61
Gambar 3.3. Pakaian yang dikenakan oleh almarhum
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
3.2 Deskripsi upacara nurun
Waktu pelaksanaan upacara ini dimulai pada pagi hari seusai para peserta berkemas dan sarapan pagi atau sekitar jam 9 pagi dan biasanya berakhir pada sore
hari. Ada beberapa tahapan pelaksanaan upacara nurun, berikut akan penulis
deskripsikan.
Tahap 1. Kalimbubu berfoto bersama di dekat peti jenazah. Pada sesi ini seluruh
keluarga secara bergantian berfoto bersama istri almarhum dengan posisi mengelilingi jenazah.
Beka Buluhbulang-bulang
Jas
62
Gambar 3.4. Foto bersama Kalimbubu
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 2. Anak, menantu dan istri dari yang meninggal dunia memberikan kata
perpisahan terhadap anggota keluarganya yang meninggal dunia. Tidak jarang ada juga yang menceritakan seputar pengalamannya bersama jenazah semasa hidup.
63
Gambar 3.5. Foto dengan anak, menantu dan istri
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 3. Perkolong-kolong Jhony Sembiring yang juga merupakan anak beru dari
almarhum ikut ambil serta dalam upacara tersebut. Jhony Sembiring menuturkan rasa duka terhadap mama pamannya yang meninggal dunia melalui salah satu nyanyian
tradisi Karo yaitu nuri-nuri menjadi pelengkap dalam upacara tersebut.
64
Gambar 3.6. Perkolong-kolong
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 4. Ngangguken tangis yang dilakukan oleh istri almarhum dalam acara
kalimbubu. Dalam nganggukken tangis ini biasanya membuat seluruh peserta yang hadir larut dalam suasana kesedihan.
65
Gambar 3.7. Kegiatan Nganggukken tangis
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 5. Anak tertua dari almarhum yang menyampaikan terima kasih kepada
seluruh kerabat juga menceritakan kisah-kisah terakhir dari almarhum.
66
Gambar 3.8. Anak tertua ngerana
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 6. Prosesi nangketken uis kepada kalimbubu yang dilakukan oleh adik
perempuan almarhum dan anak perempuan almarhum. Sebagai perlambangan ucapan
salam dari almarhum melalui bekas bajunya semasa ia hidup. Nangketken uis:
Simbolis sebagai penghargaan terhadap saudara sekampung. Uis yang biasanya digunakan adalah pakaian yang meninggal dunia namun juga bisa digantikan dengan
uis beka buluh milik dari yang almarhum.
67
Gambar 3.9. Nangketken uis
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 5. Nggalari utang adat, sebagai sebuah tanggung jawab anak beru kepada
pihak kalimbubu.
68
Gambar 4.0. Nggalari utang adat
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
No Kelompok Penerima
Jumlah yang diterima
1.
Singalo maneh-maneh Uis kapalBeka buluh + Rp.
216.000
2.
Singalo morah-morah Uis kapalBeka buluh + Rp.
196.000
3.
Gamet Rp. 56.000
4.
Anak beru tua Gupak pisau + Rp. 56.000
5.
Anak beru mentri Colok korek api + Rp. 46.000
Tabel 3.1 Uang
atau Batuna
Jumlah uang yang diberikan oleh sukut adalah Rp. 570.000,. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi penambahan dari nilai yang disebut sebelumnya
tergantung pada situasi keadaan dari si sukut dan apabila dimintakan oleh pihak
69
kalimbubu. Jika sukut memiliki kemampuan yang cukup dalam perekonomian maka bisa saja pihak-pihak penerima tersebut meminta tambahan dan juga sebaliknya.
Tahap 6. Pihak kalimbubu memberikan nasihat dan beras piher kepada anak beru
sebagai doa agar selalu sehat dan mendapatkan rejeki yang berlimpah sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh anak beru karena sudah bekerja
keras dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dengan baik.
a PedahNasehat
70
b Beras piher
Gambar 4.1. Ndahi kalimbubu
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 7. Uang yang sebelumnya diterima dari pihak anak beru, kali ini dibagikan
kepada pihak kalimbubu. Meskipun jumlahnya tergolong tidak banyak, namun uang tersebut merupakan simbol sebagai penghargaan terhadap kalimbubu.
71
Gambar 4.2. Erbagi
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 8. Tarian yang dilakukan oleh pihak keluarga pada saat kalimbubu
ngeranaberbicara.
asaat kalimbubu ngerana nuri-nuriberbicara
72
b pihak keluarga dari almarhum Gambar 4.3.
Ngerana kalimbubu
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 9. Setelah acara ngerana selesai maka selanjutnya mereka akan saling bersalaman sambil menari mengelilingi peti jenazah.
Gambar 4.4. Bersalaman
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
73
Tahap 10. a teman meriahteman kerja, b teman gereja, c teman sekampung, d
pihak keluarga yang menyampaikan ucapan terima kasih.
a b
c d
Gambar 4.5. Teman meriah
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 11. Setelah ngeranaberbicara maka baik teman kerja,
teman satu lingkungan tempat tinggal, dan teman satu organisasi gereja akan bersalaman dengan keluarga
sambil menari dan mengelilingi peti jenazah.
74
Gambar 4.6. Bersalaman
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 12. Pada tahap ini seluruh keluarga dan kerabat akan melakukan santap siang
bersama. Makanan yang merupakan menu yang sudah dipersiapkan oleh pihak keluarga sukut dan telah dimasak langsung oleh pihak anak beru. Pada saat jam
makan siang peti jenazah akan ditutup.
