Pencucian Menggunakan Oksidasi Terbatas

183 Gasifikasi Senyawa Tanpa oksidasi Oksidasi 10 Oksidasi 20 Oksidasi 30 Oksidasi 40 glycolic acid pyridine, 2,4- pentadienetritile 6,036 5,87 Lain-lain 22,717 34,521 43,306 35,566 44,411 Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Tabel 5.21. Senyawa dalam tar setelah oksidasi untuk laju sekam 10 kgjam, lambda 0,3. Senyawa Tanpa oksidasi Oksidasi 10 Oksida si 20 Oksida si 30 Oksida si 40 acetic acid 29,757 43,411 24,497 18,738 26,37 ethyl alcohol 2-propane,1-hydroxy 16,593 16,267 13,79 14,272 15,66 2-furancarboxaldehyde 8,419 16,802 Phenol 7,919 8,661 11,601 11,312 8,93 acetic acid, dihydroxy, glycolic acid 5,384 pyridine, 2,4- pentadienetritile 7,031 2,4-pentadienetritile 7,096 2-propanone,1-acetyloxy 5,256 7,027 6,128 8,008 7,38 2-butanone,1-hydroxy 5,731 Lain-lain 26,672 18,903 20,086 40,639 41,660 Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 184 Produksi Gas dari Padatan Tabel 5.22. Senyawa dalam tar setelah oksidasi untuk laju sekam 10 kgjam, lambda 0,5. Senyawa Tanpa oksidasi Oksidasi 10 Oksidasi 20 Oksidasi 30 Oksidasi 40 acetic acid 29,772 38,749 31,202 25,289 28,36 ethyl alcohol 2-propane,1-hydroxy 14,922 16,045 15,959 12,737 14,66 2-furancarboxaldehyde 9,555 6,374 Phenol 7,731 7,886 10,107 7,821 6,64 1.2-ethadiol diacetate 6,64 2-propanone,1-acetyloxy 5,396 6,716 9,39 6,38 2-butanone,1-hydroxy 4,296 5,372 6,757 5,135 Lain-lain 28,328 25,232 26,585 47,777 32,193 Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Tabel 5.23. Komposisi gas pada pengujian laju sekam 5 kgjam, lamnda 0,3 dengan oksidasi Komposisi Gas Tanpa oksidasi Oksidasi 10 Oksidasi 20 Oksidasi 30 Oksidasi 40 CO 26,3 25,2 17,5 8,8 25,1 CO2 0,0 0,0 8,5 17,0 0,0 O2 12,6 15,2 2,1 1,0 15,5 185 Gasifikasi Tabel 5.24. Komposisi gas pada pengujian laju sekam 5 kgjam, lamnda 0,5 dengan oksidasi Komposisi Gas Tanpa oksidasi Oksidasi 10 Oksidasi 20 Oksidasi 30 Oksidasi 40 CO 23,0 25,2 14,0 11,6 25,0 CO2 3,9 0,0 11,4 14,6 0,0 O2 14,0 15,3 5,7 1,2 15,5 Tabel 5.25. Komposisi gas pada pengujian laju sekam 10 kgjam, lamnda 0,3 dengan oksidasi Komposisi Gas Tanpa oksidasi Oksidasi 10 Oksidasi 20 Oksidasi 30 Oksidasi 40 CO 26,0 13,2 12,7 11,1 11,1 CO2 0,0 12,2 13,4 14,8 14,3 O2 14,2 15,2 0,8 0,8 15,3 Tabel 5.26. Komposisi gas pada pengujian laju sekam 10 kgjam, lamnda 0,5 dengan oksidasi Komposisi Gas Tanpa oksidasi Oksidasi 10 Oksidasi 20 Oksidasi 30 Oksidasi 40 CO 23,3 12,6 12,2 9,8 26,3 CO2 3,2 12,9 13,8 16,1 0,0 O2 13,8 15,2 0,3 1,1 12,6 Dari Tabel 5.27. terlihat bahwa selain dapat menurunkan tar dan H 2 O, oksidasi juga mampu menurunkan kadar partikel dalam gas hasil. Mekanisme yang memungkinkan dari oksidasi adalah partikel yang berujud arang dibakar dalam reaktor oksidasi terbatas sehingga menghasilkan gas CO 2 . Pada laju massa sekam 10 kgjam dan lambda 0,5 dengan oksidasi 30 dan 40 justru terjadi peningkatan partikel yang banyak. Penyebab dari fenomena ini adalah terjadinya reaksi tar sekunder sehingga dihasilkan tar berantai pendek dan partikel. Dapat dijelaskan pula bahwa pada laju sekam padi 10 kgjam dan lambda 0,5 dengan oksidasi 40 tidak terjadi reaksi pembakaran karena karena tidak 186 Produksi Gas dari Padatan terdeteksi gas CO 2 dalam gas hasil setelah reaktor oksidasi terbatas sehingga yang terjadi adalah reaksi tar sekunder. Tabel 5.27. Konsentrasi partikel dalam gas hasil dengan oksidasi Variasi Pengujian Tanpa Pencucian Oksidasi 10 Oksidasi 20 Oksidasi 30 Oksidasi 40 m_sekam = 5 kgh, l = 0,3 0,34 2,37 0,56 0,89 0,59 m_sekam = 5 kgh, l = 0,5 2,43 1,62 1,64 0,26 0,54 m_sekam = 10 kgh, l = 0,3 4,01 2,44 1,00 2,91 2,05 m_sekam = 10 kgh, l = 0,5 5,17 2,42 1,58 16,94 19,50 187 Gasifikasi Soal Bab V: 5.1. Jelaskan langkah-langkah dalam mendesain reaktor gasifikasi. 5.2. Jelaskan bagaimana cara saudara mendapatkan lambda 0,3 pada pengujian gasifikasi sekam padi. 5.3. Jelaskan perbedaan kalor laten dan kalor sensibel. 5.4. Jelaskan parameter unjuk kerja reaktor gasifikasi. 5.5. Mengapa dalam reaktor gasifikasi terdapat rugi-rugi tekanan yang harus diperhitungkan, dan mengapa rugi-rugi tekanan perlu diperhitungkan. 5.6. Jelaskan mengapa efisiensi unjuk kerja reaktor gasifikasi sekam padi berbeda dengan unjuk kerja gasifikasi serbuk kayu. 5.7. Sebutkan cara pencucian gas dari hasil gasifikasi. 5.8. Jelaskan yang dimaksud tar, bagaimana klasifikasinya dan jelaskan pula mengapa tar perlu dibersihkan. 5.9. Jelaskan dan prediksikan gas yang dihasilkan dari proses gasifikasi sekam padi dengan lambda 0,3 dan 0,5. Jelaskan mengapa dengan perubahan lambda dapat diperoleh komposisi gas yang berbeda. Jelaskan pada lambda berapa komposisi gas lebih baik. 5.10. Jelaskan proses pencucian gas dengan scrubber dan jelaskan efektivitasnya. 188 Aplikasi Gas untuk Pembangkit Daya dan Panas

