Permintaan Tenaga Kerja Teori Ketenagakerjaan

29 Sementara itu, pengertian penduduk lansia adalah penduduk yang telah berusia 50 tahun ke atas. Jadi, partisipasi kerja penduduk lansia adalah kegiatan penduduk usia 50 tahun ke atas yang dapat berupa bekerjaberusaha untuk memperolehmembantu memperoleh penghasilanmencari pekerjaan. Memasuki usia lansia kemampuan fisik dan mental seseorang mulai mengalami kemuduran. Hal tersebut akan mempengaruhi produktivitas lansia. Oleh karena itulah, umumnya pada usia ini seseorang memutuskan untuk berhenti bekerja. Namun demikian, usia bukan merupakan satu- satunya dasar yang digunakan untuk memutuskan apakah seseorang akan berhenti atau terus bekerja. Keputusan tersebut turut dipengaruhi oleh faktor penarik dan pendorong yang berasal dari diri maupun dari lingkungan. Menurut Kajian Ketenagakerjaan Lansia Satrya, dkk Universitas Indonesia yang dihimpun dari beberapa penelitian, faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi tenaga kerja lanjut usia meliputi kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi. Williamson dan McNamara 2001 dalam penelitian yang lain menambahkan jenis kelamin dan status perkawinan ke dalam faktor- faktor yang turut mempengaruhi tingkat partisipasi kerja lansia. Berikut akan diuraikan masing-masing faktor tersebut.

a. Kesehatan

Penduduk lanjut usia yang sehat lebih mungkin untuk bekerja dibandingkan mereka yang kondisi kesehatannya buruk. Kondisi kesehatan yang tidak baik mendorong tenaga kerja lansia untuk 30 meninggalkan pasar kerja. Namun demikian, dalam penelitian Gwee dan Fernandez 2010 hal tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi tingkat partisipasi kerja lansia karena kini masalah kesehatan tidak menghambat mereka untuk bekerja disebabkan telah banyak tersedia obat-obatan modern yang meringankan kondisi kesehatannya.

b. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan mendorong kemungkinan untuk tetap berpartisipasi lebih besar daripada lansia yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Salah satu penelitian yang mendukung hal ini adalah penelitian Kalwij dan Vermeulen 2005 di negara-negara Eropa meskipun besar pengaruh yang diberikan berbeda di setiap negara.

c. Sosial Ekonomi

Kesejahteraan seseorang dapat diukur melalui pendapatan yang diterima. Kenaikan hasil pendapatan riil per kapita menggambarkan peningkatan taraf hidup. Lebih lanjut, taraf hidup juga tercermin dalam tingkat dan pola konsumsi berupa pangan, perumahan, kesehatan dan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian Haider dan Loughran 2001 menemukan bahwa semakin tua usia penduduk lansia partisipasi kerjanya semakin terkonsentrasi oleh mereka yang memiliki tingkat kesejahteraan tinggi. Hal yang demikian dapat terjadi sebab pada kenyataannya di usia yang 31 lebih muda populasi lansia yang tidak bekerja sebagian besar terdiri dari orang-orang yang kurang berpendidikan dan orang cacat yang diperkirakan memiliki kesejahteraan yang rendah. Secara relatif individu yang lebih sejahtera lebih memungkinkan untuk bekerja karena mereka memiliki akses ke kondisi kerja yang sesuai dan sederhana sebab mereka lebih menikmati bekerja dari pada lansia yang kurang sejahtera.

d. Jenis Kelamin

McNamara 2001 menelaah pengaruh jenis kelamin tehadap partisipasi kerja lansia dengan mengaitkannya dengan faktor-faktor yang lain, seperti tingkat pendidikan dan usia. Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa dalam kaitannya dengan pendidikan, kemungkinan lansia laki-laki yang berpendidikan kurang dari 8 tahun untuk berhenti bekerjanya naik 17 sedangkan untuk lansia perempuan dengan tingkat pendidikan yang sama naik 45. Dengan demikian, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk berhenti bekerja ketika memasuki lansia. Pada tingkat pendidikan yang sama, perempuan memiliki kecenderungan untuk berhenti bekerja yang lebih tinggi daripada laki-laki ketika memasuki lansia.

e. Status Perkawinan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gwee dan Fernandez 2010, diketahui bahwa responden lansia yang menikah kemungkinan partisipasi kerjanya 7,7 lebih rendah dibandingkan responden lansia yang tidak menikah. Sementara itu, dalam penelitian Hayward dkk mengemukakan