Agama Sosiokultural Masyarakat dalam Novel

commit to user 147 bertentangan dengan a wig-a wig desa. Awig-a wig yaitu peraturan atau hukum adat desa. Kebiasaan lain yang dilaksanakan di Singaraja yaitu acara ngula h sema l . Nyoman Merdika, sebegai pemilik kebun kelapa, memulai acara ngula h sema l dengan upacara memohon izin dan restu Sang Hyang Widi. Lima menit kemudian, Nyoman Merdika memberi aba-aba memulai perburuan dengan memukul kulkul -kentongan khas Bali, di tangannya, lalu disusul tetabuhan yang dibunyikan anak-anak lain. Suara gaduh tiba-tiba menguasai area seluas enam petak sawah itu. Ada yang berteriak keras- keras, memukul tetabuhan, ada juga yang meniup peluit dengan nyaring sambil menggoncang batang pohon kelapa. Beberapa orang menarik tali yang sudah dikaitkan di daun dan pelepah pohon agar bergoyang keras dan bisa menakuti tupai-tupai. Rumah di Seribu Ombak, 2011: 77. Acara ngulah semal sudah menjadi kebiasaan bagi warga Singaraja. Ngulah semal dilakukan untuk mengusir tupai yang dianggap hama kebun kelapa. Ngulah semal dilakukan setiap setahun sekali.

f. Agama

Agama yang diceritakan dalam novel Ruma h di Ser ibu Omba k yaitu agama Islam dan agama Hindu. Malam ini adalah malam terakhir kami mengikuti pengajian Ramadhan di masjid Al Ihsani. Empat hari lagi, Idul Fitri. Mungkin karena hari terakhir, semua murid sudah ramai datang ke masjid, tak lama setelah menghabiskan santapan berbuka puasa di rumah masing-masing. Tak biasanya masjid sudah ramai meski azan isya masih lama. Masing-masing kami seolah tak ingin kehilangan waktu mengaji. Padahal, sebenarnya kami hanya ingin cepat berkumpul dan bersama di masjid. Rumah di Seribu Ombak: 45. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa, tokoh tersebut menganut agama Islam. Suasana malam hari bulan Ramadhan di isi dengan pengajian di masjid. Menjelang Idul Fitri semua murid ramai datang ke masjid. commit to user 148 “Baiknya hubungan masyarakat Hindu dan Muslim seperti yang terjadi di desa kita dan Singaraja ini sulit ditemukan di tempat lain,” tambah ayahku. Rumah di Seribu Ombak: 35. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa dalam novel Ruma h di Seribu Ombak terdapat tokoh yang menganut agama Hindu dan juga tokoh yang menganut agama Muslim. Kedua pemeluk agama tersebut saling hidup rukun dan damai serta saling bertoleransi. … Demikian juga saat kutunaikan ibadah shalat subuh. Tak ada yang mengusik dan membuatku gusar…Rumah di Seribu Ombak: 143. Kutipan di atas menjelaskan bahwa tokoh aku atau Samii memeluk agama Muslim. Yaitu menunaikan ibadah shalat subuh. Ayah yang baru selesai shalat isya dan masih mengenakan sarung, shalatnya, duduk di hadapanku. Rumah di Seribu Ombak: 200. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Ayah menganut agama Muslim. Yaitu menunaikan shalat isya. Esoknya, aku pun pergi kerumah Yanik. Saat aku datang, rumah itu tampak sepi. Baru tak lama kemudian, Yanik datang bersama meme-nya. Yanik dan meme-nya baru saja menunaikan Ya dnya - sembahyang untuk memasrahkan diri kepada Hyang Widi Wasa, di pura. Yanik dan Meme mengenakan baju adat Bali. Ini menunjukkan mereka baru memanjatkan doa agar persembahyangan secara khusus di pura agung banja r kami. Rumah di Seribu Ombak: 203. Berdasarkan kutipan di atas, menunjukkan bahwa Yanik dan Memenya menganut agama Hindu. Mereka menunaikan ibadah Ya dnya yaitu sembahyang commit to user 149 untuk memasrahkan diri kepada Hyan Widi Wasa. Sembahyang tersebut dilaksanakan di pura dengan mengenakan baju adat Bali. Kutipan lain yaitu: Yang paling ia ingat adalah saat ia dan ibunya berbaring berdua saat Hari Nyepi dua tahun lalu. Di tengah gulita malam, karena tak setitik pun boleh menyala pada malam sepi itu, Yanik jadi lebih bisa melihat arti yang lebih penting dari sebuah hubungan anak dan ibu… Rumah di Seribu Ombak:373. Kutipan di atas menjelaskan bahwa, Yanik dan ibunya sedang merayakan Hari Raya Nyepi. Saat perayaan hari raya Nyepi suasana gelap gulita karena tidak boleh menyalakan apapun pada malam hari.

g. Kepercayaan dan Keyakinan