6.2.6. Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil
Gambar 6.7. Diagram Bar Proporsi Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Tuhemberua
Kabupaten Nias Utara Tahun 2011
Dari gambar 6.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi anemia tertinggi pada ibu hamil dengan paritas
≥4 yaitu 80. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas
dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua tahun 2011 dengan p=0,005 p 0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian Amiruddin di wilayah kerja Puskesmas Bantimurung tahun 2004 dengan menggunakan desain penelitian kasus kontrol yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara paritas dengan anemia pada ibu hamil.
45
Ratio Prevalence RP anemia gizi pada paritas ≥4 dan 4 adalah 1,756
dengan Confidence Interval CI 1,282-2,406. Hal ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor risiko terjadinya anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Tuhemberua tahun 2011. Artinya, ibu hamil dengan paritas ≥4 berisiko
mengalami anemia 1,8 kali lebih besar dibandingakan ibu hamil dengan paritas 4. Jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam
keluarga.
6
Selain itu makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemia.
12
6.2.7. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil
Gambar 6.8. Diagram Bar Proporsi Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil Berdasarkan Jarak Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tuhemberua Kabupaten Nias Utara Tahun 2011
Dari gambar 6.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi anemia tertinggi pada ibu hamil dengan jarak kehamilan yang 2 tahun yaitu 60,3. Hasil analisis statistik
dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua tahun 2011 dengan p=0,013 p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sejalan dengan penelitian Amiruddin di wilayah kerja Puskesmas Bantimurung Kabupaten Maros tahun 2004 dengan menggunakan desain penelitian
kasus kontrol yang menyimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara jarak kehamilan dengan anemia pada ibu hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil dengan
jarak kehamilan 2 tahun 66,1.
45
Penelitian Hendro 2005 di Puskesmas Medan Johor dengan desain penelitian cross sectional juga menunjukkan adanya hubungan antara jarak kehamilan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Proporsi anemia pada ibu hamil dengan jarak kehamilan 2 tahun 56,8.
17
Ratio Prevalence RP anemia gizi pada jarak kehamilan 2 tahun dan ≥2
tahun adalah 1,715 dengan Confidence Interval CI 1,066-2,761. Hal ini menunjukkan bahwa jarak kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya anemia gizi
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua tahun 2011. Artinya, ibu hamil dengan jarak kehamilan 2 tahun berisiko mengalami anemia 1,7 kali lebih
besar dibandingakan ibu hamil dengan jarak kehamilan ≥2 tahun.
Banyak wanita yang tidak sempat memulihkan tenaganya antara jarak kehamilan. Hal ini membuat wanita lebih sering mengalami tingkat kesehatan yang
buruk, komplikasi kehamilan dan persalinan.
40
Berbagai penelitian membuktikan
bahwa status gizi ibu belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan sebelumnya sehingga belum siap untuk kehamilan berikutnya.
8
Universitas Sumatera Utara
6.2.8. Hubungan Pelayanan Antenatal dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil