Karakteristik Proses Pirolisis Analisis Termogravimetri Biomassa Sekam Padi

55 Kinetika Reaksi Penelitian yang dilakukan menggunakan tiga variasi temperatur pada T dinding , yaitu 250 o C, 300 o C, dan 350 o C. Dan untuk penelitian yang telah dilakukan ini hasil dari kurva devolatilisasi dapat dilihat pada Tabel 3.4. Nilai dari Karakteristik Devolatilisasi dari proses gasifikasi untuk sekam padi. Tabel 3.4. Nilai dari Karakteristik Devolatilisasi dari proses gasifikasi untuk sekam padi T dinding Bustamante, Enick et al. ITVM K ITFC K PT K 250 467 527 589 300 420 555 602 350 - - 637 Dari penelitian ini ternyata tidak dari semua karakteristik devolatilisasi untuk proses gasifikasi pada proses ini dapat diperoleh. Untuk burnout temperature pada ketiga variasi tidak muncul sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.9. Hal ini dikarenakan pada saat pengujian ketika sekam mulai bereaksi berdekomposisi maka akan menghasilkan panas sehingga T padatan akan meningkat, namun pada saat reaksi telah mencapai akhir maka energi panas dari sekam tidak dihasilkan lagi di dalam reaktor, sehingga inilah yang menyebabkan turunnya panas pada T padatan . Untuk variasi T dinding 350 o C, nilai dari ITVM dan ITFC juga tidak dapat diketahui. Hal ini disebabkan karena laju pengurangan massa yang semakin cepat maka kurva untuk pengeringan dan devolatilisasi seakan –akan tidak bisa untuk dipisahkan. Bila kita cermati pula dari variasi T dinding 250 o C, menuju T dinding 300 o C, maka titik ITVM akan mengalami pergeseran ke kiri hingga pada saat T dinding 350 o C titik ITVM tidak lagi nampak pada grafik. Untuk peak temperature PT terlihat kecenderungan yang semakin bergeser ke arah kanan untuk variasi T dinding yang semakin tinggi. Hal ini sama dengan yang ditunjukkan pada proses pirolisis. 56 Produksi Gas dari Padatan Gambar 3.9. Grafik dYdt = fT untuk tiga variasi T dinding Hastanto, 2008

3.5. Analisis Termogravimetri Briket Biomassa

Pengujian sifat kinetika reaksi gasifikasi briket biomassa dilakukan terhadap briket yang terbaik dalam sifat fisik, baik briket biomassa jerami dengan menggunakan bahan pengikat dan briket biomassa jerami tanpa menggunakan bahan pengikat, dengan memvariasikan kecepatan udara 2 ms dan 0,05 ms pada temperatur ruang bakar 400ºC. Pengujian sifat kinetika pembakaran dilakukan untuk mengetahui nilai dari energi aktivasi E dan faktor pre-eksponensial A dari briket biomassa jerami terbaik dari uji sifat fisik baik briket biomassa jerami dengan menggunakan bahan pengikat maupun briket biomassa jerami tanpa menggunakan bahan pengikat. Dari hasil pengujian sifat kinetika gasifikasi briket biomassa jerami dengan variasi kecepatan udara diperoleh data penurunan fraksi massa Y dan data perubahan temperatur briket T solid terhadap waktu t. T dinding = 300 o C T dinding = 350 o C T dinding = 250 o C Temperatur K 57 Kinetika Reaksi Gambar 3.10. Hubungan Y-t briket biomassa jerami dengan menggunakan bahan pengikat Gambar 3.11. Hubungan Y-t briket biomassa jerami tanpa menggunakan bahan pengikat Dari Gambar 3.11 diketahui hubungan fraksi massa briket biomassa terhadap waktu untuk reaksi pembakaran briket biomassa jerami dengan menggunakan bahan pengikat dengan menggunakan variasi kecepatan udara 2 ms lebih besar dibandingkan dengan variasi kecepatan udara 0,05 ms. Hal ini juga terjadi pada Gambar 3.11 dimana fraksi massa briket biomassa jerami tanpa menggunakan bahan pengikat dengan variasi kecepatan udara 2 ms lebih rendah bila dibandingkan dengan variasi kecepatan udara 0,05 ms. Dari kedua grafik menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan udara mengakibatkan fraksi massa briket biomassa menjadi lebih kecil. 58 Produksi Gas dari Padatan Gambar 3.12 . Hubungan Tsolid terhadap waktu t briket biomassa jerami dengan menggunakan bahan pengikat Gambar 3.13 . Hubungan Tsolid terhadap waktu t briket biomassa jerami tanpa menggunakan bahan pengikat Dari Gambar 3.13 hubungan temperatur briket biomassa jerami dengan menggunakan bahan pengikat terhadap waktu untuk variasi kecepatan udara 2 ms dan kecepatan udara 0,05 ms dapat diketahui bahwa untuk variasi kecepatan udara 2 ms memiliki temperatur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan variasi kecepatan udara 0,05 ms. Hal ini juga ditunjukkan dalam Gambar 3.13 hubungan temperatur briket biomassa tanpa menggunakan bahan pengikat, dimana temperatur briket dengan variasi kecepatan udara 2 ms lebih tinggi bila dibandingkan dengan variasi kecepatan 0,05 ms. Dari kedua grafik ini menunjukkan bahwa penambahan kecepatan udara mengakibatkan temperatur briket menjadi lebih tinggi.