Penurunan Massa terhadap Kapasitas Sekam Padi pada

154 Produksi Gas dari Padatan terbentuk CO. Akibatnya akan terdapat lebih banyak CO di dalam burner dan terbakar sehingga temperatur api dalam burner naik.

5.6.4. Distribusi Temperatur Eksperimen dan Simulasi

Ketinggian reaktor gasifikasi adalah 0,6 m sehingga penempatan termokopel untuk mengukur distribusi temperatur reaktor dibagi dalam beberapa lokasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pengukuran temperatur yang lebih akurat sehingga dapat ditentukan distribusi temperatur di dalam reaktor yang digunakan. Lokasi penempatan termokopel dapat dilihat dalam Tabel 5.6 berikut. Tabel 5.6. Lokasi penempatan termokopel pada reaktor gasifikasi. Nomor Termokopel Lokasi Penempatan Panjang Termokopel dari Dinding Reaktor 1 Ketinggian 0,58 m 1 cm 2 Ketinggian 0,43 m 1 cm 3 Ketinggian 0,28 m 1 cm 4 Ketinggian 0,13 m 1 cm Sensor panas yang digunakan pada penelitian ini adalah termokopel tipe K, yaitu termokopel yang mampu digunakan untuk pengukuran pada temperatur tinggi, dimana jangkauan yang bisa ditangkap untuk sensor panas ini dari 0 o C hingga 1400 o C. Sedangkan untuk pembacaan dari termokopel digunakan thermocontroller merek Autonic tipe TZN4S. Untuk lebih jelasnya penempatan termokopel pada reaktor gasifikasi seperti terlihat dalam Gambar 5.17 berikut. Gambar 5.17. Posisi termokopel pada reaktor gasifikasi 155 Gasifikasi Simulasi numerik dilakukan dengan menggunakan berbagai parameter pengujian eksperimen, diantaranya adalah kondisi batas, properti material serta nilai pembangkitan massa dan energi. Beberapa kondisi batas yang digunakan dapat disimak pada Tabel 5.7 berikut. Tabel 5.7. Kondisi batas simulasi numerik reaktor gasifikasi. Variabel Kondisi Batas Temperatur Udara 300 K Densitas Udara 1,16 kgm 3 Viskositas Udara 18,46 x10 -6 N.sm 2 Konduktivitas Termal Udara 2,63 x10 -2 Wm.K Kalor Jenis Udara 10,07 x10 -1 kJkg.K Penentuan nilai pembangkitan massa dan energi pada variasi kecepatan I seperti terlihat pada Tabel 5.8 dan Tabel 5.9 berikut. Tabel 5.8. Perhitungan laju massa udara dan laju massa sekam untuk berbagai variasi ketinggian pada variasi kecepatan I. Tinggi m Kec. Udara Masuk Reaktor x 10 3 ms Massa Sekam Padi x 10 2 kg Waktu s Laju Massa Udara x 10 4 kgs Laju Massa Sekam Padi x 10 4 kgs 0,48-0,60 12,15 17,55 1202 2,49 1,46 0,36-0,48 25,12 20,08 850 5,15 2,36 0,24-0,36 44,66 25,91 658 9,16 3,93 0,12-0,24 70,58 30,88 528 14,48 5,85 0,00-0,12 102,67 30,86 360 21,06 8,56 Perkiraan reaksi kimia pada masing-masing ketinggian digunakan untuk menentukan nilai pembangkitan massa dan energi. Perkiraan reaksi untuk ketinggian 0,48-0,60 m adalah: 5,43x10 -6 CH 1,78 O 0,78 N 0,01 + 1,82x10 -6 O 2 +3,76N 2  2,44x10 - 6 CO 2 + 2,99x10 -6 CO + 4,83x10 -6 H 2 + 6,85x10 -6 N 2 5.19 156 Produksi Gas dari Padatan Dari perkiraan reaksi pada berbagai variasi ketinggian maka nilai pembangkitan massa dan energi dapat disajikan dalam Tabel 5.9 berikut. Tabel 5.9. Penentuan nilai pembangkitan