36
3. Perangin-perangin : Sukatendel, Kutabuloh, Jomborberingen, Jenabun,
Kacinambun, Bangun, Keliat, Beliter, Mano, Pinem, Sebayang, Laksa, Penggarun, Uwir, Sinurat, Pincawan
Pencawan, Singarimbun, Limbeng, Prasi, Benjerang, Namohaji, Perbesi, Simanjorang, Tanjung, Ulunjadi.
4. Sembiring. Merga sembiring terbagi menjadi dua kelompok submerga, yang pertama
adalah sembiring si man biang kelompok yang tidak memantangkan daging anjing dan tidak melakukan perkawinan dengan submerga sembiring lainnya, dan yang
kedua adalah sembiring si mantangken biang kelompok yang memantangkan daging anjing dan boleh melakukan perkawinan dengan submerga sembiring lainnya.
Uraiannya dapat dilihat sebagai berikut : a. Sembiring Siman Biang : Kembaren, Keloko, Sinulaki dan Sipayung.
b. Sembiring Simantangken Biang : Brahmana, Gurukinayan, Colia, Muham, Pandia, Keling, Depari, Bunuaji, MilalaMeliala, Pelawi, Sinukapor, Tekang, Busuk,
Pandebayang dan Sinukapar. 5. Tarigan :
Tua, Bondong, Jampang, Gersang, Cingkes, Ganagana, Peken Pekan, Tambak, Purba, Sibero, Silangit
Selangit, Kerendam, Tegur, Tambun, Sahing, Gerneng.
2.6.2 Daliken si Telu
Secara harafiah daliken si telu berarti tungku yang tiga. Daliken berarti batu tungku, si berarti yang, telu berarti tiga. Secara nyata hal ini menunjukkan pada
fungsi batu tungku yaitu sebagai tempat untuk memasak atau menyalakan api.
37
Sebagian orang mengartikannya sebagai rakut si telu ikatan yang tiga, ada juga yang mengartikannya sebagai sangkep nggeluh kelengkapan hidup. Konsep ini
tidak hanya terdapat pada masyarakat Karo saja, tetapi juga dimiliki oleh suku Batak yang lain dengan nama yang berbeda. Masyarakat Batak Toba dan Mandailing
mengenalnya dengan sebutan dalihan na tolu. Adapun unsur daliken si telu ini adalah Kalimbubu, sembuyaksenina,dan anakberu.
Kalimbubu
Anak Beru SembuyakSenina
Gambar 2.5. Sistem Daliken Sitelu
18
Daliken si telu berfungsi sebagai alat pemersatu pada masyarakat Karo, dan dapat mengikat hubungan kekerabatan. Dalam segala aspek kehidupan masyarakat
Karo daliken sitelu ini sangat berperan penting, karena daliken sitelu merupakan dasar dalam sistem kekerabatan dan menjadi landasan bagi semua kegiatan yang
berhubungan dengan semua kegiatan adat dan hubungan antara sesama masyarakat Karo, serta sebagai dasar untuk saling menghormati dan memperkuat sikap gotong
18
Adat Karo oleh Darwan Prints, 2008
38
royong. Oleh karena itu maka setiap anggota masyarakat Karo saling berhubungan karena daliken si telu tersebut.
Daliken si telu terdiri dari tiga unsur penting yaitu kalimbubu, seninasembuyak dan anakberu. Sebagai sebuah sistem kekerabatan, daliken sitelu
bersifat terbuka. Kedudukan seseorang, sebagai anakberu, atau kalimbubu, atau senina sembuyak, tergantung pada keadaan. Penjelasan mengenai unsur-unsur
tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Kalimbubu
Kalimbubu merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam struktur daliken si telu. Kalimbubu adalah kelompok pihak pemberi wanita dalam sistem
kekerabatan masyarakat Karo. Kalimbubu juga kelompok yang sangat dihormati dan dianggap sebagai pemberi berkat oleh masyarakat Karo. Maka dari itu kelompok
kalimbubu juga disebut dengan istilah Dibata Ni Idah Tuhan yang dapat dilihat. Oleh karena itu sikap menentang dan menyakiti hati
kalimbubu sangat tidak dianjurkan dalam kebudayaan masyarakat Karo. Dalam acara- acara adat kelompok kalimbubu diwajibkan untuk hadir dan mendapatkan peran.
