangan. 4. Riset medis, tentang pengaruh fisiologis dan patologis lingkungan, dan keadaan fisik lain yang mengakibatkan kecelakaan. 5. Penelitian psikologis, penyelidikan tentang pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. 6 . Suma’mur, P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Cetakan Kedelapan. Jakarta: Toko Gunung Agung, 1995. Hal 11 Universitas Sumatera Utara 6. Penelitian secara statistik untuk menetapkan jenis, frekuensi, sebab kecelakaan dan lain-lain. 7. Pendidikan, khususnya di bidang keselamatan kerja. 8. Penelitian bersifat teknik, meliputi sifat dan ciri bahan berbahaya, pengujian alat pelindung, penelitian tentang peledakan, desain peralatan dan sebagainya. 9. Pelatihan untuk meningkatkan keterampilan keselamatan dalam bekerja terkhusus untuk pekerja baru. 10. Penggairahan yakni penggunaan berbagai cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menumbuhkan sikap selamat. 11. Asuransi berupa insentif finansial, dalam bentuk pengurangan biaya premi, jika keselamatan kerjanya baik. 12. Upaya lain di tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama efektif atau tidaknya penerapan keselamatan kerja. Upaya pencegahan perlu dilakukan pula dalam mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, antara lain berupa : a. Identifikasi bahaya kesehatan di tempat kerja yakni untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit. b. Evaluasi bahaya kesehatan melalui pemantauan lingkungan kerja dan pengujian biomedis antara lain melalui pengambilan contoh udara di ruang kerja, pemeriksaan darah dan sebagainya. c. Pengendalian bahaya kesehatan baik pada sumber bahaya, media perantara, maupun pada pekerjanya sendiri. Universitas Sumatera Utara d. Pemeriksaan kesehatan awal secara berkala maupun khusus untuk mengetahui kondisi kesehatan pekerja dan menilai pengaruh pekerjaan pada kesehatannya. e. Tindakan teknis berupa perbaikan ventilasi, penerapan isolasi substitusi dan sebagainya. f. Penggunaan alat pelindung diri misalnya masker, sarung tangan, tutup telinga, kaca mata dan sebagainya. g. Bimbingan dan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.

3.8. Pengukuran Hasil Usaha Keselamatan Kerja.