158 Produksi Gas dari Padatan
Dibandingkan  dengan  kecepatan  I,  waktu  yang  butuhkan untuk proses gasifikasi pada kecepatan II semakin cepat. Adanya
penambahan  udara  ke  dalam  reaktor  menyebabkan  reaksi gasifikasi  semakin  aktif  dan  akibatnya  temperatur  maksimum
yang terjadi lebih tinggi. Temperatur maksimum pada kecepatan II adalah 990 K sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.21.
Gambar 5.20. Grafik distribusi temperatur reaktor terhadap waktu
pada berbagai ketinggian untuk variasi kecepatan II.
t : 1090 detik     t : 1928 detik     t : 2594 detik      t : 3117 detik    t : 3480 detik
Gambar 5.21. Grafik distribusi temperatur reaktor pada berbagai ketinggian pada variasi kecepatan II.
0,60 0,50
0,40 0,30
0,19 0,09
1090 1928
3117 3480
300 400
500 600
700 800
900
Temperatur K
Ketinggian m Waktu detik
1090 eksp
1090 simul
1928 eksp
1928 simul
2594 eksp
2594 simul
3117 eksp
3117 simul
3480 eksp
3480 simul
159 Gasifikasi
Gambar 5.22. Grafik distribusi temperatur reaktor terhadap waktu
pada berbagai ketinggian untuk variasi kecepatan III.
t : 735 detik      t : 1635 detik     t : 2382 detik     t : 2852 detik      t : 3120 detik
Gambar 5.23. Grafik distribusi temperatur reaktor pada berbagai
ketinggian pada variasi kecepatan III. Pada  variasi  kecepatan  III  dan  kadar  air  10  didapatkan
distribusi  temperatur  reaktor  pada  berbagai  ketinggian
0,60 0,50
0,40 0,30
0,19 0,09
734 1635
2852 3120
300 400
500 600
700 800
900 1000
Temperatur K
Ketinggian m Waktu detik
734 eksp
734 simul
1635 eksp
1635 simul
2381 eksp
2381 simul
2852 eksp
2852 simul
3120 eksp
3120 simul
160 Produksi Gas dari Padatan
sebagaimana  dapat  dilihat  pada  Gambar  5.22  dan  Gambar  5.23. Adanya  peningkatan  kecepatan  udara  masuk  menyebabkan
waktu  gasifikasi  semakin  singkat  dan  temperatur  dalam  reaktor meningkat.  Temperatur  tertinggi  dalam  reaktor  pada  saat
kecepatan III adalah 1020 K. Distribusi temperatur dalam reaktor juga menunjukkan lebih merata pada kecepatan yang lebih tinggi
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.23.
Dari  gambar  Gambar  5.18  sampai  Gambar  5.23  terlihat bahwa  distribusi  temperatur  simulasi  mendekati  distribusi
temperatur  eksperimen.  Pada  Gambar  5.23,  ketinggian  0,48- 0,60m  setelah  735  detik  terlihat  bahwa  temperatur  line
termokopel  0,65-0,75mm  tertinggi  yang  dicapai  sebesar  697
C sedangkan  temperatur  pengujian  eksperimen  sebesar  686
C seperti terlihat pada Gambar 5.23 dengan kesalahan sebesar 1,0
sehingga temperatur simulasi mendekati hasil eksperimen. Penambahan  kecepatan  udara  akan  menyebabkan
peningkatan  jumlah  udara  yang  masuk  kedalam  reaktor. Peningkatan  jumlah  udara  akan  menyebabkan  combustible  gas
bereaksi dengan udara  lebih sebelum mencapai burner sehingga terjadi  peningkatan  temperatur  reaktor,  selain  itu  peningkatan
jumlah udara juga akan memicu terjadinya pembakaran sekam di dalam reaktor sehingga temperatur reaktor terus meningkat.
5.6.5.  Unjuk Kerja Reaktor Gasifikasi Serbuk Kayu
Porositas  adalah  nilai  perbandingan  volum  udara  yang terdapat pada biomassa dalam sebuah geometri terhadap volum
dari geometri tersebut. Porositas awal serbuk kayu sebesar 0,950 sehingga  harus  dilakukan  penyaringan  agar  diperoleh  porositas
yang  mendekati  sekam  padi,  dari  hasil  penyaringan  dapat diperoleh porositas sebesar 0,760.