Dalam sebuah pesta perkawinan, orang yang berperan sebagai kalimbubu harus dilayani sebaik mungkin oleh pihak anakberu, yang dalam hal ini adalah
penyelenggara pesta. Kalimbubu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Kalimbubu Bena-Bena, adalah paman mama dari ayah ego aku. Misalnya si A bermerga Ginting bere-bere Sembiring, maka Sembiring turang ibu si A adalah
kalimbubu Si A. Jika si A mempunyai anak, maka merga Sembiring adalah
39
kalimbubu benabena dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena adalah kalimbubu dari ayah kandung. Disebut kalimbubu bena-bena, karena kelompok ini telah
berfungsi sebagai pemberi dara minimal sebanyak tiga generasi. Oleh karena itu kelompok ini juga disebut kalimbubu tua.
2. Kalimbubu Simajek Lulang Kalimbubu Taneh, adalah golongan kalimbubu pertama yang mendirikan sebuah kampung. Status kalimbubu ini selamanya dan
diwariskan secara turun temurun. Penentuan kalimbubu ini dilihat berdasarkan merga yang telah mendirikan
kampung tersebut. Jika orang pertama yang mendirikan kampung itu adalah bermerga Ginting, maka kalimbubu simajek lulang dikampung itu adalah orang-orang yang
bermerga Ginting dan keturunannya. Kalimbubu ini selalu diundang dalam pestapesta adat.
3. Kalimbubu Simada Dareh Simupus, adalah saudara laki-laki dari ibu kandung ego paman kandung ego. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang
dianggap mempunyai darah ego. Golongan kalimbubu ini adalah pihak pemberi wanita terhadap generasi ayah, atau pihak klen dari ibu kandung ego. Dalam adat
perkawinan kelompok kalimbubu si mada dareh ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1 Kalimbubu singalo ulu emas adalah saudara laki-laki dari ibu pengantin
pria, dan 2 Kalimbubu singalo bere-bere adalah saudara laki-laki dari ibu pengantin wanita.
4. Kalimbubu I Perdemui kalimbubu si erkimbang, adalah kelompok dari pihak mertua ego laki-laki, atau bapak mertua berserta seluruh senina dan
sembuyaknya.
40
5. Puang Kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu, yaitu kelompok pemberi anak dara terhadap kalimbubu ego. Pada adat perkawinan masyarakat Karo juga dikenal
adanya kalimbubu si telu sada dalanen, yaitu : 1. Kalimbubu singalo bere-bere, adalah paman dari pada mempelai wanita atau
saudara laki-laki dari ibu mempelai wanita. 2. Kalimbubu singalo perninin perkempun, adalah puang kalimbubu dari ibu
mempelai wanita. 3. Kalimbubu singalo perbibin, adalah saudara perempuan dari ibu mempelai wanita.
Dalam acara pesta perkawinan masyarakat Karo, ketiga kalimbubu tersebut selalu hadir bersama-sama pada saat acara landek menari dan ngerana berbicara
memberi nasehat. Dalam kehidupan bermasyarakat maupun adat, kalimbubu juga memiliki hak maupun kewajiban tugas. Kelompok kalimbubu berhak mendapat
segala penghormatan dan penghargaan dari anakberunya, dengan kata lain kelompok kalimbubu harus selalu diutamakan, dan berhak menerima ulu emas bere-bere
mahar dari sebuah perkawinan, maneh-maneh tanda mata atau kenang-kenangan dari salah seorang anak berunya yang meninggal yang menerima disebut kalimbubu
si mada dareh. Sedangkan yang menjadi kewajibannya yaitu memberikan saran dan masukan jika diminta oleh anak berunya, mendamaikan anak berunya jika terjadi
perselisihan, ngosei meminjamkanmemakaikan pakaian adat kepada anak berunya dalam acaraacara adat misalnya acara perkawinan.
41
SembuyakSenina
Senina adalah pertalian saudara semerga atau mereka yang bersaudara karena mempunyai merga submerga yang sama. Menurut Prints senina adalah orang-orang
yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Se berarti satu, nina berarti kata atau pendapat; atau senina juga dapat dikatakan orang yang bersaudara Prints, 2008:46.
