Model Notasi Tangga Nada Nada Dasar

87 Alasan dalam hal ini dikarenakan notasi Barat dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam musik iringan ratapan ini, dan juga sering digunakan dalam penulisan suatu musik.

4.2.1 Model Notasi

Dalam transkripsi nganggukken tangis penulis menggunakan notasi Barat, hal ini dilakukan agar dapat dipahami secara universal. Ada beberapa simbol yang digunakan, yaitu: Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah spasi dengan tanda kunci G. Merupakan not ½ yang bernilai dua ketuk. Merupakan not ¼ yang bernilai satu ketuk. Merupakan not 18 yang bernilai setengah ketuk. 88 Merupakan dua buah not 18 yang digabung menjadi satu ketuk. Simbol-simbol di atas merupakan simbol - simbol yang terdapat dalam lampiranpartitur yang perlu diketahui agar pembaca memahami makna - maknanya.

4.2.2 Tangga Nada

Nettl,1964 : 1945 mengemukakan bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah menuliskan nada-nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masing- masing dalam musik. Tangga nada tersebut kemudian digolongkan menurut beberapa klasifikasi, yaitu menurut jumlah nada yang dipakai. Diatonic, tritonic, tetratonic, pentatonic, hexatonic. Dua nada yang mempunyai jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja. Yang dimaksud tangga nada dalam tulisan ini yaitu nada -nada yang terdapat pada melodi yang dihasilkan nganggukken tangis. Hal ini dilakukan pada pembagian nada -nada mulai dari nada yang tertinggi hingga nada yang terendah. Penulis mengurutkan nada-nada yang terdapat dalam melodi ngangguken tangis, dari nada terendah sampai nada tertinggi. C D E F G

4.2.3 Nada Dasar

Menurut Nettl 1964:147 ada tujuh pendekatan yang dapat dilakukan untuk menentukan nada dasar: 89 1. Melihat nada yang paling sering dipakai, 2. Melihat nada yang memiliki ritmis harga ritmis yang besar, 3. Melihat nada awal atau nada akhir komposisi yang dianggap mempunyai fungsi penting dalam tonalitas, 4. Nada paling rendah atau posisi tepat di tengah-tengah dianggap penting, 5. Interval-interval yang terdapat diantara nada kadang-kadang sebagai patokan, 6. Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada, dan 7. Pengenalan yang akrab dengan pengalaman gaya musik. Dalam menentukan nada dasar ngangguken tangis, penulis mengacu pada hasil rekaman audio yang penulis dapatkan di lapangan saat pelaksanaan acara, yang telah ditranskripsikan ke dalam notasi Barat. Maka hasil nada dasar dalam melodi ngangguken tangis berdasarkan teori nettl yang didapatkan adalah nada E. Adapun cara yang digunakan oleh penulis untuk menentukan nada dasar ini adalah sesuai dengan pengenalan musikal penulis sesuai teori nomor 7.

4.2.4 Wilayah Nada