Kelas Eksperimen Perbandingan Perolehan Skor Motivasi Kelas Kontrol dan Kelas
87 Indikator pujian mendapat persentase terbesar dalam
penggunaanya pada masing-masing pertemuan, baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Frekwensi pemberian pujian di kelas
kontrol yaitu sebanyak tiga kali pada saat pretest, empat kali pada saat treatment I, lima kali pada saat treatment II, dan lima kali pada saat
treatment III. Sedangkan frekwensi pemberian pujian di kelas eksperimen yaitu tiga kali pada saat pretest, sepuluh kali pada saat
treatment I, lima belas kali pada saat treatment II, dan delapan belas kali pada saat treatment III.
Indikator penghormatan untuk frekwensi penggunaannya tergolong jarang digunakan dan menjadi indikator yang paling jarang
digunakan pada
kelas eksperimen.
Frekwensi pemberian
penghormatan di kelas kontrol yaitu sebanyak satu kali pada saat pretest, dua kali pada saat treatment I, dua kali pada saat treatment II,
dan dua kali pada saat treatment III. Sedangkan frekwensi pemberian penghormatan di kelas eksperimen yaitu satu kali pada saat pretest,
dua kali pada saat treatment I, tiga kali pada saat treatment II, dan lima kali pada saat treatment III.
Indikator hadiah dan tanda penghargaan menjadi indikator yang paling jarang digunakan di kelas kontrol. Frekwensi pemberian
hadiah di kelas kontrol tidak muncul pada saat pretest dan treatment I, satu kali pada saat treatment II, dan dua kali pada saat treatment III.
Sedangkan frekwensi pemberian hadiah di kelas eksperimen yaitu
88 tidak muncul pada saat pretest, lima kali pada saat treatment I,
sepuluh kali pada saat treatment II, dan tiga belas kali pada saat treatment III.
Adapun frekwensi pemberian tanda penghargaan di kelas kontrol yaitu tidak muncul pada saat pretest, satu kali pada saat
treatment I, satu kali pada saat treatment II, dan satu kali pada saat treatment III. Sedangkan frekwensi pemberian tanda penghormatan di
kelas eksperimen yaitu satu kali pada saat pretest, delapan kali pada saat treatment I, sepuluh kali pada saat treatment II, dan dua belas kali
pada saat treatment III. Bedasarkan uraian di atas maka indikator pujian menjadi
indikator yang paling sering digunakan baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Pujian juga termasuk reward yang paling efektif
digunakan oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Amir Daien Indrakusuma 1973: 159-160 yang mengemukakan bahwa
pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling mudah dilaksanakan. Pemberian pujian oleh cukup dengan menucapkan
bagus, hebat, benar, pintar dan sebgainya pada siswa. Dapat pula dengan isyarat menunjukkan jempol atau menepuk bahu siswa.
Untuk indikator yang paling jarang digunakan, pada kelas kontrol indikator adalah indikator hadiah dan tanda penghargaan. Hal
itu dikarenakan pengajar tidak menyediakan sarana pemberian reward hadiah maupun tanda penghargaan sebagaimana pada kelas