Dalam sebuah acara adat senina dan seluruh keluarganya akan ikut serta dan mendukung acara tersebut, senina juga akan
mewakili pihak sukut sembuyak sebagai penyambung lidah dan sebagai penengah. Mereka bertanggungjawab terhadap setiap upacara adat yang diadakan oleh
sembuyak-sembuyaknya. Secara umum hubungan senina ini dapat disebabkan karena adanya hubungan
pertalian darah, sesubklen semerga seberu, memiliki ibu yang bersaudara sepemeren, memiliki istri yang bersaudara siparibanen, memiliki istri dari beru
sesubklen yang sama, dan memiliki suami yang bersaudara kandung atau seklen Brahmana, 2003:13. Masyarakat Karo mengenal dua macam bentuk senina, yaitu
senina si seh ku sukut senina langsung dan senina erkelang ku sukut. Senina si seh ku sukut atau disebut juga senina langsung adalah orang yang
langsung memiliki hubungan kekerabatan dengan sukut tuan rumah atau pemilik pesta. Senina si seh ku sukut dapat dibedakan menjadi dua : 1 Sembuyak
19
19
Sembuyak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : 1 Sembuyak berdasarkan tutur.
, adalah
Mereka yang bersaudara karena memiliki merga yang sama sesubklen dan 2 sembuyak berdasarkan hubungan kekerabatan, yang dapat dibagi menjadi 3, yaitu : a Sembuyak nini
bulang, adalah orang- orang yang bersembuyak karena kakek mereka bersaudara kandung.
b
Sembuyak bapa, adalah orang-orang yang bersembuyak karena ayah mereka bersaudara kandung.
c
Sembuyak Nande adalah orang-orang yang bersembuyak karena ibu mereka
42
orang-orang yang bersaudara kandung satu ayah ibu, satu nenek dan kakek, satu empung dan satu empung nu empung. Secara harfiah se artinya satu dan mbuyak
artinya kandungan, jadi sembuyak adalah orangorang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini juga digunakan untuk
senina yang berlainan submerga , dalam bahasa Karo disebut sindauh iperdeher yang jauh menjadi dekat. Saudara perempuan tidak termasuk ke dalam kelompok
sembuyak walaupun dilahirkan dari satu rahim, hal ini dikarenakan perempuan mengikuti suaminya. Di dalam acara perkawinan, sembuyak berfungsi untuk
menerima rudang-rudang sejumlah uang. 2 Senina sikaku ranan, adalah orang- orang yang mempunyai merga sama, tetapi submerga yang berbeda. Di dalam acara
adat, seperti pesta perkawinan, dia berfungsi menjadi sikaku ranan sebagai juru bicara.
Sedangkan senina erkelang ku sukut adalah senina yang perkerabatannya memiliki perantaraan dengan sukut atau pemilik pesta. Senina erkelang ku sukut ini
dapat dibedakan menjadi lima, yaitu 1 senina sepemeren, adalah mereka yang bersenina bersaudara karena ibu mereka bersaudara kandung, atau dalam bahasa
yang lebih sederhana disebut dengan saudara sepupu. Di dalam adat perkawinan senina sepemeren bertugas menerima perbibin nama mahar yang diberikan kepada
pihak saudara-saudara perempuan yang sesubklen dengan ibu kandung pengantin. 2 senina siparibanen, adalah orang-orang yang ersenina karena istri mereka
bersaudara kandung sembuyak atau beru istri mereka sama. Dalam perkawinan dia
bersaudara kandung.
43
bertugas menerima perbibin yang berasal dari istrinya. 3 senina sepengalon, adalah orang-orang yang bersenina karena anaknya yang perempuan menjadi istri dari bere-
bere keponakan seninanya tersebut. 4 senina sedalanen, adalah orang-orang yang ersenina karena istrinya adalah impal dari seninanya tersebut singempoi impal. 5
senina secimbangen untuk wanita, mereka yang bersenina karena suami mereka sesubklen ersembuyak.
Seninasembuyak juga memiliki hak dan kewajiban, yaitu mendapat pembagian harta hanya yang bersembuyak atau seibu seayah, berhak mendapat mas
kawin tukur jika salah seorang anak wanita dari keluarga tersebut menikah. Sedangkan yang menjadi kewajibannya adalah mengawasi pelaksanaan tugas para
anakberunya dan secara bersama-sama menanggung sementara semua biaya pesta.