massa dan energi untuk berbagai variasi ketinggian pada variasi kecepatan I. Tinggi m Laju Massa Udara x 10 4 kgs Laju Massa Sekam Padi x 10 4 kgs Pembangkitan Massa x 10 2 kgm 3 s Pembangkitan Energi x 10 -4 Wm 3 0,48- 0,60 2,49 1,46 9,23 11,68 0,36- 0,48 5,15 2,36 13,24 37,21 0,24-0,36 9,16 3,93 20,69 52,75 0,12-0,24 14,48 5,85 32,43 67,90 0,00-0,12 21,06 8,56 45,47 84,76 Gambar 5.18. Grafik distribusi temperatur reaktor terhadap waktu pada berbagai ketinggian untuk varisi kecepatan I. Untuk selanjutnya proses simulasi dilakukan dengan iterasi sesuai dengan nilai pembangkitan massa dan energi serta waktu 0,60 0,50 0,40 0,30 0,19 0,09 1202 2052 3239 3600 300 400 500 600 700 800 900 Temperatur K Ketinggian m Waktu detik 1202 eksp 1202 simul 2052 eksp 2052 simul 2711 eksp 2711 simul 3239 eksp 3239 simul 3600 eksp 3600 simul 157 Gasifikasi reaksi pada masing-masing ketinggian, sehingga didapatkan hasil distribusi temperatur reaktor untuk setiap variasi kecepatan, variasi ketinggian dan variasi waktu pada jarak 1 cm dari dinding reaktor. Pada variasi kecepatan I dan kadar air 10 didapatkan distribusi temperatur reaktor pada berbagai ketinggian sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.18. Untuk lebih jelasnya distribusi temperatur reaktor gasifikasi dengan variasi kecepatan I dapat dilihat pada Gambar 5.19. Dapat dilihat bahwa pada 1200 detik pertama temperatur tertinggi reaktor adalah sekitar 600 K. Setelah berlangsungnya proses gasifikasi yaitu dari detik ke-2052 sampai detik ke-3600, temperatur maksimum yang terjadi adalah sekitar 970 K. Semakin lama, karena tidak adanya penambahan sekam, temperatur yang tinggi yang menunjukkan pusat terjadinya reaksi gasifikasi semakin menuju ke bawah. t : 1200 detik t : 2052 detik t : 2711 detik t : 3239 detik t : 3600 detik Gambar 5.19. Grafik distribusi temperatur reaktor pada berbagai ketinggian pada variasi kecepatan I. Pada variasi kecepatan II dan kadar air 10 didapatkan distribusi temperatur reaktor pada berbagai ketinggian sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.20 dan Gambar 5.21. 158 Produksi Gas dari Padatan Dibandingkan dengan kecepatan I, waktu yang butuhkan untuk proses gasifikasi pada kecepatan II semakin cepat. Adanya penambahan udara ke dalam reaktor menyebabkan reaksi gasifikasi semakin aktif dan akibatnya temperatur maksimum yang terjadi lebih tinggi. Temperatur maksimum pada kecepatan II adalah 990 K sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.21. Gambar 5.20. Grafik distribusi temperatur reaktor terhadap waktu pada berbagai ketinggian untuk variasi kecepatan II. t : 1090 detik t : 1928 detik t : 2594 detik t : 3117 detik t : 3480 detik Gambar 5.21. Grafik distribusi temperatur reaktor pada berbagai ketinggian pada variasi kecepatan II. 0,60 0,50 0,40 0,30 0,19 0,09 1090 1928 3117 3480 300 400 500 600 700 800 900 Temperatur K Ketinggian m Waktu detik 1090 eksp 1090 simul 1928 eksp 1928 simul 2594 eksp 2594 simul 3117 eksp 3117 simul 3480 eksp 3480 simul