BAB V APLKAS GAS UNTUK

PEMBANGKT DAYA DAN PANAS

6.1 Konsep Kombinasi Panas dan Daya

Beberapa teknologi yang memungkinkan dikembangkan dari konsep dasar gasifikasi dengan mengkombinasikan panas dan daya dalam skala kecil dan menengah, maka beberapa teknologi berikut sangat dimungkinkan:  Mesin gas IC-gas engine,  Turbin gas,  Fuel cells. Tabel 1. Nilai tertentu untuk produksi gas dan ambang batas untuk operasi mesin pembakaran dalam dalam mgm³ st.c.,dry Gas hasil , Hasler, 1998; Hindsgaul, 2000; Milne, 1998 Kontanimasi Gas hasil Batas Ideal Partikel 100-200 50 Heavy tar 50-150 5 Light tar 100-1000 50 Phenol 50-250 rendah PAH 200-600 rendah NH 3 150-800 55 HCL 1-30 100 HCN 1-30 rendah H 2 S 12-40 1150 Silikat 1 20 Setiap teknik ini memerlukan kualitas produksi gas yang spesifik. Mesin gas pada saat ini umumnya tersedia untuk 189 Aplikasi Gas untuk Pembangkit Daya dan Panas pembangkit daya antara 50 dan 5.000 kW. Untuk pemanfaatan dengan menggunakan mesin gas jenis pembakaran dalam IC, Internal Combustion, beberapa hal perlu diperhatikan untuk tercapainya operasi yang stabil dalam waktu yang lama sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Semua parameter ini harus dipenuhi dengan peralatan pembersih gas yang efisien. Sedangkan untuk operasi dengan turbin gas dan fuel cells, ambang batas yang diperlukan lebih rendah lagi Suyitnoa, Lettner et al., 2005.

6.2 Unjuk Kerja Motor Bakar

Kinerja suatu motor bakar diperoleh dengan serangkaian uji unjuk kerja. Beberapa paramater penting yang berpengaruh pada unjuk kerja motor bakar adalah sebagai berikut:

6.2.1 Torsi dan Daya Poros

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk menghasilkan kerja. Dalam prakteknya, torsi dari mesin berguna untuk mengatasi hambatan sewaktu kendaraan jalan menanjak, atau waktu mempercepat laju kendaraan otomotif. Besar torsi dapat dihitung dengan rumus: T = n N n N e e . . 30 60 . . 2        6.1 dimana : T : torsi N.m N e : daya porosdaya efektif Watt n : putaran poros engkol rpm Putaran poros engkol diukur dengan menggunakan tachometer.