Anak Beru
Anak beru berarti anak perempuan. Kelompok anak beru juga dikenal sebagai kelompok pengambil anak dara. Dalam semua acara pesta adat, anak beru lah yang
bertanggung jawab atas sukses atau tidaknya pesta tersebut. Tugas daripada anakberu adalah sebagai pekerja, pemegang tanggung jawab dan pembawa acara pada sebuah
acara upacara adat atau acara musyawarah lainnya. Begitu pentingnya peranan anak beru, sehingga kelompok anak beru ini disebut juga kelompok yang perlu itami-tami
disayangi oleh kalimbubunya. Dalam acara adat pelaksanaan tugas seperti di atas merupakan tugas dari anak beru, sedangkan anak beru menteri dan anak beru
singikuri bertugas sebagai pelaksana acara. Anak beru Singerana anak beru yang berbicara bertugas sebagai protokol. Anak beru cekuh baka tutup, beserta anak beru
iangkipiampudarah bertugas mengatur pembagian tugas.
44
Masyarakat Karo mengenal beberapa jenis dari anak beru ini, yaitu : 1. Anak beru Tua. Anak beru tua adalah pihak penerima anak wanita dalam tingkatan
nenek moyang yang secara bertingkat terus menerus minimal tiga generasi. Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu
upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana sebagai
pembicara, karena fungsinya dalam upacara adat adalah sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubunya, dalam konteks upacara adat
2. Anakberu Jabu Anak beru cekuh baka tutup, dan Anak beru cekuh baka buka. Cekuh baka artinya orang yang langsung boleh mengambil barang simpanan
kalimbubunya. Dengan kata lain anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya Dipercaya dan diberi
kekuasaan seperti ini karena dia merupakan anak kandung saudara perempuan ayah. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka
anak dari Si B adalah anak beru cekoh baka dari Si A. Dalam panggilan seharihari anak beru ini disebut juga bere-bere mama keponakan paman.
3. Anakberu Iangkip Iampu, adalah kelompok penerima wanita yang menciptakan jalinan keluarga yang pertama, karena generasi sebelumnya belum pernah
mengambil anak wanita dari pihak kalimbubunya. Sebutan lain untuk anak beru ini adalah anak beru langsung, karena dia langsung mengambil anak wanita dari
keluarga tertentu kalimbubunya. Masalah peranannya didalam tugas-tugas adat, harus dipilah lagi, dia tidak dibenarkan untuk mencampuri urusan warisan adat
dari pihak mertuanya, karena ia merupakan orang pertama yang mengambil
45
menikahi anak wanita dari keluarga tersebut kalimbubunya. Sedangkan orang yang boleh mencampurinya hanyalah anak beru jabu.
4. Anak beru Menteri. Anak beru menteri adalah anak beru dari anak beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru menteri
mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam sebuah upacara adat. Anak beru menteri
juga bertugas menjaga penyimpangan-penyimpangan adat, baik dalam bermusyawarah maupun ketika acara adat sedang berlangsung.
5. Anak beru Singikuri adalah anak beru dari anak beru menteri. Anak beru singikuri bertugas memberikan saran dan petunjuk di dalam landasan adat dan sekaligus
memberi dukungan tenaga yang diperlukan. Anak beru ini juga bertugas dalam mempersiapkan hidangan konsumsi dalam konteks upacara adat.
Adapun tugas-tugas dari anak beru adalah 1 mengatur jalannya pembicaraan ketika runggu musyawarah, 2 menyiapkan hidangan dan peralatan pesta serta
menanggulangi sementara biaya pesta, 3 mengawasi semua harta benda milik kalimbubunya, yang mana ia wajib menjaga dan mengetahui harta benda
kalimbubunya. Ia juga memiliki hak untuk membuka rahasia kalimbubunya. Tugas- tugas seperti ini dilakukan oleh anak beru cekuh baka, 4 Menjadwal pertemuan
keluarga, 5 Memberi kabar kepada para kerabat yang lain bila ada pihak kalimbubunya yang berduka cita, 6 Memberi pesan kepada puang kalimbubunya
agar membawa ose pakaian adat bagi kalimbubunya. Tugas ini juga dilaksanakan oleh anak beru cekuh baka, 7 Menjadi juru damai bagi pihak kalimbubunya.
46
Karena tugas-tugasnya ini lah, maka anakberu berhak untuk 1 mengambil putri kalimbubunya, dan biasanya para kalimbubu tidak berani untuk menolak dan 2
berhak mendapat atau menerima warisan dari kalimbubunya yang meninggal dunia. Warisan ini berupa barang yang disebut morah-morah atau maneh-maneh, seperti
parang, pisau, pakaian almarhum dan lainnya sebagai kenang-kenangan.
2.6.3 Tutur si Waluh