23
kompleks netral. Kompleks ini tidak larut dalam air dan akan membentuk endapan Sugiyarto Suyanti, 2010. Senyawa kompleks Cu
2+
lainnya adalah senyawa kompleks CuCl
2
yang mengandung beberapa molekul air dalam bentuk kristalnya. Berikut ini adalah gambar kristal dan larutan CuCl
2
.
a b
Gambar 11. a Kristal CuCl
2
b Larutan CuCl
2
1 M Senyawa kompleks CuCl
2
larut dalam air. Larutan tersebut berwarna biru, kristal CuCl
2
yang mengikat 2H
2
O hidrat bila dipanaskan ataupun dilarutkan dalam air, senyawa hidratnya akan lepas. Contoh reaksi CuCl
2
sebagai berikut: Sugiyarto Suyanti, 2010.
CuCl
2
.2H
2
O
s
CuCl
2 aq
+ 2 H
2
O
l
Cu
2+
+ Cl
–
CuCl
2 aq
7. Penentuan Kadar Protein
a. Metode Kjeldhal
Metode Kjeldhal digunakan untuk menganalisis protein kasar makanan secara tidak langsung karena yang dianalisis adalah kadar nitrogennya.
Kelemahan cara ini adalah purin, pirimidin, vitamin-vitamin, keratin dan kreatina ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein Winarno, 1992.
24
Namun pada akhir analisis, hasil perhitungan kadar proteinnya dikonversi dengan faktor konversi sesuai dengan bahan yang dianalisis. Dengan cara
konversi ini diharapkan kadar nitrogen dari senyawa yang bukan protein akan terminimalisir jumlahnya Winarno, 1992.
b. Metode Biuret
Metode Biuret adalah salah satu metode yang sensitif untuk menentukan protein dalam suatu larutan. Dalam metode ini, larutan basa Cu
2+
dalam reagennya akan membentuk kompleks berwarna ungu dengan ikatan peptida pada protein.
Senyawa yang mampu mengganggu reaksi ini adalah adanya urea dan gula pereduksi yang akan bereaksi dengan ion Cu
2+
Yayat, 2011: 18. Metode Biuret cocok digunakan untuk menentukan kadar protein dari sampel yang berwujud cair
dengan kadar protein yang relatif tinggi.
c. Metode Lowry
Dalam metode Lowry, analisisnya menggunakan pereaksi Biuret yang dikombinasikan dengan pereaksi lain, yakni pereaksi Folin-Ciocalteau.
Keuntungan penggunaan metode Lowry dibandingkan metode Biuret adalah kemampuan metode Lowry untuk penentuan kadar protein tinggi hingga kadar
protein yang sangat rendah. Pengukuran absorbansi metode Lowry sensitif terhadap panjang gelombang sekitar 500 nm untuk kadar protein tinggi hingga
750 nm untuk kadar protein rendah Yurika H., 2014. Penentuan kadar protein dengan metode Lowry berdasarkan reaksi antara Cu
2+
dengan protein dan reaksi asam fosfomolibdat dan asam fosfongtungstat oleh tirosin atau triptofan yang
akan menghasilkan warna biru. Intensitas warna biru yang dihasilkan tergantung
25
pada kadar proteinnya Suhardi 1989 dalam Yayat, 2011: 18-19. Berikut adalah reaksi yang terjadi antara tirosin dengan reagen Folin-Ciocalteu:
Gambar 12. Reaksi Terbentuknya Kompleks Berwarna Biru Kadar protein dapat ditentukan dengan membaca kurva standar, dibuat
dengan larutan protein murni yang telah diketahui kadar proteinnya, misalnya BSA Bouvine Serum Albumin yang memiliki rentang konsentrasi tertentu
dimana konsentrasi sampel protein berada di dalam rentang tersebut dengan konsentrasi yang semakin naik. Penentuan kadar protein menggunakan panjang
gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorban
maksimum Atun, 2016.
8. Aktivitas Enzim Tripsin Metode Anson