50 Produksi Gas dari Padatan
Dari  rata –rata  jangkauan  0,9  hingga  0,5  diperoleh  data
T
padatan
dan  dYdt  untuk  variasi  T
dinding
250
o
C,  300
o
C,  dan  350
o
C pada  Tabel  3.2.  Dari  tabel  nilai  1T
padatan
dan  logaritma  alami  dari dYdt  kemudian  digambar  seperti  pada  Gambar  3.6  dari  hasil
penggambaran tersebut kemudian dicari regresi linearnya. Energi aktivasinya merupakan perkalian antara gradien dari regresi linear
dengan  konstanta  gas  R=8,31JmolK.  Sedangkan  untuk  pre- eksponensial  faktornya  merupakan  fungsi  eksponensial  dari
regresi  liear  pada  saat  T
padatan
=  nol.  Dari  penelitian  ini  diperoleh nilai dari energi aktivasinya adalah 41,55 kJmol. Sedangkan untuk
nilai dari pre-eksponensial faktornya adalah 6,34.
Gambar 3.4. Grafik Y=ft dan T
padatan
=ft Hastanto, 2008
Tabel 3.2. Nilai energi aktivasi dan pre-eksponensial faktor vari
asi T
dinding
Bustamante, Enick et al.
Y 50 1T
padatan
ln dYdt E
A T
padatan
K dYdt
- kJmol
1 250
545,66  0,000668  0,001833  -7,31158  41,55  6,3 4
2 300
562,08  0,000844  0,001779  -7,07727 3
350 565,41  0,000937  0,001769  -6,97318
51 Kinetika Reaksi
Gambar 3.5. Grafik Y=ft dan dYdt=ft Hastanto, 2008
Gambar 3.6. Grafik logaritma alami terhadap 1T
padatan
3.4.3. Karakteristik Proses Pirolisis
Dari  pengujian  yang  telah  dilakukan  didapatkan  grafik termogravimetri  dan  diferensial  termogravimetri  dYdt  dan
d
2
Ydt
2
, yang
digunakan untuk
mencari karakteristik
devolatilisasi.  Untuk  sekam  mulai  terdegradasi  disebut  dengan T
awal
.  T
awal
didapat  pada  saat  Y=0,975.  T
awal
ini  biasanya  tidak ditampilkan  pada  laporan  penelitian  karena  akan  semakin
mempersulit  dalam  pembacaan  pada  grafik  karakteristik devolatilisasi.  Untuk  Permulaan  hemiselulosa  terurai  ditunjukkan
pada  T
permulaan,  h
,  yaitu  pada  kemiringan  yang  terjadi  pada  kurva laju  devolatilisasi.  Titik  ini  ditunjukkan  pada  nilai  maksimum
pertama  pada –d
2
Ydt
2
diatas  nilai  nol  pada  sumbu  Y  yang diekstrapolasi  untuk  laju  dekomposisinya.  Pada  penguraian
hemiselulosa ini juga ada satu karakteristik lagi yaitu T
bahu
, titik ini ditunjukkan  pada  titik  yang  paling  mendekati  nol  pada  daerah
yang  paling  mendekati  dengan  T
permulaan,  h
tadi.  Untuk  kasus  jika hemiselulosa  dan  selulosa  tidak  terjadi  reaksi  yang  tumpang
1T
padatan
52 Produksi Gas dari Padatan
tindih, maka T
bahu
merupakan titik akhir dari proses dekomposisi dari hemiselulosa. T
puncak
merupakan laju dekomposisi maksimum dari  proses  devolatilisasi  ini.  Titik  ini  biasanya  terjadi  pada  saat
proses  dekomposisi  selulosa.  T
puncak
ditunjukkan  pada  kurva –
dYdt  saat  mencapai  titik  maksimum.  Untuk  permulaan  dari proses  yang  terakhir  yang  didominasi  dengan  penguraian  dari
lignin  disebut  T
ofset
.  Titik  ini  dicari  dari  ekstrapolasi  laju devoloatilisasi dari-d
2
Ydt
2
minimum pada daerah ini Gronli, M. G., 2002.
Nilai  dari  karakteristik  devolatilisasi  sekam  padi  pada pengujian yang telah dilakukan untuk tiga variasi pengujian telah
ditabelkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Nilai dari karakteristik devolatilisasi dari variasi T
dinding
T
dinding
Bustamante, Enick et al.
T
permulaan, h
K T
bahu
K T
puncak
K T
ofset
K
350 500
588 626
702 300
496 578
616 664
250 484
525 590
615