31
lebih muda populasi lansia yang tidak bekerja sebagian besar terdiri dari orang-orang yang kurang berpendidikan dan orang cacat yang
diperkirakan memiliki kesejahteraan yang rendah. Secara relatif individu yang lebih sejahtera lebih memungkinkan untuk bekerja karena mereka
memiliki akses ke kondisi kerja yang sesuai dan sederhana sebab mereka lebih menikmati bekerja dari pada lansia yang kurang sejahtera.
d. Jenis Kelamin
McNamara 2001 menelaah pengaruh jenis kelamin tehadap partisipasi kerja lansia dengan mengaitkannya dengan faktor-faktor yang
lain, seperti tingkat pendidikan dan usia. Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa dalam kaitannya dengan pendidikan, kemungkinan
lansia laki-laki yang berpendidikan kurang dari 8 tahun untuk berhenti bekerjanya naik 17 sedangkan untuk lansia perempuan dengan tingkat
pendidikan yang sama naik 45. Dengan demikian, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk
berhenti bekerja ketika memasuki lansia. Pada tingkat pendidikan yang sama, perempuan memiliki kecenderungan untuk berhenti bekerja yang
lebih tinggi daripada laki-laki ketika memasuki lansia.
e. Status Perkawinan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gwee dan Fernandez 2010, diketahui bahwa responden lansia yang menikah kemungkinan partisipasi
kerjanya 7,7 lebih rendah dibandingkan responden lansia yang tidak menikah. Sementara itu, dalam penelitian Hayward dkk mengemukakan
32
bahwa lansia laki-laki yang menikah lebih rendah kemungkinannya untuk mengambil masa pensiun daripada laki-laki yang tidak menikah.
Status perkawinan mendorong seorang lansia untuk tetap kerja. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh kondisi keluarga terhadap
perilaku lansia untuk mengambil masa pensiun.
4. Status Perkawinan
a. Pengertian Status Perkawinan
Status perkawinan merupakan suatu karakteristik demografi yang mencakup aspek sosial, ekonomi, biologis, hukum, dan agama LDFEUI,
2011: 155. Perubahan status perkawinan seseorang seperti dari lajang menjadi berstatus menikah, atau dari berstatus menikah menjadi janda,
bercerai, atau berpisah membawa konsekuensi sosial maupun ekonomi. Definisi status perkawinan dapat diuraikan melalui dua kata dasar yang
membentuknya, yaitu kata ‘status’ dan ‘perkawinan’. Istilah status menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah keadaan atau
kedudukan orang, badan, dan sebagainya dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya.
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 tentang perkawinan dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Selaras dengan pengertian tersebut, LDFEUI 2011: 156 mendefinisikan perkawinan sebagai