commit to user
163
d. Nilai Pendidikan Sosial
Nilai pendidikan sosial adalah hubungan antar manusia.Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan manusia lain, meskipun pada dasarnya dalam
diri manusia terdapat sifat individu yang senantiasa inginmengutamakan kepentingannya sendiri.
Sementara Mustari 2011: 136 norma sosial merupakan perilaku standard yang disetujui bersama anggota suatu kelompok dan anggota kelompok itu
diharapkan akan mematuhinya. Sebagai tingkah laku standard, norma sosial merupakan peraturan yang ditentukan dan disetujui oleh sebagian besar anggota
masyarakat mengenai layak atau tidaknya suatu tingkah laku. Pada umumnya, norma sosial merupakan suatu garis paduan bagi anggota masyarakat ketika
menghadapi keadaan tertentu. Nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel
Ruma h di seribu Ombak
yaitu persahabatan yang tulus walaupun berbeda agama, serta kehidupan
masyarakat Bali yang hidup rukun dan saling membantu walupun berbeda agama.
Di sekolah, terlihat anak-anak yang sedang kerja bakti membersihkan ruang kelas dan pekarangan sekolah. Tong pembuangan sampah, sapu lidi,
dan serokan tanah bergeletakan bekas dipakai. Aku memang sengaja terlambat datang agar tak harus ikut membersihkan lapangan dan halaman
sekolah. Sudah terbayang banyaknya sampah dan bau menyengat dari selokan yang sering mampet, di lapangan depan kelasku. Kerja bakti
dilanjutkan ke kelas dan ruang guru. Setelah kusadarkan si Perak, kuajak Yanik ke kelas yang bangku-bangkunya sudah dikeluarkan dari ruangan.
Rumah di Seribu Ombak: 95.
Nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam kutipan di atas adalah anak-anak di sekolah menjalankan kerja bakti. Kerjabakti merupakan kegiatan
sosial yaitu secara bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah.
commit to user
164 Kutipan lain yang mengandung nilai pendidikan sosial yaitu:
“Singaraja itu punya arti khusus buat Ayah,” katanya suatu kali usai kami mengaji di masjid, di dekat rumah kami. “Ayah tidak pernah melihat
kampung yang isinya orang-orang yang taat ibadah, setia pada Tuhannya, tapi juga bisa toleran terhadap pemeluk agama lain,” tambahnya. Rumah
di Seribu Ombak: 35-36.
Nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam kutipan tersebut bahwa warga Singaraja hidup bertoleransi terhadap pemeluk agama lain.
Di kebun kelapa milik Nyoman Merdika kulihat sekitar 15 orang bergerombol menenteng tombak bambu, pemukul kayu, parang, dan
kentongan. Mereka rata-rata berusia tiga puluh hingga empat puluh tahun dan merupakan anggota
seka semal
dari banjar tempat tinggal Nyoman Merdika. Sementara beranjak lima meter dari anggota
seka semal
berdiri sekitar 20 orang anak-anak seusiaku yang merentang jaring dari arah utara
mengitari orang dewasa yang siap menggebuk
semal
yang loncat dari atas pohon kelapa. Anak-anak inilah penggembira yang tugasnya mencegat
tupai dengan rentangan jaring dan membuat tupai turun dari pohon dengan memukul tetabuhan seribut mungkin. Rumah di Seribu Ombak: 76.
Kutipan di atas menjelaskan anggota
seka semal
bekerja sama untuk memburu
sema l
tupai di kebun milik Nyoman Merdika karena semal tersebut telak merusak kebun kelapa. Anggota
seka sema l
terdiri sekitar 15 orang berusia sekitar tiga puluh tahun ditambah sekitar 20 anak-anak. Anggota
seka sema l
bergerombol menenteng tombak bambu, pemukul kayu, parang dan kentongan. Anak-anak dalam pemburuan tupai, mereka merentangkan jaring dan memukul
tetabuhan seribut mungkin agar tupai turun dari pohon kelapa. Setelah ditinggal ayahnya, Yanik tinggal bersama ibunya di rumah yang
tak seberapa besar. Aku yang penasaran kenapa ia tidak bersekolah, akhirnya tahu bahwa Yanik putus sekolah karena ayahnya tak mampu
membayar uang sekolah. Ibunya hanya bisa berjualan kain dan barang suvenir di Pantai Lovina. Sesekali, ia juga jadi pekerja sambilan di
pembakaran batu bata. Kata Yanik, ia tidak punya saudara lagi yang bisa dimintai bantuan. Rumah di Seribu Ombak: 28.
