44
Peserta pesaing dalam suatu perdaganagan merupakan sasaran dalam setiap kilasan waktu berbeda dalam hal tujuan dan sumber daya mereka, dan
juga dalam strategi yang dijalankan. Pesaing dalam suatu perdagangan PKL adalah mereka yang berusaha
memuaskan pelangganpembeli dan kebutuhan pelangganpembeli yang sama dan menyediakan penawaran yang serupa kepada pelangganpembeli.
Suatu tindakan mendasar dalam bersaing secara eektif, maka pedagang yang ikut dalam persaingan harus memperhatikan empat dimensi pokok yang
harus dilakukan secara terpadu dan efektif Nitisemito, 1991: 62, yaitu: company, pelanggan custumers, saluran distribusi channels, persaingan
competition dan ciri-cirinya sendiri sebuah usaha.
2.2.3.2 Strategi Pesaing dan Pola Reaksi Pesaing
Untuk mencapai suatu tujuan para pesaing melaksanakan strategi merehka tergantung dari sumber daya dan kemampuan masing-masing
pesaing. Dalam hal ini paserta pesaing perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan setiap pesaing lainnya secara akurat.
Terdapat kaitan yang erat antar siapa saja pesaing usaha dengan strategi yang diterapkan pesaing lainnya. Makin mirip strategi suatu usaha
dengan strategi usaha lainnya, makin mungki persaingan diantara mereka. Kebanyakan peserta pesaing ini dikelompokkan kedalam kelompok-
kelompok yang menerapkan strategi yang berbeda. Kelompok strategi adalah kelompok pedagang, dalam suatu usaha yang melaksanakan strategi yang
sama atau serupa dalam hal dimensi-dimensi kuncinya.
45
Walaupun persaingan yang paling tajam terjadi didalam suatu kelompok strategis, ada pula persaingan antara kelompok Nitisemito, 1991:
64 yaitu : a.
Beberapa kelompok strategis mungkin mempunyai kelompok pelanggan yang saling tumpah tindih.
b. Para pelanggan mungkin tidak melihat banyak perbedaan diantara semua
penawaran yang ada. c.
Masing-masing kelompok mungkin ingin memperluas cakupan dagangannya khususnya jika mereka semua cukup seimbang dalam
ukuran dan kekuatan serta jika hambatan mobilitas antar kelompok rendah.
Dari masing-masing kelompok pesaing mempunyai susunan strategis yang berbeda-beda dan mereka akan menarik segmen pelanggan yang sedikit
banyak akan berlainan, sehingga masing-masing pesaing akan mengetahui strategi apa yang dijalankan.
Sasaran dan kekuatankelemahan pesaing dapat memberikan gerakan mereka serta reaksinya. Selain itu tiap-tiap pesaing mempunyai falsafah
tertentu dalam menjalankan usahanya, mempunyai kultur intern tertentu dan pedoman keyakinan tertentu., sehingga hal ini mempunyai reaksi dan cara
berproduksi pesaing. Ada beberapa profil reaksi para pesaing Bruce Handerson, 1984:
227, yaitu :
46
a. Pesaing lamban laid-back competitor adalah beberapa pesaing tidak
bereaksi dengsn cepat atau kuat terhadap gerakan lawannya. Mereka mungkin merasa bahwa para pelanggannya cukup setia, mereka mungkin
juga sedang memanen bisnis harvesting, atau mungkin mereka terlalu lambat dalam menyadari inisiatif lawan, mungkin juga mereka kekurangan
dana untuk bereaksi. b.
Pesaing yang selektif adalah pesaing mungkin hanya bereaksi terhadap jenis serangan tertentu dan tidak terhadap yang lainnya.
c. Pesaing macan tiger competitor adalah pesaing akan memberikan isyarat
agar perusahaan lain sebaikanya jangan mencoba menyerang kedududukannya karena ia akan berjuang habis-habisan jika diserang.
d. pesaing stokastik adalah beberapa pesaing tidak memperlihatkan pola
reaksi yang dapat diperkirakan sebelumnya. Pesaing seperti ini mungkin bereaksi atau mungkin tidak bereaksi pada kejadian tertentu, tidak
mungkin meramalkan apa yang akan dilakukannya. Ini didasarkan pada keadaan ekonomi, sejarah dan hal-hal lainnya.
Menurut pendapat Bruce Handerson, mengenai keadaan –keadaan hubungan bersaing yang mungkin terjadi, yaitu :
a. Jika para peserta pesaing hampir identik dan berusaha dengan cara yang
sama, maka keseimbangan bersaing diantara mereka tidak stabil. -
Jika ada satu faktor utama yang merupakan faktor kritis yang menentukan, maka keseimbangan bersaing tidak stabil.
47
- Jika terdapat banyak faktor utama yang menentukan, maka akan
mungkin bagi masing-masing pesarta persaingan untuk mempunyai keunggulan tertentu dan daya tarik yang berbeda-beda terhadap
pelanggan tertentu. Makin banyak faktor yang dapat memberikan keunggulan, makin banyak jumlah peserta persaingan yang dapat
hidup bersama-sama. Masing-masing peserta persaingan mempunyai segmen bersaing yang ditentukan oleh jenis penawaran yang
disediakan mereka. b.
Makin sedikit jumlah variabel persaingan yang menentukan, makin sedikit jumlah peserta pesaing
c. Suatu rasio 2 terhadahp rasio 1 dalam perdagangan antara dua peserta
pesaing tampaknya merupakan titik keseimbangan dimana tidak praktis atau tidak bermanfaat bagi salah satu diantara keduanya untuk
meningkatkan atau menurunkan dagangannya. 2.2.3
Faktor Penghambat Keberhasilan Usaha PKL
Faktor utama penghambatkegagalan dalam sebuah usaha PKL adalah PKL tidak siap untuk bekerja keras, belum siap berkorban
padahal kerja keras, inovatif itu sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Gagal memilih lokasi atau tempat yang sesuai juga dapat
menghambat keberhasilan usaha, disamping faktor-faktor lain masih banyak lagi faktor yang dapat menyebabkan orang gagalterhambat
dalam menjual. Faktor cinta dan menjadikan pekerjaan sebagai hobi yang mengasyikkan akan sangat berpengaruh pada diri dan
48
keberhasilan penjual. Cinta pekerjaan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, teman sekerja, majikan, kepastian masa depan, faktor
tipe, dan macam barang yang dijual, faktor hasutan, issu kurang baik, hal negatif dari orang-orang yang iri, iklimcuaca lingkungan dan
sebagainya juga dapat menghambat seseorang dalam mencapai keberhasilannya Buchari, 2007 : 134.
a Terbatasnya sumber daya manusia yang terampil dalam
pelaksanaan tugas. b
Masih kurangnya tenaga petugas lapangan yang mempunyai rasa tanggungjawab
c Rendahnya kesadaran para PKL dalam berjualan.
d Tidak adanya lokasi penampungan PKL secara menyeluruh.
e PERDA yang sudah ada tidak relavan lagi dengan kondisi saat
f Enggannya pada PKL untuk mengisimenempati tempat yang
tersedia
http:ideas.repec.orgpcprceprd3874.html
.
2.2.5 Pedagang Kaki Lima PKL 2.2.5.1 Pengertian PKL