Efisiensi  terbaik  reaktor  gasifikasi  sekam  padi  diperoleh pada  variasi  kecepatan  III,  dengan  menggunakan  perbandingan
porositas  dapat  dilakukan  pendekatan  untuk  menentukan kecepatan udara masuk pada reaktor gasifikasi serbuk kayu yang
akan digunakan, seperti terlihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Porositas sekam dan serbuk untuk menentukan
kecepatan udara.
Porositas Kecepatan Udara Masuk Fan
ms Sekam Padi
Serbuk Kayu Sekam Padi
Serbuk Kayu
161 Gasifikasi
0,774 0,760
2,2 2,2
5.6.6.  Distribusi Tekanan Reaktor Gasifikasi Serbuk Kayu
Pada  saat  pengujian  eksperimen,  untuk  biomassa  serbuk kayu  rugi    tekanan    dalam    kompor    gasifikasi    serbuk  kayu
mengikuti  suatu  formula  dPL  =  28,94V
1,20
,  dimana  dpL  adalah rugi tekanan per satuan panjang Pam dan V adalah kecepatan
udara  di  bawah  bed  atau  sekam  padi  ms.  Dengan  tekanan masuk  yang  sama,  serbuk  kayu  akan  memiliki  tekanan  keluaran
yang  lebih  rendah  dari  sekam  padi  karena  rugi  tekanan  pada serbuk  kayu  lebih  besar.  Sedangkan  rugi  tekanan  simulasi
didapatkan  dari  hasil  simulasi  proses  gasifikasi  serbuk  kayu didalam  reaktor.  Untuk  lebih  jelasnya,  rugi  tekanan  eksperimen
dan simulasi reaktor gasifikasi serbuk kayu pada varisi kecepatan III dapat dilihat dalam Tabel 5.11 berikut.
Tabel  5.11.  Distribusi  rugi  tekanan  reaktor  pada  pengujian eksperimen dan simulasi untuk variasi kecepatan III.
Kecepatan Udara Masuk
Fan ms Rugi Tekanan
Eksperimen x 10
2
Pam Rugi Tekanan
Simulasi x 10
2
Pam
2,2 33,82
32,89 Dari  Tabel  5.11  terlihat  bahwa  rugi  tekanan  eksperimen
pada  variasi  kecepatan  III  sebesar  33,82x10
-2
Pam  dan  rugi tekanan  simulasi  reaktor  sebesar  32,89x10
-2
Pam.  Harga  rugi tekanan  simulasi  lebih  rendah  dari  harga  rugi  tekanan
eksperimen, dengan kesalahan sebesar 2,75 hal ini dimungkinkan karena  adanya  perbedaan  nilai  kecepatan  simulasi  dan
eksperimen sehingga nilai rugi tekanan simulasi tidak tepat sesuai dengan  eksperimen,  fenomena  yang  sama  juga  terjadi  pada
pengujian sekam padi. 5.6.7.  Perbandingan  Unjuk  Kerja  Reaktor  Gasifikasi  terhadap
Kapasitas Serbuk pada Variasi Kecepatan III
Dengan  menggunakan  metode  yang  sama  seperti pengujian reaktor sekam padi mampu kita tentukan nilai efisiensi
energi reaktor serbuk kayu, yaitu rasio panas sensibel dan panas laten  terhadap  input  energi  panas  dan  daya  listrik  yang
digunakan.  Besarnya  efisiensi  energi  dari  pengujian  reaktor
162 Produksi Gas dari Padatan
gasifikasi serbuk kayu pada berbagai variasi kapasitas isian untuk variasi kecepatan III dapat dilihat dalam Tabel 5.12.
Tabel  5.12.  Efisiensi  energi  reaktor  gasifikasi  serbuk  kayu  pada berbagai variasi kapasitas isian untuk variasi kecepatan III.
Variasi Kapasita
Isian Panas
Sensibel x 10
-2
W Panas
Laten X 10
-2
W Input
Energi Panas x
10
-3
W Daya
Listrik W
Efisiensi Energi
100 7,57
19,33 4,78
2,19 56
75 9,56
10,58 5,36
2,19 38
50 10,74
2,55 6,05
2,19 22
25 12,86
0,63 7,08
2,19 19
Untuk  lebih  jelasnya  besarnya  efisiensi  energi  dari pengujian  reaktor  gasifikasi  serbuk  kayu  pada  berbagai  variasi
kapasitas isian digambarkan pada Gambar 5.24.
Gambar  5.24.  Grafik  efisiensi  kompor  gasifikasi  vs  kapasitas serbuk kayu untuk variasi kecepatan III.
