Unjuk Kerja Reaktor Gasifikasi Serbuk Kayu
164 Produksi Gas dari Padatan
Dari perkiraan reaksi pada berbagai variasi ketinggian maka nilai pembangkitan massa dan energi dapat disajikan dalam
Tabel 5.14 berikut. Tabel 5.14. Penentuan nilai pembangkitan massa dan energi untuk
berbagai variasi ketinggian pada variasi kecepatan III pada gasifikasi serbuk kayu.
Tinggi m
Laju Massa
Udara x 10
4
kgs Laju
Serbuk Kayu x
10
4
kgs Pembangkitan
Massa x 10
2
kgm
3
s Pembangkitan
Energi x 10
-4
Wm
3
0,48- 0,60
3,92 1,44
9,02 15,11
0,36- 0,48
5,42 2,13
12,14 36,81
0,24- 0,36
10,03 3,47
18,09 48,08
0,12-0,24 15,36
4,79 26,83
59,56 0,00-
0,12 19,02
6,14 32,31
65,44
Gambar 5.25. Grafik distribusi temperatur reaktor terhadap waktu pada berbagai ketinggian untuk variasi kecepatan III pada
gasifikasi serbuk kayu.
0,60 0,50
0,40 0,30
0,19 0,09
795 1407
2379 2639
300 400
500 600
700 800
900
Temperatur K
Ketinggian m Waktu detik
795 eksp
795 simul
1407 eksp
1407 simul
1935 eksp
1935 simul
2379 eksp
2379 simul
2639 eksp
2639 simul
165 Gasifikasi
t : 795 detik t : 1407 detik t : 1935 detik t : 2379 detik t :2640 detik.
Gambar 5.26. Grafik distribusi temperatur reaktor pada berbagai ketinggian pada variasi kecepatan III pada gasifikasi serbuk kayu.
Untuk selanjutnya proses simulasi dilakukan dengan iterasi sesuai dengan nilai pembangkitan massa dan energi serta waktu
reaksi pada masing-masing ketinggian, sehingga didapatkan hasil distribusi temperatur reaktor untuk setiap variasi ketinggian dan
variasi waktu pada jarak 1 cm dari dinding reaktor.
Pada variasi kecepatan III dan kadar air 10 didapatkan distribusi temperatur reaktor pada berbagai ketinggian
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.25 dan Gambar 5.26. Dari Gambar 5.25 terlihat bahwa pada ketinggian 0,48-0,60 m
setelah 795 detik terlihat bahwa temperatur line termokopel 0,65-0,75mm tertinggi yang dicapai sebesar 597
C dan temperatur pengujian eksperimen sebesar 596
C, dengan kesalahan 1,42 sehingga temperatur simulasi dapat disimpulkan
mendekati hasil eksperimen. Porositas serbuk kayu dan sekam padi secara berurutan
sebesar 0,760 dan 0,774 sehingga porositas serbuk kayu lebih rendah dari sekam padi, namun serbuk kayu lebih mudah terbakar
karena memiliki energi aktivasi yang lebih kecil sehingga temperatur reaktor akan lebih tinggi dengan adanya pembakaran
serbuk.