6.2.2 Tekanan Efektif Rata-Rata mep

Tekanan efektif rata-rata didefinisikan sebagai tekanan teoritis konstan, yang apabila mendorong torak sepanjang langkah kerja dari motor dapat menghasilkan tenaga tenaga poros. 190 Produksi Gas dari Padatan mep = torak langkah volume siklus per kerja 6.2 mep = a n z V N L e . . . 6.3 dimana : mep : tekanan efektif rata-rata kgm 2 atau Pa N e : daya porosdaya efektif watt V L : Volume langkah torak per silinder m 3 : [luas penampang torak, m 2 ] x [panjang langkah torak m] Z : jumlah silinder N : putaran poros engkol rpm a : jumlah siklus per putaran     putaran siklus : 1, untuk motor 2 tak : ½, untuk motor 4 tak.

6.2.3 Pemakaian Bahan Bakar Spesifik

Pemakaian bahan bakar spesifik menyatakan banyaknya bahan bakar yang dikonsumsi mesin per jam untuk setiap daya kuda yang dihasilkan. Harga pemakaian bahan bakar spesifik yang lebih rendah menyatakan efisiensi yang lebih tinggi. Jika dalam suatu pengujian mesin diperoleh data mengenai penggunaan jumlah bahan bakar kg bahan bakarjam, dan dalam waktu 1 jam diperoleh tenaga yang dihasilkan N, maka pemakaian bahan spesifik dihitung sebagai berikut : B = N G f 6.4 dimana : B : pemakaian bahan bakar kg bahan bakarjam.W G f : jumlah bahan bakar yang digunakan kg bahan bakarjam N : jumlah tenaga yang dihasilkan per waktu W 191 Aplikasi Gas untuk Pembangkit Daya dan Panas

6.2.4 Efisiensi Total

Menyatakan efisiensi pemanfaatan panas dari bahan bakar untuk diubah menjadi tenaga berguna. Besar efisiensi total dapat dihitung dengan:  e = c f e Q G N . x 100 6.5 dimana :  e : efisiensi termal efektif N e : daya efektif W G f : jumlah BB yang dipergunakan kg bahan bakars Q c : nilai kalor bahan bakar Jkg bahan bakar

6.3 Analisis Teoritis Pembakaran Gasifikasi

Dari analisis ultimasi sekam padi diperoleh data bahwa: Elemen Mass massa mol mol C C 50 50,00 4,17 1,00 H 6 6,00 6,00 1,44 O 44 44,00 2,75 0,66 N 0,00 0,00 0,00 Total 100 100,00 12,92 Sehingga pembakaran sekam padi menghasilkan CO 2 dan H 2 O berdasarkan persamaan: CH 1,44 O 0,66 + 1,03 O 2 + 3,76 N 2  CO 2 + 0,72 H 2 O + 3,87 N 2 6.6 192 Produksi Gas dari Padatan Gambar 6.1. Kebutuhan udara untuk laju sekam padi 5 kgjam dan 10 kgjam pada berbagai variasi lambda. Lambda adalah perbandingan AFR aktual dengan AFR stoikiometri. Lambda 1 artinya terjadi pembakaran sempurna. Lambda kurang dari 1 artinya terjadi reaksi dengan campuran kaya bahan bakar. Untuk proses gasifikasi dengan lambda 0,5, pada laju sekam padi 5 kgjam dan 10 kgjam, maka diperlukan debit udara masing-masingnya sebanyak 13 m 3 jam dan 26 m 3 jam. Untuk proses gasifikasi dengan lambda 0,3, pada laju sekam padi 5 kgjam dan 10 kgjam, maka diperlukan debit udara masing- masingnya sebanyak 7,8 m 3 jam dan 15,6 m 3 jam sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 6.1. Gambar 6.2. menunjukkan kecepatan udara yang terjadi pada bagian atas reaktor. Terlihat bahwa dengan semakin rendah lambda, maka kebutuhan udara yang terjadi juga lebih rendah baik pada laju sekam padi 5 kgjam dan 10 kgjam. 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 Pembakaran sempurna Gasifikasi Lambda 0,5 Gasifikasi Lambda 0,3 A F R [ -] D eb it m 3 j am Debit Udara m3jam_Kapasitas 5 kgjam Debit Udara m3jam_Kapasitas 10 kgjam AFR_aktual