Dari Gambar 5.24 di atas terlihat bahwa efisiensi tertinggi dari  pengujian  dengan  menggunakan  variasi  kecepatan  III  pada
kapasitas  100.  Penurunan  kapasitas  dari  serbuk  akan mengakibatkan  jumlah  udara  yang  disuplai  ke  reaktor  semakin
banyak,  hal  ini  menyebabkan  gas  combustible  yang  berada  di dalam  reaktor  akan  ikut  bereaksi  dengan  udara,  sehingga  suplai
gas  combustible  yang  berada  di  burner  akan  berkurang  dan
10 20
30 40
50 60
20 40
60 80
100
Kapasitas Serbuk Kayu E
fi s
ie n
s i
R e
a k
to r
Kec 2,2 ms
Ef isi
ensi Re aktor
Kapasitas Serbuk Kayu
163 Gasifikasi
mengakibatkan  temperatur  gas  di  burner  juga  berkurang  dan efisiensinya turun.
5.7.
Distribusi Temperatur Eksperimen dan Simulasi
Ketinggian  reaktor  gasifikasi  adalah  0,6  m  sehingga penempatan  termokopel  untuk  mengukur  distribusi  temperatur
reaktor  dibagi  dalam  beberapa  lokasi  Tabel  5.6.  Penempatan termokopel pada reaktor gasifikasi seperti terlihat dalam Gambar
5.17.
Tabel  5.13.  Perhitungan  laju  massa  udara  dan  laju  massa  serbuk kayu untuk berbagai variasi ketinggian pada variasi kecepatan III.
Tinggi m
Kec. Udara
Masuk Reaktor
x 10
3
ms Massa
Serbuk Jati x 10
2
kg Waktu
s Laju
Massa Udara x
10
4
kgs Laju
Massa Serbuk
Kayu x 10
4
kgs
0,48- 0,60
19,13 11,46
795 3,92
1,44 0,36-
0,48 26,43
13,07 612
5,42 2,13
0,24- 0,36
48,89 18,33
527 10,03
3,47 0,12-0,24
74,86 21,29
443 15,36
4,79 0,00-
0,12 92,72
16,00 260
19,02 6,14
Simulasi  numerik  dilakukan  dengan  menggunakan berbagai  parameter  pengujian  eksperimen,  diantaranya  adalah
kondisi  batas,  sifat  material  serta  nilai  pembangkitan  massa  dan energi.  Penentuan  nilai  pembangkitan  massa  dan  energi  pada
variasi  kecepatan  III  seperti  terlihat  pada  Tabel  5.13  dan  Tabel 5.14.
Perkiraan  reaksi  kimia  pada  masing-masing  ketinggian digunakan  untuk  menentukan  nilai  pembangkitan  massa  dan
energi.  Perkiraan  reaksi  gasifikasi  serbuk  kayu  untuk  ketinggian 0,48-0,60 m adalah:
5,84x10
-6
CH
1,44
O
0,66
+
2,86
x10
-6
O
2
+3,76N
2
5,80
x10
-6
CO +
4,2037
x10
-6
H
2
O +
10,75
x10
-6
N
2
5.20
164 Produksi Gas dari Padatan
Dari  perkiraan  reaksi  pada  berbagai  variasi  ketinggian maka nilai pembangkitan massa dan energi dapat disajikan dalam
Tabel 5.14 berikut. Tabel 5.14. Penentuan nilai pembangkitan massa dan energi untuk
berbagai  variasi  ketinggian  pada  variasi  kecepatan  III  pada gasifikasi serbuk kayu.
Tinggi m
Laju Massa
Udara x 10
4
kgs Laju
Serbuk Kayu x
10
4
kgs Pembangkitan
Massa x 10
2
kgm
3
s Pembangkitan
Energi x 10
-4
Wm
3
0,48- 0,60
3,92 1,44
9,02 15,11
0,36- 0,48
5,42 2,13
12,14 36,81
0,24- 0,36
10,03 3,47
18,09 48,08
0,12-0,24 15,36
4,79 26,83
59,56 0,00-
0,12 19,02
6,14 32,31
65,44
Gambar 5.25. Grafik distribusi temperatur reaktor terhadap waktu pada berbagai ketinggian untuk variasi kecepatan III pada
gasifikasi serbuk kayu.
0,60 0,50
0,40 0,30
0,19 0,09
795 1407
2379 2639
300 400
500 600
700 800
900
Temperatur K
Ketinggian m Waktu detik
795 eksp
795 simul
1407 eksp
1407 simul
1935 eksp
1935 simul
2379 eksp
2379 simul
2639 eksp
2639 simul