Tahap 13. Seluruh cucu almarhum ngeranaberbicara dan istri dari almarhum
membagikan uang kepada cucunya sebagai sebuah simbol uang terakhir dari bolang mereka kepada cucu-cucunya sambil menari
75
a
b
Gambar 4.7. Anak dan cucu almarhum
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
76
Tahap 14. Pihak anak dari almarhum sukut, memberikan pingganpiring batu
berwarna putih yang berisikan beras dan telur ayam kepada pihak gamet
22
sebagai ucapan terima kasih atas tanggung jawab dari gamet terhadap jalannya upacara.
Gambar 4.8. Sukut ras gamet
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 15. Pihak anak dari almarhum sukut, memberikan gupakpisau dan
colokkorek api kepada pihak anak beru sebagai ucapan terima kasih karena telah mengerjakan tugas mereka dengan baik sekaligus sebagai lambang bahwa anak beru
mereka jangan pernah letih untuk bekerja dalam setiap tugas yang diembankan kepada mereka. Gupak yang melambangkan sebagai alat untuk bekerja dan colok
22
Gamet adalah kelompok se marga dengan sukut yang bertugas sebagai singerana sukut perantara antara sukut dengan pihak kerabat lainnya, baik kalimbubu ataupun anak beru
77
melambangkan agar setiap acara yang dilaksanakan, anak beru lah yang bertugas untuk memasak makanan bagi seluruh kerabat.
a
b Gambar 4.9.
Sukut dan anak beru
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 16. Seluruh keluarga inti dari almarhum mulai dari istri, saudara kandung
turangsenina, anak pupus sidilakisidiberu, cucu kempu sidilakisidiberu, cicit
78
entai sidilakisidiberu menyelimuti almarhum dengan uis dagangenkain kafan dan meletakkan bunga di atas jenazah sambil menari mengelilingi peti jenazah.
a
b
Gambar 5.0. Menari mengelilingi jenazah
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
79
Dalam sesi menyelimutkan uis dagangen terhadap almarhum tidak hanya dilakukan keluarga inti saja, melainkan dari seluruh kerabat juga.
Tahap 17. Setelah seluruh kegiatan upacara selesai dengan baik, maka tiba saatnya
upacara akan diserahkan kepada pihak gereja yang akan melakukan kegiatan ibadah terkahiribadah pemakaman kepada almarhum. Dan setelah itu jenazah akan
diantarkan ke pendawanenkuburan.
Gambar 5.1. Kebaktian Gereja
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 18. Jenazah tiba di pendawanenpemakaman dan yang bertugas untuk
mengangkat peti jenazah adalah pihak anak beru. Dan sesampai disana akan
80
dilaksanakan ibadah terlebih dahulu sebelum jenazah benar-benar akan berpisah dari keluarganya.
a
b Gambar 5.2. Proses penguburan
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
81
Tahap 19. Seluruh keluarga secara bergantian menuangkan tanah pasir sebagai
perlambangan manusia yang datangnya dari tanah kembali kepada tanah.
Gambar 5.3. Ngamburken gaburtanehkersik
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Tahap 20. Acara terakhir yaitu menaburkan bunga bunga merimbunga yang
harum, melambangkan nama almarhum akan tetap dikenang dengan harum oleh keluarga yang ditinggalkan.
82
Gambar 5.3. Ngamburken bunga
Dokumentasi gambar oleh Maharani Tarigan
Setelah penaburan bunga maka kuburan akan ditutup dan itu merupakan tempat peristirahatan almarhum sampai selama-lamanya. Setelah itu maka seluruh keluarga
akan kembali pulang ketempat mereka masing-masing.
83
BAB IV ANALISIS MUSIKAL, TEKSTUAL DAN FUNGSI
NGANGGUKKEN TANGIS
Secara teknis bunyi ngangguk ini berdiri sendiri, meski selain suara nyanyian seorang yang sedang ngangguk ada bunyi instrument musik yang menjadi latar
dibelakangnya back sound. Adapun alasan penulis menyebut bunyi gendang lima sendalanen hanya sebagai back sound adalah karena pada dasarnya ngangguk tidak
berpatokan pada nada dasar sarune dalam ensambel instrument gendang lima sendalanen begitu juga dengan ritemnya, sebab ngangguk bersifat free ritem meter
bebas. Selain itu ngangguk juga kerap dilaksanakan sendiri tanpa ada bunyi instrument musik, atau bisa dikatakan solo ratapan.
4.1 Fungsi Nganggukken tangis
Dari sepuluh fungsi musik yang dikemukakan oleh Allan P. Merriam dalam teori use and function, maka penulis menemukan beberapa fungsi dari nyanyian
tersebut, yaitu seperti diuraikan berikut ini.
4.1.1 Fungsi Pengungkapan Emosional
Nganggukken tangis ini disajikan oleh kaum wanita dihadapan seluruh keluarga dan kerabat. Dalam tangis tersebut, penyaji menceritakan bagaimana sifat,
kebaikan serta hal-hal yang paling berkesan dari orang yang meninggal tersebut semasa hidupnya dalam bentuk sebuah nyanyian. Biasanya si penyaji akan larut
dalam tangis tersebut dan mengenang segala suka duka yang di alami dalam hidupnya bersama.