commit to user
165 Kehidupan status sosial Yanik dijelaskan sangat sederhana. Yanik harus
putus sekolah karena ayahnya tidak mampu membayar uang sekolahnya. Ibunya hanya bisa berjualan kain dan barang suvenir di Pantai Lovina.
Hati siapa yang bisa tahan mendengar sekitar dua ratus orang meninggal seketika, berbarengan kena ledakan bom. Sebagian dari mereka ditemukan
dalam keadaan badan yang tak lagi utuh. Bahkan, sulit dikenali. Aku yakin, Ayah dan tetangga-tetanggaku yang semalam bergerombol
membahas kejadian di Legian, tak mampu menahan ngilu melihat gelimpangan mayat yang tersaji di Koran hari itu. Rumah di Seribu
Ombak: 179.
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa, tokoh dalam cerita mempunyai kepedulian sosial terhadap korban ledakan bom di Legian, Kuta. Kutipan nilai
pendidikan sosial lain yaitu: Kabar kembalinya Yanik dan ibunya ke Kalidukuh menyebar cepat.
Sekejap, orang-orang yang dulu membicarakan dan sempat lupa akan keberadaannya, kini mengingatnya kembali. Beberapa orang mendadak
meluangkan waktu memenui Yanik. Entah sekedar menanyakan kabar, atau menawarkan bantuan. Simpati berdatangan karena peristiwa masa lalu
Yanik, yang dianggap sebagai bagian dari kesalahan pengawasan masyarakat sekitar terhadap salah satu anggotanya.
Ada saja yang dibawa tetangga Yanik, untuk menunjukkan simpai kekerabatan mereka. Mulai dari beras hingga makanan jadi dan kain untuk
Me Yanik. Semuanya disampaikan secara tulus. Seolah-olah mereka ingin menunjukkan bahwa penderitaan Yanik adalah bagian dari mereka juga.
Rumah di Seribu Ombak: 351.
Tetangga Yanik perhatian dan simpati pada Yanik dan Me Yanik. Mereka meluangkan waktu untuk menanyakan kabar dan menawarkan bantuan. Mereka
juga datang dengan membawa beras hingga makanan jadi serta kain untuk Me Yanik. Mereka memberikan dengan tulus. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa
penderitaan yang dialami Yanik adalah bagian dari mereka juga. Rasa saling tolong-menolong sangat patut diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan dasar saling menolong maka dalam kehidupan sosial akan
commit to user
166 terjalin hidup rukun dan tentram. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Manusia merupakan mahkluk sosial yang saling membutuhkan bantuan orang lain. Nilai pendidikan sosial yang menerapkan sikap saling
menolong yaitu, terdapat pada kutipan berikut. Mendengarkan
gegurita n
akhirnya jadi kegemaran baru kami. Yanik sibuk mencari-cari bahan dan orang yang bisa dimintai tolong
mengajariku. Setiap mendapat informasi, ia langsung mengabari. Semangatnya malah kelihatan melebihi semangatku.
Suatu sore, ia memberi informasi yang kuanggap penting. “Samihi, kita harus cari tempat orang
pioda lan
. Di
pioda lan
, biasanya ada yang
mengkidung
,” tuturnya. Berdua, kami mulai mencari
pidola n
. Upaya kami tak terlalu sulit karena hampir tiap minggu ada saja
pidola n
yang diadakan di satu pura atau
banja r
. Rumah di Seribu Ombak: 57-58. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa, Yanik telah menolong Samihi yang
akan berlomba mengaji. Yanik membantu Samihi untuk mencari tempat-tempat diadakan
pioda lan
.
Piodalan
yaitu hari berlangsung suatu acara keagamaan.
Pioda lan
biasanya dilaksanakan di pura atau
banja r
. Dalam acara
piodola n
biasanya ada yang
menkidung
.
