laki-laki yang berada di lantai pertama dan kedua bagian produksi lebih menyenangi bekerja dalam kondisi bagian atas tubuh terbuka tidak mengenakan baju, sehingga
efek panas langsung ke kulit. Adapun panas yang langsung ke kulit dapat menyebabkan terjadinya stroke pada pekerja. Karena terganggunya sistem
thermoregulatory pekerja ini juga terlihat pada pekerja yang mengalami kehilangan panas heat loss tubuh pekerja akibat lingkungan panas yang besar. Oleh karena
itu, suatu regulasi pengaturan distribusi panas yang baik di lantai-lantai produksi perusahaan sangat diperlukan untuk diteliti agar persentase jumlah produk cacat dapat
dikurangi, dan frekwensi operator mengambil waktu untuk minum maupun beristirahat secara bergantian dengan operator yang lain dapat ditentukan dengan
lebih baik sehingga produktivitas kerja diharapkan dapat meningkat. Dari uraian tersebut diatas maka kondisi lingkungan kerja mempengaruhi
performa kerja yang berakibat menurunnya produktivitas kerja di bagian produksi pembuatan sarung tangan karet.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Permasalahan yang ditemukan pada lantai produksi di PT.Mahakarya Inti Buana dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Suhu lingkungan kerja yang belum nyaman, dimana hal ini dapat mempengaruhi
aktivitas pekerja yang akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja 2.
Terdapat proses pengeringan pada pengolahan sarung tangan karet yang dapat menghantarkan panas, yang dapat meningkatkan Suhu Ruangan di lantai
produksi.
Universitas Sumatera Utara
3. Sirkulasi udara yang tidak baik dilihat dari ketidakcukupan ventilator yang
digunakan. 4.
Ditemukannya pekerja yang merasa tidak nyaman dengan membuka baju, jika hal ini berlangsung terus maka si pekerja dapat mengalami gangguan kesehatan dan
menurunkan produktivitas. 5.
Pakaian yang digunakan pekerja tidak mampu memberikan kenyamanan dalam bekerja, terlihat dari ditemukannya pekerja yang membuka baju karena
kepanasan. Dari identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi
di perusahaan adalah kondisi suhu lingkungan kerja yang berada diatas Nilai Ambang Batas NAB, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas
pekerja.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mendapatkan suatu metode mengurangi panas yang terjadi di ruang produksi tetapi tidak mengurangi kualitas dari sarung tangan karet
2. Mengetahui kondisi termal lingkungan kerja seperti suhu T, kecepatan udara
V dan kelembaban RH pada setiap lantai di bagian produksi 3.
Mengetahui heat stress index pekerja yang berada pada setiap ruangan di lantai produksi.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengidentifikasi dan mengurangi kemungkinan munculnya cedera pada
operator selama bekerja. 5.
Menentukan ambang batas kenyamanan bekerja melalui penentuan waktu kerja dan waktu istirahat.
6. Melakukan perbaikan terhadap kondisi lingkungan kerja termal yang tidak
baik bagi kesehatan pekerja.
1.4. Keutamaan Penelitian
Keutamaan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan a.
Memberi masukan kepada pihak perusahaan upaya apa yang dapat dilakukan dalam mengatasi heat stress di tempat kerja untuk menjaga kesehatan pekerja.
b. Sebagai pedoman bagi pekerja yang bekerja di lingkungan panas untuk
mengantisipasi terjadinya pengaruh paparan panas di tempat kerja. 2. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi pengendalian paparan panas pada proses pembuatan Sarung Tangan Karet.
3. Bagi Mahasiswa a.
Menerapkan teori ergonomi dan perencanaan, perancangan dan pembakuan sistem kerja dalam permasalahan yang sebenarnya terjadi di perusahaan.
b. Mendapatkan peluang untuk dapat memecahkan dan mencari solusi
permasalahan-permasalahan di perusahaan dari sudut pandang akademis.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi