dan dilanjutkan dengan pematangan rongga panggul beberapa tahun setelah pertumbuhan linier selesai.
10
Berdasarkan hasil penelitian Simanjuntak N. 2009 di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat diperoleh prevalensi anemia ibu hamil
pada kelompok umur 20 atau 35 tahun adalah 65,5 sedangkan pada kelompok umur 20-35 tahun 50,4.
19
b. Pendidikan
Anemia lebih sering terjadi pada kelompok penduduk yang berpendidikan rendah. Kelompok ini umumnya tidak dapat memilih bahan makanan yang
mengandung zat besi tinggi dan kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan penanggulangannya.
35
Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan sehingga akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Penguasaan pengetahuan erat
kaitannya dengan pendidikan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya tentang
sesuatu. Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu mengenai
bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan yang baik.
26
Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga
dapat menigkatkan daya beli makanan.
10
Universitas Sumatera Utara
Faktor ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, atau bila berpendidikan mungkin disebabkan karena ketidakpedulian.
36
Berdasarkan penelitian Chatarina dan Hari 2002, terjadi kecenderungan peningkatan anemia
sesuai dengan penurunan status pendidikan.
37
c. Pekerjaan Menurut penelitian Hasnah dan Atik 2003, jenis pekerjaan yang dilakukan
ibu hamil akan berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinannya. Beban kerja yang berlebihan menyebabkan ibu hamil kurang beristirahat, yang berakibat produksi sel
darah merah tidak terbentuk secara maksimal dan dapat mengakibatkan ibu kurang darah atau disebut sebagai anemia.
38
d. Sosial Ekonomi
Upaya perbaikan status gizi masyarakat, terutama masyarakat miskin, menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan. Masalah kurang gizi disebabkan oleh
berbagai faktor seperti tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, pengetahuan, status kesehatan, dan perilaku masyarakat.
3
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah status ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk
membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga dan harga bahan makanan itu sendiri. Keluarga dengan pendapatan terbatas
kemungkinan besar kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya, terutama memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
10
Universitas Sumatera Utara
Di negara seperti Indonesia yang pendapatan penduduk sebagian besar adalah golongan rendah dan menengah akan berdampak kepada pemenuhan bahan makanan
terutama makanan yang bergizi. Keterbatasan ekonomi berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik, maka pemenuhan gizinya juga akan
terganggu.
39
e. Riwayat Kehamilan Untuk kesehatan ibu telah dibuktikan bahwa makin kecil atau pendek jarak
waktu antara kelahiran anak, makin banyak dan tinggi komplikasi kesakitan dan kematian yang timbul bagi ibu dan anak.
12
Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam keluarga.
6
Selain itu makin sering seorang
wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemia.
12
Banyak wanita yang tidak sempat memulihkan tenaganya antara jarak kehamilan. Hal ini membuat wanita lebih sering mengalami tingkat kesehatan yang
buruk, komplikasi kehamilan dan persalinan.
40
Status gizi ibu belum pulih sebelum 2
tahun pasca persalinan sebelumnya. Oleh karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya.
10
f. Infestasi Parasit