Mengkidung
yaitu menyanyikan lagu untuk dewa. Dari
mengkidung
Samii bisa menyimak teknik menyanyi tersebut. “Ngapain kau di sini, Nik?” tanyaku keheranan.
“Menjemputmu Sami, kau lupa kita harus ke Desa Kalianget? Kita harus jalan sekarang juga, aku sudah membuat janji ketemu dengan si
suara emas dari Karang Asem,” katanya. “Tadi, kau yang membisikkan jawaban kepadaku, ya?”
Yanik tersenyum-senyum tidak jelas ketika tahu aku sudah sadar dia-lah yang memberi contekan. Rumah di Seribu Ombak: 85.
Nilai pendidikan sosial pada kutipan di atas yaitu, Yanik membantu samihi belajar teknik vocal. Yanik mengajak Samihi untuk bertemu dengan suara emas
dari Karang Asem.
commit to user
167 “Kalian anak Temukus, kan? Jangan berbuat onar di kampung ini, ya. Saya
tidak akan segan-segan mengadukan ke
Kelia n
Desa di sana,” kata Ngurah Panji tegas seraya mengusir mereka dari hadapan kami.
Tiga orang yang ingin mencuri sepedaku berjalan tertatih kearah ujung pantai menuju jalan besar.
Si anak tanggung yang menolongku, berlalu di sebelah kiriku seolah tak terjadi sesuatu apa pun. Ia hanya melirik dan mengangguk kepadaku
sambil mengusap memar di pipinya. “
Bli
, tunggu. Terima kasih sudah menolong tadi,” kataku sambil menyorongkan tangan, yang langsung dijabatnya. Rumah di Seribu
Ombak: 24-25. Nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam kutipan di atas yaitu, Ngurah
Panji telah menolong Samii dari tiga anak dari desa Temukus yang ingin mencuri sepeda Samii.
Aku merasa terusik, lalu dengan reflex kubelokkan sepeda kea rah tadi aku datang. Kukayuh sadel sepeda dengan mantap.
Aku harus kembali, menolong Yanik di sana. Aku bukan pengecut, batinku bicara.
Sepeda kukayuh sama kencangnya seperti saat kabur dari tempat pemandian. Rasa was-was dan rasa bersalah menumpuk jadi satu.
Mengarahku untuk segera menyelamatkan Yanik dari cengkeraman orang- orang yang telah menzalimi-nya. Rumah di Seribu Ombak: 155.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa, Samihi bukan seorang pengecut. Sami ingin menolong Yanik dari cengkeraman orang-orang yang telah menzaliminya.
Kutipan lain yaitu: Suara sirene ambulans makin riuh, menandakan bala bantuan mulai
berdatangan. Sirene polisi bersahutan dengan teriakan para penolong yang mencoba menyeret korban dari dalam gedung. Aku merinding melihat di
layar TV ada beberapa orang asing yang berlarian panik dengan setengah badan penuh luka bakar. Beberapa petugas yang memakai seragam putih
dengan palang merah di dada tampak tergopoh-gopoh menggotong tandu yang isinya seorang wanita asing yang lengannya berlumuran darah. Darah
segar menetes menceceri jalan beraspal yang dilewati tandu itu. Wanita itu meraung-raung kesakitan, tubuhnya dipegangi beberapa orang yang
bajunya sudah berlumur darah korban. Mereka menahan tubuh korban yang meronta-ronta sekuat tenaga, lalu diam kehilangan tenaga. Semakin
lengkaplah tragedi itu tergambar di depan mataku. Sungguh sebuah malapetaka yang tak terkira. Rumah di Seribu Ombak: 177.
commit to user
168 Nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah
mengajarkan untuk selalu menolong kepada orang yang terkena bencana. Kutipan di atas menjelaskan ambulan dan polisi serta warga setempat telah berdatangan
untuk menolong korban bom di Legian, Kuta. Para penolong menyeret korban dari dalam gedung. beberapa orang asing yang berlarian panik dengan setengah
badan penuh luka bakar. Beberapa petugas yang memakai seragam putih dengan palang merah di dada tampak tergopoh-gopoh menggotong tandu berisi korban
yang lengannya berlumuran darah.
e. Nilai Pendidikan Moral