commit to user
192
f. Agama
Erwin Arnada menceritakan dua agama dalam novel
Ruma h di Seribu Ombak
yaitu agama Hindu dan Muslim yang hidup rukun dan saling bertoleransi. Masing-masing pemeluk agama menaati peraturan agamanya masing-masing.
Bagi pemeluk agama Muslim mereka menaati dan patuh terhadap aturan agama yaitu shalat lima waktu, rajin mengaji serta menjalankan puasa di bulan
Ramadhan. Sementara masyarakat Singaraja pememluk agama Hindu juga taat dengan
peraturan agama mereka. Pemeluk agama Hindu sering melakukan
mengkidung
yaitu nyanyian yang isinya puji-pujian yang ditujukan kepada Tuhan dan dewa- dewa yang dihormati bagi pemeluk Hindu. Selain itu taat menunaikan
sembahyang seperti menunaikan
ya dnya
yaitu sembahyang untuk memasrahkan diri kepada Hyang Widi Wasa. Selain sembahyang
ya dnya
juga melakukan upacara
Pitr a Yadnya
sebagai proses permohonan ampun dan penyucian diri.
g. Kepercayaan dan Keyakinan
Kepercayaan dan keyakinan yang ada di masyarakat Bali merupakan warisan secara turun temurun yang tetap dilestarikan. Kepercayaan dan keyakinan
yang dimiliki mayarakat Bali salah satunya yaitu saat
ngula h semal
.
Sema l
yang mati akibat diburu tidak boleh ditinggalkan begitu saja harus dikubur atau di bawa
pulang.
Sema l
yang tertangkap dan mati tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa dikubur atau di bawa pulang. Masyarakat Bali juga meyakinibila
sema l
atau
pedit
yang telah diburu dan mati dibiarkan begitu saja tanpa dikubur, maka teman-
commit to user
193 teman
sema l
akan makin mengamuk bila menemukan bankai
sema l
itu.
Sema l
akan semakin merusak kebun kelapa.
Sema l
mempunyai sifat pendendam. Masyarakat Singaraja Bali juga mempercayai dan meyakini dalam acara
ngula h sema l
dimulai dengan uapacara memohon izin dan restu Sang Hyang Widi. Agar perburuan
semal
berjalan dengan lancar dan di beri keselamatan. Selain kepercayaan tentang
ngula h sema l
. Yanik juga mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang disebut dengan permainan ‘mendewa’. Permainan ‘mendewa’
yaitu suatu permainan yang dilakukan dengan cara menulis surat dan pesan untuk dewa. Surat tersebut dimasukkan kebatang bambu muda dan dikubur di dalam
pasir di pantai. Yanik mempercayai dan meyakini apabila ombak telah menyeret surat tersebut dan hanyut ke samudra. Berarti dewa laut menerima doa dan
permintaan yang tertulis tadi.
h. Suku
Novel
Ruma h di Seribu Ombak
berlatar tempat di Singaraja, Bali. Maka tokoh yang ditampilkan adalah suku Bali. Masyarakat asli Bali mempunyai sistem
penggunaan nama dengan menyandang nama khas Bali yaitu seperti Ketut, Nyoman, Wayan, dan lain sebagainya.
Erwin Arnada juga menampilkan tokoh Samihi, Imi, dan ayah, berasal dari suku Sumatra. Ayah Samihi tinggal di Bali sejak Samihi belum lahir yang
merupakan suku asli Sumatra tepatnya di Pariaman kemudian merantau dan bertempat tinggal di Bali yaitu di Singaraja desa Kalidukuh. Selain dari suku
Sumatra, terdapat juga suku Banyuwangi. Ustaz Mualim berasal dari Banyuwangi yang kemudian tinggal dan menetap di Singaraja.
commit to user
194 Novel
Ruma h di Seribu Omba k
menampilkan masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda dan hidup menyatu di suatu tempat yaitu di
Singaraja. Banyak pendatang baru yang yang mendatangi pulau Bali, daerah Singaraja lah yang menjadi tempat pertama kali dituju. Pendatang baru tersebut
berasal dari Jawa Banyuwangi, dan Sumatra. Akibatnya, berlanjutlah proses menyatunya budaya Hindu dan Islam, yang kemudian melahirkan pola
masyarakat yang penuh toleransi antara pemeluk Hindu dan Islam. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Comte dalam Soekanto, 2012: 350 masyarakat
harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlaian.
Singaraja yang menjadi latar cerita menampilkan masyarakat yang berlainan dan hidup menyatu di Singaraja. Masyarakat tersebut berasal di Banyuwangi, Jawa,
dan Sumatra Pariaman.
4. Nilai Pendidikan dalam Novel