Penentuan Waktu Inkubasi Optimum

52 Selama proses kenaikan suhu hingga 37°C, aktivitas semakin meningkat, karena pada suhu tinggi reaksi akan berlangsung lebih cepat. Penurunan aktivitas enzim tripsin terjadi pada suhu 39°C. Aktivitas enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun menurun. Pada suhu 39 o C enzim mengalami denaturasi, yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan selama proses inkubasi meningkat menjadi 39 o C.

c. Penentuan Waktu Inkubasi Optimum

Waktu inkubasi adalah waktu yang dibutuhkan enzim tripsin untuk memecah protein kasein menjadi asam amino. Semakin lama waktu inkubasi pada suhu inkubasi yang sesuai, semakin efektif kinerja suatu enzim. Pada waktu inkubasi optimum, enzim tripsin bekerja secara maksimal, sehingga menghasilkan lebih banyak produk. Oleh karena itu, waktu inkubasi sangat berpengaruh terhadap penentuan aktivitas enzim tripsin. Dalam penentuan aktivitas enzim tripsin digunakan pH dan suhu optimum, yaitu pH 8, dan suhu 37°C. Variasi waktu inkubasi yang digunakan adalah 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, dan 30 menit. Kurva hubungan antara waktu inkubasi dengan aktivitas enzim tripsin disajikan pada Gambar 17. Gambar 17. Kurva Hubungan antara Waktu Inkubasi dengan Aktivitas Enzim 10; 0,0017 15; 0,0029 20; 0,0045 25; 0,0024 30; 0,0017 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 10 20 30 40 A kt iv it as m g m L pe r m nt Waktu Inkubasi menit 53 Berdasarkan Gambar 17, aktivitas enzim tripsin terbesar berada pada waktu inkubasi selama 20 menit, yang berarti 20 menit sebagai waktu inkubasi optimum enzim tripsin dengan aktivitas sebesar 0,0045 mgmL per menit. Aktivitas enzim tripsin meningkat dari waktu inkubasi 10 menit sampai 20 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pada waktu inkubasi 10 menit dan 15 menit proses hidrolisis protein kasein belum maksimal dan mencapai produk yang maksimal pada waktu inkubasi optimum 20 menit. Pada waktu inkubasi di atas 20 menit, aktivitas enzim tripsin mengalami penurunan dikarenakan enzim tripsin mengalami denaturasi. Proes denaturasi ditandai dengan terjadinya penggumpalan atau terbentuknya endapan dan terjadi penurunan aktivitas pada waktu inkubasi 25 – 30 menit. Semakin lama waktu inkubasi, akan memberikan kesempatan enzim tripsin untuk melakukan hidrolisis pada protein, sehingga akan semakin banyak protein yang terhidrolisis menjadi asam amino dengan berat molekul yang lebih rendah dan mengakibatkan penurunan viskositas, hal inilah yang menyebabkan enzim mengalami penggumpalan terbentuknya endapan.

d. Penentuan Konsentrasi Substrat Optimum

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd), Tembaga (Cu ), Besi (Fe) Dan Seng (Zn) Pada Air Minum Yang Berasal Dari Sumur Bor Desa Surbakti Gunung Sinabung Kabupaten Karo Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

7 136 74

Analisis Kandungan Ion Besi (Fe3+) Dan Ion Tembaga (Cu2+), Total Padatan Terlarut (TDS) Dan Total Padatan Tersuspensi (TSS) Di Dalam Air Sumur Bor Di Sekitar Kawasan Industri Medan

0 38 64

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TEMBAGA (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING.

1 7 74

PENGARUH PENAMBAHAN ZnSO4 TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN.

2 5 104

PENGARUH PENAMBAHAN ION LOGAM Ag+ TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN.

2 22 121

23235 ID pengaruh ion logam fe na dan ca terhadap aktivitas lipase kasar dari kentos kela

0 0 5

Pengaruh Penambahan Ion Logam Fe2+, Zn2+, Cu2+ dan Ion NH4+ Terhadap Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Selulase dari Bacillus subtilis Strain SF01 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 6

Pengaruh Penambahan Ion Logam Fe2+, Zn2+, Cu2+ dan Ion NH4+ Terhadap Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Selulase dari Bacillus subtilis Strain SF01 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 7

Pengaruh penambahan ion logam Hg2+, Al3+, Sn2+, dan Ni2+ terhadap aktivitas enzim selulase yang berasal dari Bacillus subtilis SF01 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Pengaruh penambahan ion logam Hg2+, Al3+, Sn2+, dan Ni2+ terhadap aktivitas enzim selulase yang berasal dari Bacillus subtilis SF01 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10