3.5. Parameter Tekanan Panas
Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas sebagai berikut Suma’mur, 1996 :
1. Suhu efektif, yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh seseorang
tanpa baju kerja ringan dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu efektif ialah tidak
memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh sendiri. Untuk menyempurnakan pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi,
dibuatlah Skala Suhu Efektif Dikoreksi Corected Effektive Suhue Scale. Namun tetap ada kekurangannya yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil metabolisme.
2. Indeks suhu bola basah, Wet Bulb-Globe Suhue Index, yaitu rumusan-rumusan
sebagai berikut: I.S.B.B.
: 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering. Untuk pekerjaan dengan sinar matahari ............................ 3.6
I.S.B.B. : 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi.
Untuk pekerjaan tanpa penyinaran sinar matahari ............ 3.7 Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-5151MEN1999,
tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4. Nilai Ambang Batas NAB Iklim Kerja ISBB Yang Diperkenankan Pengukuran Waktu Kerja setiap Jam
Indeks Suhu Bola Basah ISBB
O
C Beban Kerja
Waktu Kerja Waktu Istirahat
Ringan Sedang Berat
Beban kerja terus-menerus 8 jamhari
- 30,0 26,7
25,0 75 25
28,0 28,0
25,9 50 50
29,4 29,4
27,9 25 75
37,2 31,1
30,0
Sumber: Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-MEN1999
Catatan: -
Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 -200 Kilo kalorijam. -
Beban kerja sedang membutuhkan kalori 200 -350 Kilo kalorijam. -
Beban kerja berat membutuhkan kalori 350 -500 Kilo kalorijam. 3.
Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam Predicted – 4 – hour sweat rate disingkat P4SR, yaitu banyaknya keringat keluar selama 4 jam, sebagai akibat
kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan angin serta panas radiasi. Dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan-pekerjaan.
4. Heat Stress Index HSI
Heat stress index dirumuskan oleh Belding and Hatch 1955. Dalam lingkungan panas, efek pendinginan dari penguapan keringat adalah terpenting untuk
keseimbangan panas. Maka dari itu, Belding dan Hatch mendasarkan indeknya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas
dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat. Untuk menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran-pengukuran suhu kering dan basah, suhu globe
Universitas Sumatera Utara
termometer, kecepatan aliran udara, produksi panas akibat kegiatan dalam pekerjaan Suma’mur P.K., 1996:86.
HSI = E
req
E
max
×100 5.
Required Sweat Rate SW
req
Bentuk dasar indeks ini dari ISO 7933 1989. Indeks ini merupakan pengembangan dari dua indeks tekanan panas yaitu HIS dan ITS dan indeks ini
dihitung untuk keseimbangan panas Vogtet, 1981. Required Sweat Rate SWreq dapat dihitung sebagai berikut:
S
req
= E
req
r
req
3.6. Pengendalian Lingkungan Kerja Panas