BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Data Umum Perusahaan
Adapun yang menjadi data umum perusahaan adalah jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja karyawan, dan usaha pencegahan kecelakaan kerja yang telah
diterapkan pada PT. Morawa Electric Transbuana.
5.1.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di PT. Morawa Electric Transbuana dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 cenderung tetap dan dapat dilihat sebagai berikut:
a. Tahun 2007
= 60 orang b.
Tahun 2008 = 60 orang
c. Tahun 2009
= 60 orang d.
Tahun 2010 = 64 orang
5.1.2. Jam Kerja Karyawan
Jam kerjahari adalah 8 jam dimulai pukul 08.30 WIB – 16.30 WIB dengan waktu istirahat 1 jam Pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB. Secara lebih rinci
pembagian jam kerja karyawan dalam satu minggu dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana Hari
Jam Kerja Keterangan
Senin-Kamis 08.30 - 12.00
Kerja 12.00 - 13.00
Istirahat 13.00 - 16.30
Kerja Jumat
08.30 - 12.00 Kerja
12.00 - 13.30 Istirahat
13.30 - 16.30 Kerja
Sabtu 08.30 - 12.00
Kerja 12.00 - 13.00
Istirahat 13.00 - 15.00
Kerja Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
5.1.3. Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana
Adapun usaha pencegahan kecelakaan kerja yang telah dilaksanakan oleh
PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:
a. Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi keselamatan kerja dilakukan oleh pengawas lantai produksi sebelum operator melakukan kegiatan produksi pada bagiannya masing-masing,
misalnya dengan memastikan bahwa kondisi mesin baik dan aman untuk digunakan, mengingatkan operator untuk menggunakan alat pelindung diri seperti
sarung tangan, kaca mata, masker, topi, dan lain sebagainya. Tindakan ini dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu atau dengan kata lain tidak rutin
dilakukan setiap hari. Tujuan dari inspeksi ini adalah untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada saat operator sedang
bekerja.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengadaaan Alat-Alat Keselamatan Kerja Alat Pelindung Diri
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada operator saat melakukan proses produksi maka pihak perusahaan menyediakan
alat-alat safety. Alat safety atau Alat Pelindung Diri yang digunakan pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:
1. Sepatu safety, berfungsi untuk melindungi kaki dari kemungkinan terjadinya
bahaya dari lingkungan area tempat kerja seperti sisa potongan plat besi, benda-benda tajam, terpeleset karena lantai pabrik yang licin, dan lain
sebagainya. 2.
Helm, berfungsi untuk melindungi seluruh bagian kepala dari kemungkinan terjatuhnya benda-benda keras pada saat operator melakukan kegiatan proses
produksi. 3.
Kaca mata, berfungsi untuk melindungi mata dari kemungkinan terjadinya kecelakaan pada mata seperti masuknya debu atau kotoran dari hasil
penggerindaan atau percikan api pada saat pengelasan. 4.
Sepatu bot, berfungsi melindungi kaki pada saat bekerja dan juga digunakan pada area kerja yang berair misalnya pada area pembuatan rangka trafo.
5. Masker, berfungsi sebagai alat pelindung pernapasan dari cat, debu dan lain
sebagainya. 6.
Topi, berfungsi sebagai alat pelindung kepala operator pada saat melakukan kegiatan produksi dari sisa-sisa proses produksi yang berukuran kecil seperti
debu atau kotoran pabrik.
Universitas Sumatera Utara
7. Sarung tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan atau jari-jari dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan pada saat melakukan kegiatan produksi. Dalam hal ini hampir semua stasiun kerja menggunakan sarung tangan.
8. Pakaian kerja, berfungsi membuat operator nyaman dan aman pada saat
melakukan kegiatan produksi. 9.
Pelindung telinga, digunakan khusus bagi daerah kerja dengan tingkat kebisingan di atas ambang batas normal. Pelindung telinga digunakan oleh
operator yang bertugas pada bagian penggerindaan, pengelasan, dan stasiun kerja lain yang menimbulkan kebisingan.
Alat pelindung diri APD diberikan pada semua karyawan bagian produksi dengan tujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan kegiatan produksi. c.
Pengarahan kepada Karyawan Safety Talk Safety talk adalah pemberian pengarahan-pengarahan tentang cara kerja
yang aman dan selamat kepada operator bagian produksi yang dilakukan oleh pengawas lantai produksi. Pengarahan ini memang tidak dilakukan setiap hari,
tetapi hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Tujuan safety talk ini adalah untuk pencegahan kecelakaan secara dini misalnya dengan cara:
a. Setiap operator melakukan pemeriksaan terhadap kesiapannya sebelum
bekerja di area produksi, mengenai kondisi fisik dan mental operator. b.
Setiap operator wajib mempersiapkan dan memastikan telah menggunakan alat-alat pelindung diri dan peralatan kerja yang akan dipakai sebelum
melakukan proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Data Khusus Perusahaan